Chapter 14 - Make a Deal

656 117 31
                                    

Nuraga kini berdiri di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar. Tidak ada kamera pengawas di dalam tempat kecil itu. Beberapa menit yang lalu AKP Keenan atas perintah dari Jenderal Indra menyerahkan Nuraga pada pihak Denpom sesuai dengan prosedur dan kewenangan peradilan yang mengikat Nuraga sebagai salah seorang anggota tentara angakatan laut.

"Lettu Nuraga."

Nuraga berdiri seketika saat melihat Laksamana TNI Dharmawan Wicaksana masuk ke ruangan untuk menemui Nuraga secara pribadi. Nuraga memberikan hormatnya pada atasan tertingginya di Angkatan Laut. Ikatan tangannya sudah dilepaskan saat ia masuk ke ruangan tersebut. Namun, luka-luka di wajah Nuraga tidak dapat tertutupi dengan baik. Lebam dan bercak darah masih tampak jelas di wajah tampannya.

"Mereka menghajarmu?" tanya Laksamana Dharmawan. Nuraga kembali menegakkan posisi berdirinya dengan pandangan lurus ke depan.

Laksamana Dharmawan mengembuskan napas panjang seraya menatap Nuraga dengan saksama. "Saya segera meminta kamu dari Jenderal Indra sejujurnya atas permintaan Brigjen Airlangga melalui istrinya, Kapten Kirana selain memang kewenangan mengadili itu ada pada pihak kita. Sejak kasus ini bergulir, jujur saya merasa marah, karena mengetahui kamu adalah salah seorang anggota pasukan elit aspek laut yang sangat terlatih. Saya juga tahu kinerjamu, Lettu Nuraga. Selain itu, saya juga tahu persis dari mana kamu berasal. Ayahmu seorang perwira tinggi kepolisian, kakekmu Kolonel Samudera adalah pelatih saya dulu saat saya melakukan latihan gabungan bersama teman-teman dari pasukan elit tiga matra TNI, saya juga tidak melupakan Jenderal Gading, beliau merupakan legenda intelejen kita. Sekarang, katakan yang sebenarnya dan yang sejujur-jujurnya di hadapan saya!" ucap Laksamana TNI Dharmawan tegas.

Nuraga menatap kedua mata atasannya itu, lalu memberikan kode pada Laksamana Dharmawan jika di dalam tubuhnya telah terpasang alat penyadap. Laksamana Dharmawan yang mengetahui kode dari Nuraga tersebut mengernyitkan dahinya, ia segera memberikan perintah pada anak buahnya yang berjaga di luar ruangan tersebut untuk memeriksa tubuh Nuraga. Dan benar saja, di dalam jaket yang ia kenakan, terdapat sebuah alat hitam kecil yang telah aktif merekam pembicaraan mereka.

Laksamana Dharmawan membulatkan matanya. Ia segera meminta anak buahnya untuk meletakkan alat tersebut ke dalam sebuah tempat dan menutupnya rapat-rapat, lalu meletakkannya di samping ruangan yang kosong.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Laksamana Dharmawan dengan alis bertaut.

"Izin, Jenderal, jujur saya telah di jebak. " Nuraga menceritakan semua hal yang ia ketahui dari awal kepada Laksamana Dharmawan. Nuraga berusaha menjelaskan semuanya sedetail dan sejujur mungkin kepada atasannya tersebut.

"Kamu mengetahui di mana bukti tersebut, Lettu Nuraga?"

Nuraga mengangguk tegas. "Komjen Fery mengatakan jika bukti tersebut dikirimkan kepada putri bungsu Komjen Fery yang sekarang tengah disandera oleh pihak AKP Keenan. Mereka tidak mengetahui di mana bukti itu di simpan. Saya rasa, putri bungsu Komjen Fery juga belum mengatakan hal tersebut kepada pihak AKP Keenan. Saya mohon izin pada Jenderal untuk memberikan saya waktu membuktikan semua ucapan saya ini, saya akan berusaha menemukan bukti-bukti itu dan membuktikan jika saya tidak bersalah. Saya ingin membersihkan nama baik saya, keluarga saya, dan terpenting nama baik angaktan laut," ucap Nuraga tegas.

Laksamana Dharmawan mengembuskan napas panjang seraya menatap tajam ke arah Nuraga.

"Apa yang bisa saya lakukan untuk membantumu, Lettu Nuraga?"

Nuraga menahan napasnya sejenak, ia tampak terkejut dengan ucapan Laksamana Dharmawan barusan.

"Mohon izin, Jenderal memberikan perlindungan kepada keluarga saya. Saya tidak tahu mereka berada di mana, yang jelas Jenderal Indra sudah mengatakan jika mereka berada di bawah pengawasan Jenderal Indra. Saya tidak yakin keluarga saya aman, Jenderal," ucap Nuraga dengan suara berat.

GALVASKA √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang