Kotak P3K

11.6K 993 32
                                    

Selamat membaca!

***
-PRILLY-
Aku berjalan keluar dari parkiran mobil sambil mendengus kesal. Mood ku malem ini bener-bener ancur bukan main.

Aku nggak peduli kalau sekarang kelakuanku dikata kekanak-kanakan. Atau egois. Atau apalah. I don't care.

"Ngeselin banget deh!" Omelku sambil terus berjalan. "Ini baru namanya egois! Gue nggak boleh pacaran, tapi dia boleh. Maunya apaan coba?!"

Aku mengomel tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Bodo amat.

"Gila ya, gue baru nyadar kalo selama ini kakak-kakak gue nggak pernah ngomong kenapa gue dilarang pacaran," Lanjutku. "Dan dengan begonya, gue nurutin mereka."

Salah satu kebiasaan burukku kalo lagi kesel; ngomong-ngomong sendiri kayak orang gila.

"Neng, malem-malem kok sendirian?"

Aku menoleh kebelakang dan melihat seorang mas-mas berdiri di sana sambil tersenyum aneh.

Feelingku nggak enak nih.

Aku berbalik dan mempercepat langkahku. Kurasakan langkah orang tadi juga makin cepat.

Kampret.

"Mau kemana sih? Cepet-cepet banget. Temenin abang dulu sini." Dia menyentuh sikuku, yang langsung kutepis dengan kasar.

"Nggak usah pegang-pegang." Kataku dengan nada dingin.

Penyesalan selalu datang terakhir. Aku nyesel banget udah keluar sampe sejauh ini. Coba aja kalo tadi aku berhenti di parkiran mobil.

"Aduh, cantik-cantik kok galak." Kata orang itu. "Tapi gue suka kok."

Bener-bener deh nih orang. Aku langsung menendang anu-nya sehingga ia kesakitan dan langsung ku tinggal berlari.

"Woy!" Seru orang itu. Aku tidak mempedulikan seruannya dan berlari terus menuju ke area restoran.

Astaga, aku berjalan cukup jauh juga ternyata.

Langkahku terhenti karena orang itu tiba-tiba saja sudah berlari mengejar dan memegang pergelangan tanganku.

Tamatlah riwayatku.

"Tolonggg!" Teriakku dengan suara toa. Demi apapun, sekarang aku butuh pertolongan.

Aku. Takut.

"Nggak ada yang bakalan nolongin lo, manis." Wajahnya kini berubah jadi menakutkan.

"Tolongin gue! Ada orang gila!" Teriakku lagi dengan suara bergetar.

"Heh! Lepasin cewek itu!"

"Lo berani berapa nyuruh gue ngelepasin dia?" Tanya orang itu.

Aku melihat dengan ekor mataku.

Ali.

Cowok nyebelin itu.

Astaga.

"Alii! Tolongin gue!" Teriakku setengah menangis.

Ali segera berjalan kearahku dan orang aneh itu.

"Lepasin dia. Kita satu lawan satu." Kata Ali sambil melepas jas yang digunakannya.

Ehm, apa aku tadi udah bilang kalau acara makan malam ini berlangsung formal? Kalau belum, iya. Ini formal.

Aku melihat dari kejauhan Kak Kevin dan Kak Ricky serta dua orang cewek sodaranya Ali ikut keluar.

"Kak! Tolongin gue!" Jeritku.

To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang