Pada Akhirnya

12.2K 802 25
                                    

PENGUMUMAN: Karena banyak yang minta cerita ini jangan di end secepatnya, gue bikinin season 2 nya! Yay!

Ps: ini part favorit gue loh:3
***

Lagi-lagi, semua berjalan seperti yang biasanya. Meskipun Prilly harus bertahan demi Ali yang jarang menghubunginya, cewek itu tidak menyerah.

Seperti saat ini, ia rela begadang setelah mengerjakan tugas demi mendapat sebuah pesan, atau sekedar ucapan selamat malam dari Ali lewat skype.

Namun, sepertinya kali ini usahanya sia-sia. Sudah jam satu pagi dan tidak ada tanda-tanda kalau Ali akan menghubunginya.

Sabar, Prill. Dia kan udah mahasiswa tingkat akhir. Dan sekarang dia lagi ngerjain tugas akhirnya. Batin cewek iti sambil menguatkan diri.

Prilly menguap. Sekali, dua kali.

"Ali. Lo beneran sibuk, ya?" Gumam cewek itu pelan. "Sibuk ngerjain tugas apa sibuk sama cewek lain, sih?"

Kemudian, ia tertawa miris.

Mendingan gue tidur daripada nungguin hal yang nggak pasti. Pikir Prilly sambil naik ke atas kasur dan menyelimuti dirinya.

Padahal.. Besok, cewek itu akan ada kuis. Tapi ia rela, demi menunggu Ali yang tidak kunjung menghubunginya.
Tepat saat Prilly terlelap, ponselnya bergetar. Ada sebuah e-mail dari Ali.

From: aliandoo26
Prill, maafin gue kalo gue akhir-akhir ini sering ilang-ilangan. Hari ini, gue ada ujian akhir sebelum wisuda bulan depan. Gue nggak sabar buat ketemu sama lo lagi. Mungkin beberapa hari kedepan gue bakalan sibuk dan nggak sempet hubungin lo.

Lo udah tidur?

Night, my dear Prilly. Sweet dream. I love you.

Keesokan paginya, Prilly terbangun dengan tiba-tiba. Cewek itu melirik jam di atas nakas dan langsung meloncat turun dari kasur karena hampir terlambat.

"Mampus! Kalo gue terlambat pasti nggak dikasih izin buat masuk kelas!" Teriaknya sambil meraih handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian, tanpa sarapan apa-apa, Prilly segera berangkat dan menuju ke kampus.

As soon as possible.

Dalam hati ia berdoa semoga tidak terlambat masuk kelas pertamanya barang semenit pun.

Dengan kecepatan penuh, cewek itu menginjak gas dan membelas jalan raya kota Jakarta pagi itu.

Tanpa mengetahui e-mail yang dikirimkan Ali kemarin.

Bahkan sekarang, pikirannya sudah tidak tertuju pada cowok itu. Prilly lebih memilih untuk memfokuskan diri pada kuliahnya, supaya ia bisa lulus dengan nilai yang bagus nantinya.

***
"Huaahh! Akhirnya!" Prilly menghela nafas lega setelah keluar dari kelasnya dan berjalan bersama Gritte menuju ke kantin.

"Abis ini gue masih ada kelas. Lo?" Tanya Gritte sambil mengutak-atik ponselnya.

"Gue juga masih ada, sampe ntar siang jam dua." Sahut Prilly.

Gritte menganggukkan kepalanya mengerti. Tetapi tiba-tiba saja, Prilly merasa kepalanya pusing dan terasa berputar.

"Duh.." Rintihnya.

"Prill? Lo kenapa?" Tanya Gritte dengan agak cemas. Pasalnya, tiba-tiba saja wajah Prilly menjadi pucat.

"Kepala gue pusing banget, Tte."

"Lah, kenapa? Lo belum sarapan tadi pagi?"

Prilly terdiam, kemudian mengangguk pelan. "Iya."

To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang