18. Pengalihan Isu

890 86 0
                                    

Vote sama follow akun-nya juga ya, Terimakasih❤️🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sama follow akun-nya juga ya, Terimakasih❤️🙏🏻


Raka terduduk diam di balkon kamarnya. Merenung seperti sedang memikirkan seuatu.

Ya benar.

Dia sedang merenungkan tentang ucapan Kara tadi. Bukan tentang dia mengumpatinya, tapi saat gadis itu bertengkar dengan ibunya.

Bukan maksud dia ingin menguping tentang masalah pribadi mereka, namun tadi Raka tak sengaja mendengarnya. Niatnya saat selesai berganti pakaian, dia ingin menyuruh Bi Suri untuk membuatkan Mamihnya itu minuman, atau menanyakan jika ada yang ingin dia makan, Raka akan membelikannya.

Flashback

"sekarang Kara jawab?! Kara Cuma mau kebebasan Mih, Kara ga mau dikekang! Kara hanya mau ngelakuin apapun yang Kara mau. Kara ga mau kalian terus-terusan ngekang Kara! Kara bukan Clara yang Cuma nurut apapun perintah dari kalian. Otak Kara ga sebanding sama otak milik Clara Mih, tolong jangan banding-bandingin aku Mih, Mamih ga akan ngerti!!"

"Iya. Kara suka bulliin murid yang lain, suka bolos, suka balapan liar, Kara suka Clubbing mabok mabokan segala macem, iya Kara ngaku! Itu Kara lakuin sebagai pengalihan dari sikap kalian yang ngekang Kara! Kara gak suka dibanding-bandingkn. Semakin kalian ngekang Kara, semakin juga aku lakuin larangan yang ga kalian bolehin"

"cukup sudah Kara menuruti perintah kalian buat nikah muda. Mamih bisa bayangin ga sih, anak seumuran Kara itu lagi merasakan happy happy nya menikmati masa sekolah, sedangkan Kara? kalian renggut masa muda Kara. Ouh, mungkin mamih kiranya Kara seneng nikah sama Raka?, seneng tinggal di sini? Nggak Mih, nggak. Kara ga betah tinggal di sini! Kalian sama saja, sama sama ga ngebolehin apa yang aku Mau. Cukup sampe Kara patuhin merintah kalian buat ngegantiin Clara yang kabur di pernikahan nya. Mulai detik ini, jangan kalian menaruh harapan sama Kara. ican't give you any hope. The hope you want is in Clara, not Me!."

Raka memegang gagang pintu kamarnya, menutupnya pelan. Mendengar namanya ikut disebut-sebut dia jadi tertarik untuk mendengarkannya. Dia bersembunyi di balik tembok lorong yang menghubungkannya ke tangga bawah.

Melihat Kara yang berlari naik tangga dengan terburu-buru, barulah dia keluar dari persembunyiannya.

Niat ingin membantunya yang terjatuh, gadis itu malah mengacungkan jari tengahnya sambil mengumpat. Raka sedikit tersentak saat suara pintu yang di tutup keras.

Memilih berjalan menghampiri ibu mertuanya yang ikut menangis di tempat duduknya. Saat mengetahui menantunya datang dia mengusap air matanya sambil berkata.

"Raka, maafin sikap Kara ya" Hanya itulah yang ibu mertuanya ucapkan, saat dirinya sampai dihadapannya.

Selepas itu, Mamihnya pamit untuk pulang. Raka sempat menawarkan diri untuk mengantarkannya. Namun Mamih menolaknya, karena dia memang bawa mobil sendiri.

K A R A (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang