Selamat membaca!
***
-ALI-
"Aliiii! Lo tuh kemana sih? Ilang-ilangan aja kayak setan!" Semprot Kaia begitu gue masuk ke dalam rumah."Gue barusan nganter temen ke bandara." Kata gue sambil duduk di atas sofa.
"Berarti hari ini lo nggak sekolah?"
"Hari ini hari apa?"
Kaia menyentil dahiku dengan wajah gemas. "Hari Kamis, bego!"
Gue menepok jidat gue sendiri.
"Astaga, gue lupa." Kata gue. "Yaudah, gue nanya ke Brandon aja hari ini ada apaan di sekolah." Gue langsung bangkit berdiri dan naik ke atas kamar.
Gue kenapa bisa jadi pelupa gini sih.
Ali: woy
Ali: di sklh ada apaanSetelah mengirim LINE ke Brandon, gue segera duduk di dekat jendela sambil meraih gitar gue. Hari ini bener-benet bikin gue pusing banget.
Harus ngadepin Sisi yang entah kenapa kelakuannya jadi kayak anak kecil lagi. Dia tadi sempat nangis dan nolak untuk balik ke Hongkong karena masih pengen sama gue.
Tapi untungnya, dia mau nurut sama gue dan berangkat jam dua siang tadi. (Harusnya).
Dan tumben-tumbenan banget hari ini hujan, jadi pesawatnya delay hampir dua jam, sehingga gue juga harus nemenin dia.
Gue menguap.
"Ngantuk banget lah gue." Gumam gue sambil hendak meletakkan gitar. Mata gue menangkap sebaris tulisan di atas gitar gue.
Jangan pacaran sama orang lain selama gue pergi!
"Hah." Gur segera mencari stiker untuk ditempelkan di sana. Setelah menemukannya, gue segera menutup tulisan itu.
Sama seperti gue yang sudah menutup hati untuk cewek lain selain Prilly.
***
"Li, bangun kek. Ngebo amat lo."Suara Kaia membuat gue membuka mata perlahan.
"Apaan sih, gue ngantuk elah." Kata gue sambil menutupi wajah gue dengan bantal.
Kaia mendengus. "Nih bocah susah amat di bangunin ya!" Ia memukul kepala gue. "Lo cepetan bangun kek! Kak Nayla mau ke rumahnya Prilly!"
"Kenapa bukan Kak Ricky aja coba yang ngapelin kesini, kenapa mesti Kak Nayla mulu yang kesana." Gumam gue di bawah bantal.
"Yaelah, lo gak usah kebanyakan ngomong deh! Cepetan!" Kata Kaia sambil menarik tangan gue.
"Iya-iya, gue siap-siap sekarang!"
Setengah jam kemudian, gue sudah siap. Sewaktu gue turun, Kak Nayla langsung memberikan kunci mobil kepada gue.
"Lo yang nyetir." Katanya sambil berlalu dari hadapan gue.
"Mau ngapain sih kita ke rumahnya Kak Ricky? Kenapa gak dianya aja kesini coba." Kata gue sambil membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.
"Ntar mampir supermarket dulu ya." Alih-alih menjawab pertanyaan gue, Kak Nayla malah mengatakan hal yang lain.
"Ngapain?"
"Gue mau beliin buah, buat Prilly."
Begitu nama cewek yang selama ini menghantui pikiran gue disebut, gue langsung penasaran.
"Prilly sakit, harusnya Ricky hari ini ke rumah, tapi dia ngabarin kalo Prilly sakit demam tinggi." Jelas Kak Nayla sambil menatap gue.
Prilly? Sakit?
Nggak bisa gue sangkali lagi, gue bener-bener khawatir sama cewek itu. Kenapa dia bisa sampe demam gitu sih?
"Oh.." Gumam gue, berusaha tidak menunjukkan ekspresi apa-apa.
"Ayo, berangkat! Gue nggak sabar liat si Prilly tau!" Seru Kaia sambil masuk mobil dengan rusuh.
Gue menyalakan mesin mobil dan langsung meninggalkan garasi rumah.
Dasar cewek bego. Lo kenapa bisa sampe sakit, sih? Bikin gue khawatir aja.***
Sesampainya di rumah Prilly, gue segera turun dan masuk ke dalam."Loh, kamu udah dateng? Duduk dulu sini." Kak Ricky menyuruh Kak Nayla duduk.
"Prilly gimana? Demamnya masih tinggi?" Tanya Kak Nayla.
Kak Ricky mengangguk. "Iya. Kata Kevin tadi dia ujan-ujanan." Jelas Kak Ricky. Beberapa saat kemudian, Kevin turun dari atas.
"Vin, kita boleh naik ke atas nggak?" Tanya Kaia yang di sambut anggukan kepala dari Kevin.
Prilly, gue kangen lo.
Gue dan kedua kakak gue naik ke atas, dan masuk ke dalam kamar Prilly.
Kalo boleh jujur, saat gue ngeliat dia, jantung gue berdegup kencang.
"Panas banget ya dahinya." Kata Kaia sambil duduk di samping ranjang Prilly.
"Oh ya, nih," Kak Nayla memberikan bungkusan buah kepada Kevin. "Buat Prilly, supaya cepet sembuh."
"Makasih."
Sejenak, hening selama beberapa saat. Gue nggak bisa melepaskan pandangan gue dari wajah yang sedang memejamkan mata itu.
Bodoh. Gue baru sadar kalo sebenernya Prilly itu cantik banget. Dia tuh susah dijelasin pake kata-kata karena terlalu indah.
Dan bodoh, gue baru sadar perasaan gue. Setelah dia pacaran sama Digo.
Dasar bego lo, Li.
"Gue tinggal keluar dulu ya," Kata Kevin. "Mau naruh ini di dapur."
"Oh, gue ikut ya? Mau bantuin Ricky masak juga soalnya." Kak Nayla mengikuti Kevin.
"Li, lo tunggu di sini dulu ya. Jangan macem-macem! Gue mau ke bawah dulu, mau ngabarin pacar gue kalo gue nggak bisa ketemuan sama dia." Kaia juga pergi meninggalkan gue di kamar Prilly.
Hanya tersisa gue sama Prilly. Gue duduk di samping ranjang tanpa melepaskan pandangan dari wajahnya itu.
Merasa nggak pantes berada di sana lama-lama, gue hendak beranjak pergi. Tapi tangan gue tiba-tiba di tahan.
"Kaia.." Tiba-tiba dia mengigau. Gue cukup kaget untuk menanggapi. Matanya masih menutup, dan suaranya serak.
Baguslah kalo dia ngira gue Kaia.
"Gue.. Kangen dia.."
Dia? Siapa?
"Gue bodoh baru nyadarin ini... Waktu semuanya udah terlambat.." Prilly masih mengigau. Gue masih mendengarkan dia.
Mungkin yang dimaksud Prilly itu Digo.
"Gue emang oon..." Lanjutnya. "Oon banget.."
Lo nggak oon, Prill. Yang bego itu gue. Bukan lo..
"Sekarang mana mungkin dia mau liat gue..."
Hah? Apa Prilly sama Digo putus? Kenapa Prilly ngomong gini?
"Gue sayang.. Sama Kak Ricky. Gue pengen liat dia.. Bahagia sama cewek pilihannya.."
Gue diam.
"Tapi gue juga.." Dia melepaskan pegangan tangannya terhadap gue. Seketika itu juga gue merasa sebagian diri gue ikut hilang. Gue merasa seperti kehilangan cewek yang sedang mengigau di depan gue ini.
"Sayang sama Ali... Sayang banget.."
***
Note:
HUAAAAA! Gimana part ini? Bikin baper gakkk?;") akhirnya... :") wkwkwk. Nih, Alinya udah balik, yay! Oh ya, baca part yang agak kebawah sambil dengerin lagu sedih ya. Ato lagunya S4 - Mungkin. (Udah gue kasih, di media sama di ceritanya)Jangan lupa comments dan vote ya! Gue tunggu;)
Semoga suka!
Immafangirlyea xx
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be With You
General Fiction"Karena jatuh cinta padamu adalah hal terindah di dalam hidupku." Hidup bersama dua orang kakak laki-laki yang overprotektif bukanlah sebuah hal yang menyenangkan bagi Prilly. Padahal cewek itu ingin sekali merasakan jatuh cinta. Semua cowok yang m...