34. Raka Marah

1.1K 129 12
                                    

Sesudah atau sebelum baca, jangan lupa tap tap Vote nya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesudah atau sebelum baca, jangan lupa tap tap Vote nya ya. Terimakasih 🙏🏻❤️





















"Lo. Buat gue khawatir, Kara!"

Dengan suara yang memberat,dan nafas yang terus berhembus, Raka mengatakan itu pada gadis yang sukses membuatnya khawatir. Namun, sekarang sudah berada di dekapannya itu.

Kara yang terkejut tentu saja hanya diam. Tangannya juga tidak membalas dekapan Raka.

"Udah, Rak. Gue pengap ini!" tidak mendorongnya, tapi menepuk nepok punggung Raka.

Raka melepaskan dekapannya, lalu bersikap kikuk. Karena perbuatannya tadi hanya reflek. Sumpah.

Tidak saling bicara lagi, lantas Raka pun menjalankan mobilnya. Dia baru sadar, ternyata dari tadi masih ada disana.

"Mobil lo gimana, Rak?" tanya Kara.

"Nanti ada yang ngambil,"

"Oh,"

"Udah makan?" Raka tebak, cewek itu pasti belum makan.

"Belum sih,"

Nah kan?

Raka melihat jam di tangan kanannya. Sudah pukul 22.00 lebih, pasti tempat makan seperti Restoran sudah pada tutup.

Tiba-tiba Kara menunjuk sesuatu di depannya, "Itu itu, ada tukang sate." Tunjuknya.

Diperempatan jalan, Kara melihat tukang jualan sate dalam gerobak pinggir jalan yang masih buka. Entah memang jualannya jam segini.

"Mau?"

Kara mengangguk antusias, dan Raka pun menepikan mobil milik Bara di pinggir jalan. Entah kenapa yang tadinya Kara ngantuk dan pusing efek dari alkoholnya itu hilang dengan cepat.

Saat Kara bersiap untuk membuka kan pintu di sampingnya, dengan cepat Raka menahan lengan Kara.

"Kenapa?"

"Tunggu disini!" perintahnya.

"Loh? Kan gue laper, mau makan!"

"Gue pesenin"

"Terus makannya dimana? Mau dibawa ke rumah? Gue kan lapernya sekarang"

"Tunggu disini!"

Raka keluar dari mobilnya seorang diri, meninggalkan Kara sendirian di dalam mobil.

"Dia yang ngajak makan, malah gue nya yang ditinggalin!" gerutunya.

Bukan maksud apa apa, ternyata di tempat jualannya itu terdapat banyak pemuda yang makan dan juga ada yang sekedar nongkrong saja. Soalnya tukang jualannya juga masih muda.

Tahu kan Kara sekarang hanya memakai baju tipis? Raka tidak mau banyak pasang mata yang nantinya akan mengarah pada istrinya itu. Jadi Raka memutuskan untuk memesankannya, lalu di makan di mobil saja.

K A R A (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang