AXELLE JEFRANNO WIRATAMA BUCKET LIST :
1. Bertemu Marshmallow Boy ✔️
2. Pergi ke Sapporo dan naik Gondola sama Ayah dan Bunda
3. Jadi Pilot dan ajak Ayah sama Bunda keliling dunia
4. Hidup bebas dan banyak uang bareng Kak Damian
5. Pergi keliling dunia bareng Om Johnny (Bolehlah ajak Kak Damian)
6. Kuliah bareng Juna, Jeremy dan Chandra
7. Belajar tinju sama Om Bima
8. Berjalan ditengah hujan tanpa payung ✔️
9. Berdamai dengan keadaan
10. Sisanya terserah TuhanAnne tersenyum simpul usai membaca catatan harian milik Jeno yang tergeletak di atas kasur. Ia menemukan benda kesayangan putranya itu ketika hendak mengganti sprei dan selimut malam itu. Dari sepuluh daftar keinginannya, Jeno telah berhasil melakukan dua diantaranya. Perasaannya lega bukan kepalang. Benar-benar menggembirakan rasanya melihat perjuangan Jeno dalam mewujudkan apa yang menjadi keinginannya. Dan ia bersyukur telah menjadi saksi untuk segala perjuangan putranya sendiri itu. Meski penuh liku dan luka. Meski penuh rasa sakit dan lara. Semua tak lantas membuat Jeno menyerah begitu saja. Anak itu justru semakin kuat ketika ujian terus menimpa tanpa jeda.
Tanpa ia sadari air mata telah menetes dari pelupuk matanya. Bukan, ia bukan bersedih untuk hal ini. Ia menangis haru. Tuhan memberinya seorang putra yang luar biasa. Yang kuat, tegar dan tangguh. Yang mampu melewati segala luka dan lara. Yang mampu melewati segala sakit dan duka. Sungguh, ia tak tahu bagaimana lagi harus mengapresiasi putranya itu. Bayi mungil yang berhasil ia lahirkan itu kini telah beranjak menjadi remaja yang luar biasa. Jeno kecilnya telah tumbuh menjadi sosok yang melebihi ekspektasinya. Ia tak tahu lagi bagaimana caranya harus mengucap syukur pada Tuhan atas anugerah yang tak pernah putus untuknya.
"Finally, I found you." suara itu refleks membuat Anne menyeka air matanya dengan segera. Ia dapati Dimas berjalan ke arahnya usai menutup pintu.
"Hey, whats going on?" pria itu bertanya ketika mendapati wajah sembab Anne.
Anne menggeleng seraya tersenyum. Lantas meletakkan buku catatan milik Jeno di nakas sebelum kembali melanjutkan kegiatannya mengganti sprei dan selimut di ranjang king size milik putranya itu.
"Are you sure?" tanya Dimas.
Anne mengangguk kemudian dihadiahi usapan di kepalanya oleh Dimas. Kemudian ia kembali tersenyum. "I love you," katanya kemudian.
"Suddenly?" tanya Dimas.
"I always do," sahut Anne dengan senyum terbaiknya.
Dimas mengerutkan dahinya bingung. Ia tahu betul, istrinya itu bukan tipikal wanita yang dengan mudah mengatakan kalimat seperti barusan. "Should I said that I love you too?" tanyanya.
"No needed. Tanpa kamu perlu mengatakannya, aku sudah tahu." sahut Anne.
Dimas menarik sudut bibirnya membentuk senyum. "Jeno nunggu kamu di meja makan," katanya kemudian.
Anne melirik jam di lengan kirinya. Waktu makan malam memang telah tiba. Ia lantas menyambar ponselnya yang ia letakkan di nakas tadi. Mengetik deret kalimat untuk ia kirimkan pada Sari. Sepertinya ia tak bisa melanjutkan kegiatannya karena Jeno telah menunggunya. Jadi, akan ia alihkan pada Sari.
"Lets go," Dimas menyambar salah satu tangan Anne untuk membawanya keluar dari sana.
"Dimas," gumam Anne ketika pria yang menggandengnya itu membuka pintu.
"Ya?"
"Ayo wujudkan salah satu keinginan Jeno," Anne berucap yakin ketika hendak menuruni anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A LITTLE PRINCE
Tiểu Thuyết Chung"Gue penasaran, kalau gue mati, gue bakal dikenang sebagai apa? Sebagai siapa? Gue merasa hidup gue gini-gini aja, nggak ada indah-indahnya. Yang ada monoton." - Jeno Wiratama, yang menyukai hujan, senja dan kesederhanaan.