Selamat membaca!
***
-ALI-
Gue pulang dari rumah Prilly dengan perasaan bahagia. Ternyata, orang jatuh cinta itu nggak semenyebalkan yang gue pikirin.Apalagi kalo jatuh cinta sama Prilly.
Gue membuka pintu rumah gue dengan senyum yang tidak kunjung hilang.
...Sampai gue lihat rumah gue yang berantakan.
Apa-apaan ini?
"Kaia! Kak Nayla!" Seru gue sambil melempar tas sekolah ke bawah. Gue menatap ke sekeliling. Berantakan. Bener-bener berantakan. Gue nggak tau apa yang sedang terjadi sekarang.
"Kaia!" Teriak gue lagi. "Kak Nayla!"
Masih tidak ada jawaban. Gue berlari naik ke atas dan melihat sekeliling. Sama berantakannya.
Memangnya abis ada hujan badai sampai sebegini berantakan?
Pintu kamar Kak Nayla sedikit terbuka. Gue memutuskan untuk mengeceknya.
Perasaan gue mulai nggak enak. Gue ngerasa ada yang nggak beres di sini.
"Kak Nayla?" Gue mendorong pintu itu dan masuk ke dalam.
Sial! Pasti ada seseorang yang masuk ke dalam sini. Buktinya, ada jejak sepatu.
"Hmmpff.. Hmpfff!"
Gue mendengar suara sayup-sayup dari kamar mandi. Waktu gue membuka pintu kamar mandi itu, gue terkejut karena Kaia duduk di sana dengan mulut terlakban dan tangan yang diikat.
"Kaia!" Seru gue sambil berlari menghampirinya dan melepaskan ikatan di tangannya.
Kaia menarik lakban yang menempel di mulutnya dan langsung mengguncang-guncangkan tubuhku.
"Ali! Gawat! Al ngebawa Kak Nayla pergi!!" Serunya.
Detik itu juga, emosi gue memuncak.
"Apa?! Gimana bisa?!" Teriak gue. Jadi, dia yang menyebabkan rumah gue kayak kapal pecah?
Dasar cowok brengsek!
"Sekarang kita harus kabarin Ricky secepatnya! Gue takut Kak Nayla kenapa-kenapa, Ali!"
Gue segera mengambil ponsel dan men-dial nomor Kak Ricky.
"Halo, Ali?"
Itu suara Prilly. Kenapa bisa dia yang ngangkat telponnya?
Ah, itu nggak penting sekarang.
"Prill! Kakak lo di mana? Ini penting!" Seru gue dengan panik.
"Kak Ricky di k-kamar mandi. Memangnya k-kenapa?" Tanyanya dengan terbata-bata.
"Kak Nayla di bawa pergi sama Al!"
"Hah? Mantannya itu?!" Prilly terdengar shock. "KAK RICKYYYY!"
Beberapa saat kemudian, gue mendengar suara Kak Ricky.
"Halo, Li. Ada apa?"
"Kak Nayla di bawa pergi sama Al!" Jelas gue. "Dan Kaia juga nggak tau Al ada di mana sekarang!"
"Apa?! Bajingan itu... Gue kerumah lo sekarang!"
Tut.
Gue membantu Kaia berdiri. Kami berdua menuruni tangga menuju ke ruang tamu.
"Gimana nih, Li.. Gue takut Kak Nayla sampe diapa-apain sama Al.."
"Lo jangan bikin gue panik juga!" Bentak gue. Perasaan gue campur aduk, antara marah, panik dan takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be With You
General Fiction"Karena jatuh cinta padamu adalah hal terindah di dalam hidupku." Hidup bersama dua orang kakak laki-laki yang overprotektif bukanlah sebuah hal yang menyenangkan bagi Prilly. Padahal cewek itu ingin sekali merasakan jatuh cinta. Semua cowok yang m...