Chapter 07 - Black Wolf Howl

688 109 26
                                    

Nuraga melompat dari balkon kamar Kyra, sayang pendaratannya tidak terlalu sempurna karena ia sedang terluka.

Nuraga terkesiap saat beberapa polisi yang berjaga di sekitar rumah duka menyadari kehadirannya.

"Sial!" umpat Nuraga.

Ia berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran para polisi itu.
Nuraga mengambil ancang-ancang untuk melompati pagar di belakang rumah Komjen Fery setinggi tiga meter. Nuraga mampu menjangkau puncak pagar, tetapi lagi-lagi ia tidak dapat mendarat dengan sempurna.

Ia kembali terjatuh ke tanah. Nuraga mengerang tertahan, tetapi tak lama pemuda itu kembali bangkit dan berlari meninggalkan rumah Komjen Fery.

Gavin yang melihat keributan itu segera berlari ke sumber keributan. Ia sempat melihat Nuraga yang terjatuh dan bangkit untuk berlari. 

Gavin membulatkan matanya seraya menahan napas sejenak saat salah seorang polisi menembakkan senjata apinya ke udara sebagai tembakan peringatan. Namun, Nuraga tetap berlari  kencang.

Melihat hal itu cepat-cepat Gavin berlari menuju mobilnya, tetapi sialnya ia justru  bertemu dengan AKP Keenan yang berdiri tepat di hadapannya.

"Bripda Gavin, sedang apa ada di sini?" tanya Keenan tegas.

Gavin menatap Keenan dengan mata membulat. Ia kesulitan menelan salivanya sendiri, keringat dingin pun mulai bercucuran, dan tiba-tiba perutnya terasa mual.

"Izin, Ndan ... saya ... saya diminta Ipda Ishna untuk datang kesini, Ndan. "  Maaf, Ipda Ishna saya terpaksa membawa-bawa namamu, batin Gavin.

Keenan mengernyit heran. Ia menatap Gavin dengan saksama. Ia juga melihat kartu tanda pengenal yang menggantung di leher Gavin.

"Oya?" tanya Keenan. Tatapannya tidak lepas dari Gavin. Pria itu seolah-olah ingin memindai kebenaran dari anak buahnya itu.

"Ya sudah. Saya belum melihat Ipda Ishna, jadi lebih baik kamu temui Nona Kyra. Saya awalnya meminta Ipda Ishna untuk mengawal Nona Kyra, tetapi karena dia belum datang, saya berikan tugas itu pada kamu," ucap Keenan tegas.

Gavin membulatkan matanya. "Izin, Ndan, sekarang ini, Ndan?" tanyanya seperti orang bodoh.

Keenan menatap tajam seraya menahan napasnya. "Kamu ingin saya mengulangi perintah sebanyak dua kali?" tanya Keenan mulai kesal.

Gavin sedikit gelagapan, tetapi tak lama ia menyahut siap, dan segera berlari masuk mencari keberadaan orang bernama Kyra.

Keenan menatap punggung Gavin, tetapi tak lama ia segera mengambil ponsel pintarnya dan menghubungi seseorang.

"Black ada di rumah Komjen Fery. Sepertinya dia berusaha menemui Kyra. Cari lokasi Black. Sepertinya dia belum jauh, jika dapat, segera tangkap. Saya ingin dia dalam keadaan hidup!" ucap Keenan tegas. Ia mengembuskan napas kasar sebelum kembali memerintahkan anak buahnya untuk memperketat penjagaan.

"Sepertinya buronan pembunuhan dari Komjen Fery terlihat di lokasi rumah duka dan berusaha memberikan intervensi pada putri bungsu Komjen Fery. Orang tersebut sempat tertangkap kamera cctv di rumah kediaman Komjen Fery dan orang tersebut sama seperti terduga pelaku percobaan penembakan presiden. Proses pemakaman dan penghormatan terakhir terhadap Komjen Fery dilangsungkan dalam pengawalan ketat kepolisian," ucap Jenderal Indra selaku kepala polisi saat memberikan keterangannya kepada awak media.

***
Nuraga terus berlari sembari menekan luka diperutnya yang semakin banyak mengeluarkan darah segar. Nuraga menyusuri jalanan kecil di sekitar kampung dekat dengan lokasi rumah elit tempat tinggal Komjen Fery.

GALVASKA √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang