Selamat membaca!
***
-PRILLY-
Jadi, inilah aku sekarang. Aku menyandang status sebagai 'pacar'nya Digo. Meskipun aku agak kurang suka dengan hal itu.Meskipun aku lebih suka menyandang status sebagai pacarnya Ali. Aliando Syarief.
Astaga, cukup, Prill. Ngapain repot-repot mikirin orang yang nggak mikirin lo sama sekali? Lo ngeharepin apa dari dia? Nggak ada. Cuman sakit hati yang lo terima.
"Prill, gue pulang dulu ya. Sori kalo gue nggak bisa nganterin lo, gue harus nganterin Sisi soalnya." Kata Digo sambil mengelus rambutku.
Aku mengangguk. "Iya, gapapa. Gue juga biasanya di jemput sama kakak gue kok."
"Yaudah. Dah, Prilly."
"Dah. Hati-hati, ya." Aku tersenyum samar.
Digo berjalan menjauh menuju ke parkiran mobilnya. Aku menghela nafas panjang dan memijit pelipisku. Prill, lo oon banget sih.
"PRILLY! LO SAMA DIGO ADA HUBUNGAN APA?!?!" Suara cempreng Gritte makin membuat kepalaku pusing.
"Gue jadi pembantunya di rumah." Jawabku asal, sambil duduk di meja piket guru. Gritte mengikutiku dengan ekspresi bingung.
"Ngaco deh lo! Mana mungkin?!"
"Mungkin aja, kan."
Gritte memutar bola matanya. "Ya-ya. Serah lo. Gue tanya serius, lo sama Digo jadian?"
"Gue nggak tau apa ini yang di sebut jadian."
"Hah?"
"Nggak penting, Tte. Gue mau cerita sama lo." Aku menyuruhnya duduk di sebelahku.
Kemudian, mengalirlah ceritaku. Semua yang kurasakan, semua yang kualami, semua yang kulihat dan semua yang kulakukan.
Selesai bercerita, Gritte menepuk bahuku pelan.
"Prill, gue emang nggak pernah ngerasain suka sama cowok yang bakalan jadi keluarga gue, tapi yang gue tau, rasanya tuh pasti nyesek, kan?" Gritte tersenyum kecil. "Tapi lo harus kuat. Jalanin aja apa yang ada sekarang. Lo coba aja suka sama Digo. Gue yakin nggak susah, kok."
"Tapi gue maunya Ali, Tte.." Aku menghela nafas panjang.
"Ali? Tapi lo tau sendiri, kan? Kata lo dia udah punya cewek. Lagian, dia bakalan jadi keluarga lo. Nggak mungkin kan lo jadian sama dia?"
Gritte benar. Mustahil aku dan Digo bisa bersama.
"Kalo lo bener-bener nggak bisa suka sama Digo.. Nanti baru kita pikirin nanti, oke?" Gritte merangkulku.
Inilah yang buat aku betah sahabatan sama Gritte. Dia emang kadang bisa jadi sangat nyebelin, tapi dia selalu ada waktu gue butuh.
"Makasih ya, Tte." Kataku sambil tersenyum kecil.
"Anytime." Ia balas tersenyum.
***
Aku sudah sampai di rumah setelah Kak Ricky menjemputku. Kak Ricky bilang kalau Kak Kevin sedang ada bimbingan belajar untuk ujian nasional.Yang artinya Ali juga sama.
Kenapa nyambung ke Ali lagi, sih? Huh.
"Muka lo kusut banget, kenapa?" Tanya Kak Ricky.
"Gapapa, kak. Capek aja. Hari ini pelajarannya berat-berat."
Aku bohong. Hari ini malah hampir tidak ada pelajaran sama sekali.
"Yaudah. Istirahat sana."
Aku mengangguk. "Aku ke kamar dulu ya kak." Kataku sambil menaiki tangga ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be With You
General Fiction"Karena jatuh cinta padamu adalah hal terindah di dalam hidupku." Hidup bersama dua orang kakak laki-laki yang overprotektif bukanlah sebuah hal yang menyenangkan bagi Prilly. Padahal cewek itu ingin sekali merasakan jatuh cinta. Semua cowok yang m...