Parah

10.8K 815 34
                                    

-PRILLY-
Aku duduk di taman sekolah sambil menunggu bel istirahat kedua berbunyi.

"Ngapain lo sendirian di sini?" Suara itu membuatku menoleh ke kanan dan melihat Ali sedang berdiri di sana sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana.

"Lagi pengen aja. Lo sendiri ngapain di sini?"

"Gue? Nyariin lo." Ali duduk di sebelahku sambil menatap wajahku.

"Nyariin gue?" Entah kenapa, aku merasa senang Ali mencariku kemari.
Cowok itu mengangguk. "Prill, ada yang mau gue omongin."

"A-apa?"

Sial. Kenapa aku jadi gugup gini ya?

"Sebenernya, dari awal gue ketemu sama lo, gue udah jatuh cinta sama lo." Kata Ali.

Apa? Dia bercanda, kan?

"Waktu lo salah masuk ke dalam mobil gue, di sana gue ngerasa kalo lo cewek yang bakalan jadi temen hidup gue," Kini, Ali meraih pergelangan tanganku dan mengajakku berdiri. Posisi kami berhadap-hadapan. Kurasa, aku akan pingsan sebentar lagi. "Lo mau jadi pacar gue?"

Aku nggak salah denger, kan? Barusan Ali minta aku jadi pacarnya?

"Gue tau kalo Kak Nayla sama Kak Ricky bakalan nikah. Tapi.. Gue nggak bisa kalo kita dipisahkan oleh status 'saudara'. Gue nggak mau."

"Tap--"

Ali meletakkan jari telunjuknya di bibirku.

"Gimana kalo kita kawin lari?"

Kawin lari? Yang bener aja!

"Lo nggak perlu jawab apa-apa, Prill." Ali mendekatkan wajahnya ke arahku. Wajahnya makin dekat.. Makin dekat.. Makin dekat.. Saat bibirnya hampir menyentuh milikku, tiba-tiba saja aku dihantam buku.

***
"Prill! Bangun! Lo udah ditungguin Kak Kevin, tuh!" Gritte mengguncang bahuku.

Aku membuka mata. "Aduh, Tte! Sakit! Gila lo ya?!"

"Lo tuh gila! Masa tidur sambil monyong-monyongin bibir?!" Gritte meletakkan kamus bahasa indonesia-inggris ke atas mejaku. Pantes aja sakit!

"Eh?! Apaan lo bilang?!"

"Iya! Oh! Gue tau, pasti lo lagi mimpiin yang aneh-aneh, kan?! Ngaku!"

Mati aku. Mimpiku tergolong aneh-aneh. Masa aku mimpi Ali mau.. Astaga, Prilly!!!

"Tuhkan!" Seru Gritte. Ia mengacak-acak rambutku. "Tobat Prill!"

"Gritte! Gue nggak mimpi aneh-aneh, tau!"

"Terus, ngapain lo tadi monyong-monyong sendiri?!"

"Mana gue tau!" Aku merapikan rambutku yang tadi diacak-acak oleh Gritte. Bener-bener deh. Rambutku jadi berantakan nihhh!

Gritte menggelengkan kepalanya dan menatapku dengan tatapan sok prihatin.

"Kasian.. Jomblo sih."

"Gak usah bawa-bawa jomblo bisa kali!" Aku langsung berlari mengejar Gritte yang sudah ngibrit duluan. "Jangan kabur lo!"

"Ampun! Ada sapi ngamuk!" Jerit Gritte, membuatku makin semangat mengejarnya.

Liat aja, kalo udah ketangkep bakalan aku acak-acak dia! Huh! Sahabat macem apaan tuh!

Ketika berbelok menuju ke koridor, aku bertabrakan dengan seseorang.

"Aduh! Kayak anak kecil aja lo lari-larian!"

ASTAGA! ITU ALI!

"Li?! S-sorry-sorry. Gue bener-bener nggak sengaja!" Kataku. Tiba-tiba saja aku mengingat mimpiku tadi. Wajahku langsung terasa panas dan otomatis aku mendorong mukanya, lalu dia kutinggal pergi.

To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang