20. Terbukanya Pikiran

1.2K 120 7
                                    

Shani membuka matanya perlahan setelah mendengar alarm ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shani membuka matanya perlahan setelah mendengar alarm ponselnya. Ya, dia memang sengaja menyalakan alarm nya di pukul 13.30 untuk membangunkan Gracia.

Ia tidak langsung terbangun. Dirinya masih mengumpulkan nyawanya dengan posisi yang masih memeluk Gracia. Shani mendongak ke atas, mendapat Gracia yang masih tertutup matanya.

Gadis berhidung roman ini membuat Shani tersenyum seketika. Shani suka sekali dengan hidung Gracia yang mancung itu. Tangan nya yang semula memeluk Gracia, kini beralih ke hidung Gracia.

Memainkan hidung Gracia adalah hal yang Shani sukai. Hitung-hitung cara membangunkan Gracia secara tidak langsung.

Sesekali Shani tertawa pelan setiap Gracia terusik karena hidungnya ditekan-tekan oleh Shani. Sepertinya Gracia enggan untuk membuka matanya.

"Ge, bangun yuk!"

Tidak ada balasan.

"Shania, bangun!"

"Jangan panggil aku Shania, Shani" Jawab Gracia dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Ih serem masa matanya ketutup tapi bisa jawab omongan aku" Shani masih memainkan hidung milik Gracia.

Gracia memegangi tangan Shani agar ia berhenti memainkan hidungnya.

"Aku kasih kamu waktu 5 menit lagi deh"

Gracia mengangguk. Ia tempelkan tangan Shani yang ia genggam di bibirnya. Membiarkan hidung nya itu menghirup aroma tangan kekasihnya.

Selimut masih sempurna menutupi setengah badan mereka. Kaki Gracia yang ternyata sudah masuk ke sela-sela kaki Shani, membuat Gracia enggan terbangun.

Cup!

Gracia mencium tangan Shani sebelum matanya terbuka.

Shani tersenyum. Ia tersenyum bukan karena tangan nya habis dicium, namun karena Gracia bangun dengan sendirinya.

"Kamu sampe kapan meluk aku, Shan?"

"Sampe kamu nyuruh aku lepas"

"Yaudah berarti aku nggak bakal suruh lepas deh" Jawab Gracia.

"Hih mau nya kamu itu mah" Shani melonggarkan pelukannya.

"Ini jam berapa, Sayang?" Tanya Gracia.

"Setengah dua" Jawab Shani.

"Handphone aku mana ya? Jinan sama Feni udah pulang dari Braga belum ya"

"Itu diatas meja" Jawab Shani.

Gracia bangun dari tidurnya. Ia meraih ponselnya dan menyenderkan tubuhnya di headboard tempat tidur Shani.

Ia mencari kontak Feni untuk ia hubungi.

"Halo, Gre. Kenapa?"

"Lo sama Jinan udah dimana? Masih di Braga atau udah di hotel?"

"Udah nggak di Braga sih, Gre. Gue lagi di tempat oleh-oleh. Gue anak yang baik, orang tua gue butuh oleh-oleh dari Bandung nih. Terus Jinan ikutan"

1825 DAYS [SEQUEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang