Pengakuan

9.7K 796 30
                                    

Selamat membaca!

***
-ALI-
Gue nggak percaya dengan apa yang gue denger barusan.

Prilly.. Sayang gue?

Apa ini termasuk pernyataan cinta?

Sial, jantung gue berdegup kencang.

Li, lo lebay banget sih.

Gue menatap wajah Prilly yang kembali tenang. Gue nggak tau harus bereaksi apa.

Gue seneng? Banget. Gue nggak bisa ngungkapin pake kata-kata. Gue terlalu bahagia.

Lalu, kenapa dia pacaran sama Digo?

"Prilly.." Lirih gue. "Gue juga sayang banget sama lo."

Gue perlahan mendekat ke arahnya dan mencium dahi cewek itu. Dahinya hangat, sehangat perasaan gue waktu mendengar perkataan itu.

"Prilly Latuconsina, gue sayang lo." Gue mengatakan hal itu lagi.

Gue udah nggak ragu sama perasaan gue sendiri. Gue udah yakin seratus persen, kalo gue beneran sayang sama dia.

"Mau gimanapun juga, gue tetep bakalan ngeliat lo, meskipun lo udah jadi punyanya Digo.." Gumam gue. "Dan ini adalah persaingan antara gue dan Digo buat dapetin hati lo."

Perlahan, gue tersenyum kecil.

"Walaupun gue udah tau kalo lo bakalan milih gue, Prill."

Selesai berbicara, tiba-tiba mata Prilly membuka pelan-pelan. Ia mengerjapkan matanya dan langsung menatap gue.

"Ali..?"

Gue tersenyum. "Hai."

Gue melihat wajahnya yang langsung mengerut ketika gue menyapanya. Ia merubah posisinya menjadi duduk.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Prilly, yang langsung membuat gue terhenyak. Kenapa nada bicaranya dingin?

"Gue jengukin lo, nggak boleh?"

"Tapi kenapa cuman lo? Kalo pacar lo tau, dia bisa marah. Digo juga bisa marah kalo dia tau hal ini." Kata Prilly sambil mengalihkan pandangannya dari wajah gue.

"Pacar?" Ulang gue. "Sejak kapan seorang Aliando Syarief mau pacaran, hah?"

"Alah, ngaku lo."

Diam-diam, gue tersenyum geli. Prilly kelihatan lebih imut kalau dia sedang cemburu seperti ini.

"Yaampun, gue tuh jujur, kali. Gue nggak punya pacar, oon."

"Oh." Gumamnya.

Gue menatap wajah cantik itu selama beberapa saat. Semakin lama gue menatapnya, gue semakin yakin juga kalo pilihan gue ini yang paling tepat.

"Apaan sih liat-liat?!" Ia menyentil dahi gue.

"Lo cantik ya,"

"Apaansih!"

"Gue serius, kali."

"Nggak usah bercanda! Mendingan lo pulang sekarang, gue lagi sakit."

"Prill," Panggil gue. "Ijinkan gue buat bersaing sama Digo."

Prilly menatap gue dengan tatapan bingung. "Maksud lo?"

"Iya, gue mau saingan sama Digo buat dapetin hati lo."

"A-apa.."

"Gue serius." Kata gue. "Gue sayang sama lo, Prill."

Prilly menundukkan kepalanya.

To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang