Chapter 36 - Marriage Proposal

809 115 89
                                    

Ishna membulatkan matanya. Ia segera menarik tangan Nuraga dan berjalan keluar. Ke halaman belakang rumahnya.

"Kamu apa-apaan, sih bilang begitu ke ibu?" tanya Ishna tidak terima.

Nuraga mengernyit. "Lho, memang ada yang salah? Kamu bilang ingin bertanggungjawab, kan? Nah, itu caranya. Jadi menantu untuk papa dan mama," ucap Nuraga seraya tersenyum dan menaikturunkan kedua alisnya.

Ishna mendengus, lalu melayangkan krugnya ke tubuh Nuraga membuat pemuda itu terkesiap dan refleks menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Astaga, Ishna! Apa-apaan kamu?" tegur Seno saat melihat Ishna memukul Nuraga beberapa kali.

Melihat ayah Ishna muncul, Nuraga segera berlindung di belakang tubuh pria berkumis itu.

"Tolong saya, Pak. Saya jadi korban penganiayaan Ishna, Pak," celetuk Nuraga.

"Ishna, jangan main pukul sembarangan! Dia ini tamu, lho!" ucap Seno tegas.

Dengan napas terengah-engah Ishna menatap Seno dan Nuraga bergantian.

"Dia sudah kurang ajar sama Na, Pak," jawab Ishna menahan kesal.

Nuraga membulatkan matanya. Ia meringis saat melihat Seno menatap tajam ke arahnya.

"Kamu kurang ajar sama anak saya?" tanya Seno seraya memelintir kumisnya.

"Eits, nggak, Pak. Dengarkan saya dulu, Pak... saya nggak kurang ajar, Pak. Sumpah, Pak," ucap Nuraga mencoba meyakinkan calon mertuanya. Ia mulai kesulitan menelan salivanya saat melihat kedua mata Seno menajam.

"Saya hanya ... melamar Ishna, Pak. Saya mau minta dia untuk jadi istri saya, Pak," ucap Nuraga cepat.

Seno membulatkan kedua matanya. Ia tampak terkejut. Ia menatap Ishna dan Nuraga bergantian.

"Ini pacarmu, to, Nduk? " tanya Seno.

"Bukan, Pak!" jawab Ishna.

Nuraga meringis. "Bukan pacar, Pak, tetapi calon suami," ucapnya dengan senyuman lebar.

"Mendingan kamu pergi dari sini, deh, makin lama makin ngelantur!" raung Ishna kembali melayangkan krugnya ke arah Nuraga.

"Ya, Rabb, Nduk! Sadar, to! Jangan main pukul sembarangan. Kamu ini aparat, mana boleh sembarangan menghardik orang. Tamu yang lain sudah pulang, kamu silakan duduk dulu, jelaskan duduk permasalahannya sama bapak!" ucap Seno tegas.

Nuraga mengangguk dan berjalan mengekori Seno, lalu duduk di ruang tamu mereka.

"Jadi, siapa namamu, Cah bagus?"

"Perkenalkan, nama saya Nuraga Bhuwana Nararya. Tujuan saya datang ke sini sebenarnya ingin bertemu dengan putri bapak. Karena sejak di rumah sakit saya belum sempat berbicara dengan dia. Sekaligus saya ingin menyatakan keseriusan saya untuk menjadikan putri bapak pendamping hidup saya.

"Sebelumnya, saya memohon maaf atas kelancangan saya. Seharusnya saya membawa serta kedua orang tua saya untuk melamar Ishna, tetapi saya ingin memastikan terlebih dahulu apakah Ishna mau menerima keseriusan saya ini, " ucap Nuraga tegas.

Seno tampak mengangguk. Tatapannya tertuju pada Ishna yang sejak tadi menatap tajam ke arah Nuraga.

"Mas, saya sudah sampaikan kemarin, saya dan kamu itu berbeda. Saya hanya berasal dari kalangan keluarga yang biasa saja, tidak seperti kamu! Dia ini kerabat dari Dokter Chandra, Pak," ucap Ishna memberi penjelasan.

Seno terlihat terkejut. Seluruh warga di Desa Telagasari mengenal sosok Dokter Chandra dengan baik. Chandra bertugas sebagai direktur rumah sakit pusat angakatan darat di Jogjakarta dan sengaja memilih Desa Telagasari untuk mendirikan pusat kesehatan gratis lantaran fasilitas kesehatan di daerah tersebut masih belum memadai.

GALVASKA √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang