-ALI-
"Kamu itu gimana, sih?! Ada cewek masuk mobil kamu nggak diusir, malah dibiarin aja!" Seru Ghina.Gue membelokkan mobil kekanan.
"Yaudah sih, biasa aja. Toh gue sama dia nggak ngapa-ngapain." Kata gue dengan cuek.
"Iya, untung abis itu gue dateng. Kalo enggak?!"
Semua cewek sama aja. Kalo marah selalu bikin kuping gue sakit. Nggak Kaia, nggak Ghina, nggak cewek aneh tadi. Sama aja.
Ha. Cewek.
Ghina mendengus sambil membuang muka kearah jendela. Gue biarin aja, ntar pasti dia balik-balik sendiri kayak biasanya.
Apa? Pacar gue?
Ini semacam pertanyaan humor ato gimana? Gue mau ketawa.
Bukan, dia bukan pacar gue. Bukan sodara gue juga. Dia cuman sebatas temen. Nggak lebih, nggak kurang.
"Aliii!" Serunya tepat di kuping gue.
"Aduh, Ghin! Apaan sih? Jangan teriak-teriak di kuping gue kek!" Seru gue sambil memegangi kuping.
"Biarin! Gue tuh lagi ngambek, kalo ceweknya ngambek ya di hibur! Jangan malah dicuekin!" Seru Ghina.
Terserah deh. Ribet kalo sama cewek.
Sudah terlalu lama sendiri.. Sudah terlalu lama aku asik sendiri..
Ringtone hape gue berbunyi dan terpampang nama Kaia di sana.
"Ha--"
"ALI!!! LO DIMANA SIH? UDAH GUE BILANG PULANG SEKOLAH JEMPUT GUE!!"
Gue langsung ngejauhin hape gue dari telinga. Bayangkan, gue aja belum sempet ngomong halo.
"Santai kek. Ini gue lagi nganterin Ghina pulang." Kata gue.
"Ghina?" Suaranya jadi kalem. "OH! Ghina yang itu? Akhirnya...."
Gue mendengus. "Tungguin bentar. Sepuluh menit lagi gue ke sana."
"Jangan ngebut-ngebut!! Gue masih bisa tungguin lo, kok!!" Teriaknya.
Dasar labil! Tadi nyuruh gue cepet, sekarang lama aja gapapa.
"Terserah lo,"
Tut.
"Siapa?" Tanya Ghina.
"Kaia." Jawab gue singkat.
"Oh," Gumam Ghina.
***
"Akhirnya, adek gue punya pacar juga.." Kata Kaia sambil menepuk-nepuk bahu gue dengan tenaga gajah."Gila lo! Sakit, tau!" Seru gue sambil menjauhkan diri dari kakak gue itu.
Duh, bisa gila gue. Tadi kena Ghina, sekarang kena Kaia. Ck.
"Ya abisnya, gue seneng banget tau gak. Lo punya pacar bagi gue kayak menang undian." Kaia mendorong pintu café langganan kami.
"Lebay," Dengus gue. "Lagian Ghina bukan pacar gue."
Kaia langsung berhenti dan balik badan menatap gue dengan tajam.
"APA?!"
Err. Udah gue duga. Seharusnya tadi gue boong aja.
"Bercanda deng." Kata gue sambil pura-pura nyengir.
Plak!
Gue salah apaan lagi?! Sekarang kena tampar!
"Gue hampir jantungan, tau!" Seru Kaia.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be With You
General Fiction"Karena jatuh cinta padamu adalah hal terindah di dalam hidupku." Hidup bersama dua orang kakak laki-laki yang overprotektif bukanlah sebuah hal yang menyenangkan bagi Prilly. Padahal cewek itu ingin sekali merasakan jatuh cinta. Semua cowok yang m...