Chapter 18 - Out Of Nest

648 111 57
                                    

"Sudah menemukan siapa peretas itu? Kalau sudah segera redam, ganti system keamanan cyber kita dan tangkap dia!" ucap Jenderal Indra geram. Ia terus saja mengetuk-ngetukkan tiga jarinya ke atas meja kerjanya bergantian. Wajahnya tampak khawatir, terlebih saat ia melihat dengan jelas foto dirinya berada di dalam sebuah pesawat jet pribadi sedang berbincang dengan Dwi Tjokro.

"Tim cyber kita sedang berusaha melacak orang ini, Pak," jawab Irjen Adam.

"Apa yang dia sebarkan itu bisa merusak citra saya, Pak Adam! Saya, kan, sudah sampaikan, saya ingin main aman saja di sini. Periksa semua anak buah yang kemarin ikut dalam penjemputan Dwi Tjokro. Saya ingin tahu dari mana hacker itu dapat menemukan foto kita di dalam pesawat jet pribadi itu," lanjut Jenderal Indra menahan geram. Bagaimana tidak, saat ini institusi yang dipimpinnya sedang dalam pemantauan masyarakat.

"Izin, Jenderal, ada hal mendesak lain yang ingin saya sampaikan," ucap Keenan saat masuk ke ruang kerja Jenderal Indra.

Kedua perwira tinggi polisi itu menoleh dan meminta Keenan untuk segera masuk dan duduk di bangku tepat di depan meja kerja Jenderal Indra.

"Ada masalah apa lagi? Bagaimana tanggapan masyarakat tentang kita?" tanya Jenderal Indra dengan wajah khawatir.

Keenan mengembuskan napas panjang. Ia menunduk sejenak dan menunjukkan hasil survei tingkat kepercayaan masyarakat yang ia dapatkan dari lembaga survei terpercaya. "Mengalami penurunan delapan persen, Jederal. Kita menduduki prosentase tujuh puluh delapan persen saat ini, Jenderal," jawab Keenan tegas.

Jenderal Indra membuang napas kasar. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. "Kemarin masih pada angka delapan puluh persen ke atas, sekarang dengan cepat menurun menjadi tujuh puluhan?" ucap Jenderal Indra tidak percaya. Ia mengernyit saat tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menunjukkan sebuah notifikasi pesan. Rupanya, tidak hanya ponselnya saja yang berbunyi, tetapi ponsel milik Irjen Adam dan Keenan pun ikut berbunyi, nyaris bersamaan.

"Ada apa, Jenderal?" tanya Irjen Adam saat melihat raut wajah Jenderal Indra mulai berubah.

Jenderal Indra meletakkan ponsel pintarnya setelah ia selesai membuka notifikasi pesan tersebut.

"Sepertinya saya diteror oleh seseorang," ucap Jenderal Indra pelan.

Irjen Adam dan Keenan membulatkan manik matanya. Mereka berdua saling menatap dan mengambil ponsel masing-masing dan melihat notifikasi pesan yang juga masuk ke pemberitahuan pesan.

"Gambar serigala hitam," celetuk Keenan.

"Kamu dapat pesan juga, AKP Keenan?" tanya Jenderal Indra tidak percaya.

Keenan mengangguk seraya menunjukkan ponsel pintarnya. Orang yang mengirimkan pesan misterius tersebut hanya menggunakan gambar serigala berwarna hitam yang sedang mengaum. Selebihnya, tidak ada informasi apa pun tentang nomor tersebut. Tidak ada nomor ponsel dan tidak ada informasi nama.

"Minta tim cyber lacak siapa orang ini," ucap Irjen Adam pada salah seorang anggota itm cyber yang ia minta membantu.

Keenan diam sejenak, seraya menatap kembali pesan yang masuk dalam pemberitahuan pesan miliknya.

Serigala Hitam : Lihat chanel OneNews. Anda akan mendapatkan hal menarik.

Keenan berdiri dari tempat duduknya setelah meminta izin kepada Jenderal Indra untuk menghidupkan siaran berita pada televise yang ada di dalam ruangan tersebut.

Awalnya, berita berlangsung seperti biasa saja, reporter menyampaikan fakta-fakta berkaitan dengan kinerja polisi terlebih profil Jenderal Indra dan Irjen Adam. Reporter tersebut juga menyampaikan mengenai sepak terjang dan dedikasi dari kedua perwira tinggi polisi tersebut. Namun, siaran televise berubah saat reporter tersebut mulai menayangkan video mengenai profil kedua orang perwira tinggi tersebut.

GALVASKA √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang