43. Alasan

792 83 8
                                    

Jangan Lupa Vote dan Komentarnya🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan Lupa Vote dan Komentarnya🙏🏻









Pagi telah tiba, hari senin hari paling malas untuk sebagian orang termasuk Kara. Remaja yang pemalas seperti Kara tentu saja enggan untuk terbangun dari tempat tidurnya jika tidak dipaksa.

"Cepat bangun!"

"5 menit"

Setelah semalam tiba-tiba Kara menempel pada Raka sampai mengajak tidur bersama membuat dirinya sendiri harus siap dibangunkan sepagi ini untuk berangkat ke sekolah.

Semalam hanya tidur bareng. Tidur bareng, hanya itu, tidak lebih. Apalagi menuruti ajakan Kara untuk membuat anak tidak Raka lakukan. Raka juga memilih untuk tidur di sofa yang tersedia di kamarnya itu saat Kara sudah tertidur lelap.

Bukan Raka yang takut khilaf, melainkan takut gadis itu melakukan macam-macam saat tidur. Raka sangat was-was soalnya ini bukan waktu yang tepat menuruti permintaannya. Selain mereka yang masih sekolah, tapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi kehidupan pernikahannya dimasa yang akan datang nanti.

"Cepat bangun, sholat subuh!"

"Gue libur"

Kara kembali mengeratkan tangannya pada selimut enggan untuk bangkit. Namun Raka tetap lah Raka.

"Jangan bohong, cepet bangun!" Raka menarik selimutnya lagi.

"Anj*ng bangs*t Raka!!" Kara bangun dengan rambut yang acak-acakan.

"Heh!!"

'pletak' suaminya menoyor dahi istrinya yang pagi-pagi malah sudah berkata kasar saja.

"Bangun jangan banyak alasan! Mandi ambil air wudhu buat sholat"

"Iya iya bawel!"

Kara beneran beranjak dari kasur berjalan ke arah kamar mandi.

"Bukan mandi disana" cegahnya.

"Lah?"

"Mandi di kamar sendiri" Raka mendorong tubuh Kara ke arah pintu kamar nya dengan pelan.

"Katanya suruh mandi ribet banget sih Lo, pelit. Kuburan Lo otw sempit!"

Selesai pengumpat Kara beneran masuk ke kamarnya. Raka hanya geleng-geleng seperti biasa. Heran, kenapa wanita baru bangun tidur sudah bisa mengumpat, tapi apa hanya wanitanya saja?

Bukan tanpa alasan Raka menyuruh Kara untuk mandi di kamarnya sendiri. Pasalnya, di kamarnya tidak ada baju ganti atau pun handuk milik kara. Bisa bisa dia keluar dengan telanjang. Kara bisa saja kan senekat itu.

***

Seperti hari-hari sebelumnya, saat Kara tidak ada mobil, saat berangkat sekolah mereka akan pergi bersama. Sebenarnya Kara malas berangkat bareng, tapi hari ini dia lebih malas untuk menyetir mobil sendiri. Jadi terpaksa dia nebeng ke mobil suaminya.

K A R A (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang