Jomblo Sejati

23.2K 1.3K 14
                                    

-PRILLY-
Seumur hidupku--nggak juga, sih--aku belum pernah pacaran. Penyebabnya? Bukan karena aku jelek. Aku cantik.

Narsis dikit gapapa lah ya.

Penyebab utamanya adalah: KEDUA KAKAKKU.

Ya, seperti yang kalian tau sendiri, aku punya dua kakak yang overprotektif banget sama aku. Emang sih, aku dulu seneng-seneng aja punya dua kakak yang sayang banget sama aku.

Tapi kok..

Ah! Pokoknya aku kesel sama mereka berdua!

"Prill, sarapan lo udah siap, nih!" Seru Kak Kevin dari bawah.

"Iya-iya, bentar!" Aku merapikan seragam dan mematut diriku di depan kaca. Setelah merasa cantik--biasa, cewek--aku langsung meraih tas dan menuruni tangga.

"Pagi, kak." Ucapku sambil mencium pipi Kak Ricky.

"Pagi." Sahutnya.

Aku berjalan ke arah Kak Kevin. "Pagi, kak."

Kak Kevin menganggukkan kepalanya.

"Hari ini gue bakalan pulang telat, kak." Kataku pelan-pelan, takut diinterogasi lagi.
Dan.. Benar saja. Kak Kevin dan Kak Ricky menatapku dengan tajam. Aduh..

"Mau ngapain?" Tanya Kak Ricky.

"Mau.. Hmm.. Kerja kelompok." Kataku.

"Kerja kelompok apa?" Sekarang ganti Kak Kevin yang bertanya padaku.

Aku menghela nafas panjang. "Kerja kelompok Bahasa Indonesia, sama Itte."

"Kerja di mana?"

"Di rumah Itte."

"Yaudah. Hati-hati." Kak Kevin melahap roti selai kacangnya.

"Jaga diri baik-baik." Tambah Kak Ricky.

Yaampun! Kakakku pada kenapa semua sih? Aku kan cuma mau kerja kelompok. Bukan pergi ke segitiga bermuda! Huh!

"Iya-iya." Dengusku. Akhirnya, gue di izinin juga. Semoga mereka nggak ngomong apa-apa--

"Jangan pulang di atas jam tujuh."

Lagi.

***
Setelah turun dari mobil dan mengucapkan selamat tinggal pada kedua kakakku, aku berjalan menuju ke kelas.

"Prill, tunggu." Panggil seseorang dari belakangku. Aku menoleh kebelakang dan melihat Randy di sana.

"Apaan?" Tanyaku.

"Gue mau tanya, beberapa waktu lalu, lo udah liat film gue, kan?" Aku dan dia berjalan bersampingan.

"Iya, kenapa?"

"Pendapat lo apa?"

"Hmm.." Aku berpikir. Aku bukan ahli film, jadi aku mengatakan saja apa yang dipikiranku. "Sebenernya film lo udah bagus, kok. Jalan ceritanya keren, pemain yang lo pilih juga oke. Tapi.."

Randy terlihat menunggu kelanjutan perkataanku.

"Entahlah.. Gue ngerasa ada yang kurang aja waktu liat film lo itu."

"Gitu ya? Oke..."

"Eh-eh," Aku cepat-cepat menambahi. "Jangan putus asa dulu, gue kan nggak tau apa-apa tentang perfilman. Jadi, mungkin aja nggak bener itu."

Randy memberikan seulas senyum padaku.

"Gue tau kok, makasih ya, pendapat lo."

Aku mengangguk sambil balas tersenyum.

To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang