11. Diaduk Vs Ga Diaduk

1K 85 1
                                    

Vote Juseyeo🙏🏻❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote Juseyeo🙏🏻❤️


Karena insiden nasi goreng Kara yang keasinan itu, membuat mereka tidak jadi sarapan. Ya, salahnya Raka sih sudah dibilang dia tidak bisa masak tapi malah maksa menyuruhnya.

Karena ini masih pagi untuk datang ke sekolah, Raka menyempatkan diri untuk sarapan bubur ayam di abang-abang yang lewat depan rumah-nya.

"kerupuknya di campurin atau di pisah,den?" tanya penjual bubur itu.

"pisahin aja bang"

"woyyy gue juga mau" teriak Kara keluar rumahnya menghampiri Raka yang sedang menunggu pesanannya. Hanya tinggal ditaburin kerupuk sih.

"ambil mangkoknya sendiri" ujar Raka.

"mangkok abangnya aja"

"ambil sendiri, abangnya pasti mau keliling jualan lagi"

Halus banget ucapannya, Kara tebak pasti si Raka sedang jaga image nya.

Tanpa kata lagi Kara mengambil mangkok sendiri dan datang dengan cepat karena tadi dia berlari.

"campur neng?"

"iya bang, banyakin kerupuknya" tawar Kara.

Raka yang sudah selesai dengan pesannannya menyimpan dahulu buburnya di meja yang tersedia di teras, lalu kembali ke tukang penjual bubur itu untuk membayar.

"kecapnya juga agak banyakan bang"

"siap, neng" ujar si abang penjual "kalian ini penganten baru ya?" tanyanya tiba-tiba membuat Kara dan Raka saling tatap.

"em, iya bang" itu Raka yang jawab.

"pantesan saya itu baru liat kalian, ternyata penganten baru toh"

Kara menginjak kaki suaminya, bisa-bisanya dia jawab iya. Tapi memang iya kan?

"ini neng buburnya"

"jadi berapa bang?"

"semuanya jadi dua puluh ribu,den"

Raka mengeluarkan dompet dari saku celananya. Gadis itu kepo dengan isi dompet suaminya, jadi dia sedikit mengintip. Tapi Raka menyenggol Kara agar tidak mengintip. Abang tukang jualan nya hanya terkikik melihat kelakuan penganten baru itu.

"ini,bang. Makasih ya" Raka menyodorkan uang dua puluh ribu pas kepada sang penjual itu.

"sama-sama, den"

"mari, bang" pamit Raka, dia berjalan masuk ke pekarangan rumahnya, menghampiri Kara yang juga sudah duduk di kursi teras, mungkin dia ingin mencoba makan di luar. Raka pun memutuskan untuk ikut duduk di kursi yang ada di sampingnya.

Sembari menikmati udara di pagi hari yang masih segar, mereka mulai menyantap makann nya masing-masing dengan keheningan.

"lo tim bubur yang ga diaduk ya?" tanya Kara saat dirinya melihat Raka memakan bubur dengan aestetik. Maksudnya tidak seperti dirinya yang bentukan buburnya sudah tidak beraturan alias tim bubur diaduk.

K A R A (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang