Cemburu

10.9K 750 22
                                    

Selamat membaca!

***
-PRILLY-
"Lo deket banget ya sama Ali?" Tanya Kak Kevin sambil menatapku. Kini, aku dan kedua kakakku sedang duduk di depan televisi sambil menonton film.

"Prilly deket sama Ali?" Ulang Kak Ricky.

"Gue nggak deket sama dia kayak yang lo bayangin, kak. Kita tuh temen." Kataku, kemudian ragu sendiri. "Harusnya kalian seneng kalo gue deket sama Ali. Jadi, sewaktu Kak Ricky nikah nanti, gue bisa akur."

"Yah.. Terserah lo. Asal jangan sampe lo naksir Ali."

Aku mengangguk asal-asalan.

"Ya-ya. Dia bakalan jadi sodara gue nantinya. Gue tau." Entah kenapa, aku jadi kurang suka mengetahui Ali bakalan jadi saudaraku.

Kenapa aku lebih suka kalo dia.. Dia jadi..

APAAN SIH, PRILL.

Ini pasti gara-gara pengaruhnya mimpiku tadi sore. Sial, kan. Buat apa juga aku pengen dia buat jadi pacarku.

Ups.

Ketahuan kan aku mikir apaan tadi.

"Bagus deh. Kalo gitu gue nggak perlu khawatir lo deket-deket sama dia." Kata Kak Ricky.

Apa? Barusan Kak Ricky bilang apa? Aku nggak salah denger? Ini kayak mimpi jadi kenyataan, loh.

"Soalnya lo bisa posisiin diri lo buat jadi sodaranha dia." Lanjutnya.

Oh. Jadi itu alasannya? Harusnya aku tau. Harusnya aku udah sadar.

Aku hanya mengangguk singkat dan berdiri, naik ke kamarku.

"Huh. Sekalinya boleh deket sama cowok, dibolehinnya deket sama Ali. Yang bakalan jadi sodara gue." Gumamku sambil mengambil ponsel dan mengeceknya.

Sial. Lagi-lagi nggak ada notifications.

Jomblo sih jomblo. Tapi nggak gini-gini banget, kali.

Ting!

Eh. Ada LINE masuk. Lumayaan.

Digo: prilly ya?

Digo? Kok dia bisa tau LINEku? Dapet darimana coba? Tapi gapapa lah. Mumpung ada cogan yang nge-LINE aku. Jarang-jarang, nih.

Prilly: iya, go. Kok tau line gue?

Tak butuh waktu lama Digo membalas LINEku.

Digo: tau dong haha. Gue kan semacam cenayang
Prilly: pret
Digo: cantik-cantik ternyata suka kentut ya
Prilly: kampret. Kentut gue wangi bunga melati

Akhirnya, malam itu kuhabiskan dengan chat bersama Digo. Anaknya lumayan konyol. Ternyata di balik sifat coolnya itu, dia humoris juga.

***
"Pagi, cewek yang kentutnya wangi."

Sapaan itu membuatku otomatis menoleh. Digo berjalan di sampingku.
"Dasar cenayang." Aku tertawa kecil. Aku dan Digo berjalan bersamaan menuju ke kelas.

Di tengah jalan, aku berpapasan dengan Ali, yang sedang berjalan sambil membawa tumpuka kertas.

"Pagi, oon." Dia menyapaku.

"Pagi juga bego."

"Haii semuanya!"

Kami bertiga menoleh ke sumber suara. Sisi berjalan ke arah kami sambil melambaikan tangannya.

"Pagi, Si." Sapaku sambil tersenyum.

"Pagi! Pada mau ke kelas, nih?" Tanyanya, membuatku mengangguk singkat.

To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang