Chapter 37 - See You Again

692 108 22
                                    

Enam Bulan Kemudian ....

"Berhenti mengirimkan barang-barang tidak berguna!" raung Ishna saat ia kembali mendapatkan bingkisan berupa satu kotak cokelat Cadbury lengkap dengan susu ultra fullcream. Ia menatap Gavin yang berdiri tegap di hadapannya.

Sudah sejak tiga bulan yang lalu Ishna telah dinyatakan pulih dan dapat kembali bertugas. Ia juga tidak lagi mengenakan krug, hanya saja dia tidak dapat berlari kencang dan pinggangnya akan mudah terasa nyeri jika lelah atau terlalu lama berdiri.

Sejak kepergian Nuraga untuk bertugas di Kongo enam bulan yang lalu, Gavin selalu mengirimkan paket-paket berupa makanan, bunga, cokelat, bahkan jaket, dan pakaian untuk Ishna. Katanya semua itu adalah pemberian Nuraga.

"Maaf, Mbak, saya hanya diminta mengantarkan itu," ucap Gavin lirih seraya menunduk. Ia takut-takut menatap Ishna. Sejak Nuraga pergi, Gavin selalu mengirimkan semua barang pada Ishna sesuai dengan permintaan Nuraga. Namun, Ishna selalu mengirimkannya kembali pada Gavin. Alhasil, Gavin mendapat amukan keras dari Nuraga dan terancam tidak mendapatkan restu untuk mengencani Naraya.

"Tolong saya, Mbak. Kali ini diterima," Lanjutnya.

Ishna membuang napas kasar. "Berapa kali saya bilang, saya tidak bisa menerima semua pemberian dia ini!"

Tak lama, seorang kurir layanan pemesanan makanan datang membawa beberapa mangkuk ramen, sushi, dan minuman dingin. Semua makanan itu bahkan dapat membuat kenyang rekan satu timnya.

Ishna menatap sekelilingnya, lalu kembali menatap Gavin.

"Ini dia juga yang kirimkan?" tanya Ishna kesal.

Gavin tidak menjawab. Ia menggigit keras bibir bagian bawahnya dan mengangguk. Tak lama ponsel milik Gavin berdering, menampilkan nomot asing yang ia tahu pasti jika nomor itu adalah Nuraga.

"Ini, Mbak, orangnya mau bicara sendiri sama Mbak Ishna," ucap Gavin seraya memberikan ponsel itu pada Ishna.

Ishna berdiri dari tempatnya. Ia berjalan seraya menempelkan telepon itu di telinga kanannya.

"Terimalah, Ishna. Sampai kapan akan terus mengembalikan pemberian saya, " ucap Nuraga dalam sambungan telepon itu.

"Dengar, Letnan, sudah saya katakan berulang kali, saya dan Anda itu .... "

"Sudah, jangan teriak-teriak nanti cantiknya hilang. Sudah terima cokelat, susu, dan seperangkat makanan Jepangnya, kan? Lebih baik makan saja dulu, saya yakin kamu belum makan sejak tadi," ucap Nuraga dengan senyum tengilnya.

"Saya akan kembalikan semuanya dan membayar kembali uang Anda!"

"Tidak perlu repot. Saya ikhlas, kok, beliin semua buat kamu. Sebentar lagi saya pulang, siap-siap saja dengan jawabanmu," ucap Nuraga. Ia mendapatkan panggilan untuk kembali ke tanah air lebih cepat. Tugasnya telah usai, ia menjalankan tugas dengan sangat baik sehingga dapat kembali ke tanah air lebih cepat.

"Kamu sudah akan pulang?" tanya Ishna lirih dengan dahi yang berkerut.

"Iya. Kamu sudah rindu, kan?"

"Tidak!"

"Ah, jawab jujur saja. Merasa kehilangan, kan, jauh dengan saya?"

"Tidak! Jangan ngawur!"

"Kalau saya pulang, jangan lupa disambut dengan senyuman, ya. Sedikit pelukan juga boleh."

Ishna menahan napasnya. Ia sudah hendak mengumpati Nuraga tetapi ia tahan di dalam hati.

"Saya sudah bilang, jawaban saya sudah jelas. Saya tidak mau menerima kamu!"

"Itu jawaban di mulutmu. Hatimu saja berkata lain."

GALVASKA √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang