Hari minggu sudah tiba. Hanya di hari ini saja sebenarnya Gracia bisa berleha-leha kalau kemarin ia tidak masuk ke rumah sakit. Jam menunjukkal pukul 9 pagi dan Gracia belum juga membuka matanya. Faktanya, tubuh Gracia masih lumayan sakit akibat berkelahi dengan musuhnya Adela. Luka disudut bibirnya pun masih terlihat membekas. Harapan nya sekarang adalah, semoga ada keajaiban Tuhan yang datang tiba-tiba, lalu menghilangkan bekas perkelahian.
Ponsel Gracia berbunyi. Dan itu alarm. Mungkin sudah 8x alarm Gracia berbunyi. Namun, mata Gracia masih enggan terbuka. Pintu kamar Gracia pun sudah berkali-kali diketuk oleh Zee, namun tidak ada respon dari sang pemilik kamar.
Shani? Author tidak tahu.
"WOI CIGREE BANGUN UDAH SIANGG!!"
Lagi, itu suara Zee dari luar kamar Gracia. Kali ini entah kenapa memang pintu Gracia dikunci, padahal biasanya tidak pernah dikunci. Zee terus mengetuk pintu itu. Terganggu? Iya, tapi Gracia masih setia menutup matanya. Bahkan sekarang ia menutup telinganya dengan bantal dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Astagfirullahaladzim. Ini sebenernya emang beneran belum bangun atau emang sengaja nggak nyaut sih? Ci? Bangun!"
Ting.
Notifikasi handphone Zee berbunyi. Terlihat kontak Shani yang terpampang.
KAMU SEDANG MEMBACA
1825 DAYS [SEQUEL]
Fanfiction📍 𝓝𝓸𝓽𝓮𝓭 : 𝓢𝓮𝓺𝓾𝓮𝓵 𝓸𝓯 𝓖𝓵𝓲𝓶𝓹𝓼𝓮 𝓞𝓯 𝓤𝓼 📍 ꜰɪᴄᴛɪᴏɴ ʙʏ ʙɪʀᴜᴀᴅᴅɪᴄᴛᴇᴅ Shania Gracia Harlan adalah salah satu mahasiswa kampus terkenal yang berada di Ibukota Jakarta, yaitu Universitas Argapura. Gracia memilih dirinya untuk masuk ke...