1825 DAYS [SEQUEL]

18. Ibadah

Ayam sudah berkokok, itu bertanda bahwa pagi akan segera datang. Alarm milik Shani pun sudah berbunyi, mengganggu masuk ke telinga Shani dan Gracia.

"Nggghhh" Lenguh Gracia.

"Jangan bangun, Ge. Masih jam 5, itu alarm aku yang bunyi. Maaf ya, Sayang"

Gracia mengangguk, namun matanya masih tertutup rapat.

"Tangan aku kesemutan, Sayang. Kamu pindah ke bantal ya. Sini tarik bantalnya"

"Ge, maaf. Aku mau shalat subuh dulu"

"Yaudah, nanti kalau udah jam 7 bangunin aku ya. Aku masih ngantuk"

"Iya, Ge"

Seperti biasa, Shani terbangun untuk melaksanakan kewajibannya. Sedangkan Gracia masih memejamkan matanya dengan tangan yang masih kesemutan karena tangan nya sebagai bantal kepala kekasihnya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, setelah Shani melaksanakan kewajiban nya, ia berjalan menuju dapur.

"Bikin sarapan apa ya? Masa setiap Gracia kesini dimasakin nasi goreng terus"

"Telpon Mama. Minta resep sama Mama"

Shani mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Sandra. Ia yakin kalau jam segini pasti Mama nya sudah bangun.

Mama
...Ringing...

"Halo, Ma"

"Ada apa, Shani? Tumben pagi-pagi buta nelpon Mama?"

"Shani ganggu Mama nggak?"

"Nggak, Sayang. Kebetulan Mama abis shalat subuh juga. Kenapa, Sayang?"

"Mau minta resep masakan sama Mama. Disini ada Gracia, Ma. Dia kesini dari kemarin. Nah, Shani mau buat sarapan buat dia. Kira-kira buat apa ya, Ma?"

"Lho ada Gracia?! Di Apartemen kamu ada bahan apa aja, Shani?"

"Shani belum belanja sih, Ma. Disini cuma ada beras, roti, telur, beef sama beberapa bumbu dan sayuran"

"Yaudah kamu bikin roti panggang aja. Pakai telur sama beef aja itu" Ujar Sandra.

"Yaudah deh. Kirimin Shani resepnya, Ma. Di chat aja biar Shani nggak berisik. Takut Gracia ke bangun nanti"

"Iya, Mama kirim resepnya"

"Oke makasih, Ma"

Tut!

Shani membuka iMess dari Sandra setelah Sandra mengirimkan resep masakan roti panggang untuk sarapan pagi ini.