Selamat membaca!
***
"Li, lo jaga diri bener-bener ya di sana. Jangan aneh-aneh.""Iya. Jangan ikut pergaulan buruk di sana, ya."
Ali menatap kedua kakak perempuannya itu sambil mengangguk-angguk.
"Tenang, gue kan cowok alim." Jawabnya sambil berusaha melucu. Tetapi tidak ada yang tertawa.
Kaia menghela nafas panjang. "Gue bakalan kangen lo, nih."
"Iya-iya. Gue juga,"
Ali dan kedua kakaknya berpelukan sekali lagi. Setelah itu, Kevin dan Ricky menghampiri Ali.
"Jaga diri bener-bener ya lo," Kata Kevin.
"Pasti."
"Jangan lupa balik ke sini lagi." Tambah Ricky sambil menepuk bahu Ali.
"Mana mungkin gue lupa balik ke sini." Ali tertawa kecil.
Panggilan kepada penumpang tujuan Singapura, dipersilahkan masuk ke ruang tunggu...
"Lo transit ke Singapura dulu?" Tanya Kevin yang disambut anggukan kepala dari Ali.
Cowok itu menatap keempat orang di depannya, kemudian berjalan mundur sambil melambaikan tangan. Ia berbalik, dan benar-benar sudah pergi.
Nayla menghela nafas panjang. "Sepi kalo nggak ada si bocah tengil itu di sini, ya."
"Iya.. Ah. Meskipun bandel, gue tetep bakalan kangen banget sama dia." Sahut Kaia.
"Nay," Panggil Ricky. "Ali udah pergi ke New York. Sampe kapan lo mau nyembunyiin hal ini?"
"Nanti dulu.." Ucap Nayla.
"Gue nggak tega bohongin Ali sebenernya. Dia udah banyak dapet tekanan beberapa bulan belakangan ini."
"Segala sesuatu selalu ada waktunya, Rick." Nayla tersenyum samar sambil berbalik menuju ke parkiran mobil.
***
Ricky duduk di samping Prilly sambil menatap wajah adiknya itu. "Prill.. Ali udah pergi ke New York.."Hening.
Tentu saja, cewek itu masih tertidur dalam komanya.
"Dia nitipin surat buat lo.. Lo nggak penasaran?" Lanjut Ricky dengan wajah putus asa.
Tiba-tiba saja, tangan cewek itu bergerak. Perlahan, dan makin jelas.
"Pr-prilly?!" Ricky segera memencet bel untuk memanggil dokter dan suster.
Beberapa saat kemudian, dokter dan dua orang suster masuk ke dalam kamar Prilly dan mengecek keadaannya.
"Bisa anda tunggu di luar? Kami akan menangani Prilly." Kata dokter itu sambil menatap Ricky.
Ricky berjalan keluar dan menutup pintu kamar Prilly. Ia menghubungi Kevin.
"Halo?"
"Vin! Cepetan lo naik ke rumah sakit. Tiba-tiba aja tangan Prilly gerak-gerak sendiri!"
"Apa?!"
"Tapi sekarang dia lagi di periksa sama dokter. Gue harap dia baik-baik aja." Ricky mengintip dari luar.
"Tapi gue harus ngurusin administrasi kuliah, Rick! Gimana?"
"Yaudah. Lo nyusul ntar aja kalo sempet."
"Oke. Kasih tau gue kabar tentang Prilly secepatnya, Rick."
"Iya."
Tut.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be With You
General Fiction"Karena jatuh cinta padamu adalah hal terindah di dalam hidupku." Hidup bersama dua orang kakak laki-laki yang overprotektif bukanlah sebuah hal yang menyenangkan bagi Prilly. Padahal cewek itu ingin sekali merasakan jatuh cinta. Semua cowok yang m...