Prolog

41.2K 1.7K 16
                                    

"Prill, lo lagi ngapain?"

"Kok senyum-senyum sendiri liat hape?"

Prilly mendengus kesal.

"Apaan sih lo berdua! Nih!" Cewek itu menunjukkan chat LINE dari LINE Quiz. "Gue senyum-senyum sendiri gegara dikirimin kuis tebak gambar sama operator LINE! Jomblo banget kan?!"

Kedua kakak laki-lakinya--Kevin dan Ricky--saling menatap satu sama lain, kemudian, mereka sama-sama mengedikkan bahu.

"Apaan sih?!" Dengus Prilly.

"Gapapa." Jawab Kevin.

"Yaudah, trus ngapain masih di kamar gue?! Pergi sono, hus!" Prilly mengibas-ngibaskan tangannya seraya berdiri dan mendorong tubuh kedua kakaknya itu untuk keluar dari kamar tidurnya.

Setelah ia menutup pintu, cewek itu bersandar di sana dan menghela nafas panjang.

"Untung aja gak ketauan." Gumamnya. "Gini nih, nasib punya kakak yang overprotektif! Gue jomblo kan sampe sekarang!" Omel Prilly sambil meraih ponselnya dan memencet aplikasi LINE.

Ada sebuah pesan masuk dari teman sekelasnya yang akhir-akhir ini sedang melakukan pendekatan dengan dirinya.

Randy: sibuk ga? Free call yuk.
Prilly: engga. Gue free, kok.
Randy: okedeh. Bentar ya.

Tak lama kemudian, panggilan masuk dari
Randy--teman sekelasnya itu--masuk.

"Halo," Sapa Prilly.

"Halo, Prill. Lagi ngapain lo?"

Prilly merebahkan dirinya ke atas kasur.

"Nganggur ajanih. Lo?"

"Ini, gue lagi ngedit film."

Cewek itu membesarkan matanya.

"Lo bikin film?"

Randy terkekeh. "Iya, tapi gue masih amatir."

"Wah, gue penasaran!" Pekik Prilly.

"Besok gue tunjukin ke lo, deh."

"Beneran? Asik!"

"Iya beneran,"

Sementara itu, beberapa kilo meter dari rumah Prilly, seorang cowok sedamg duduk di balkon kamarnya sambil memetik senar gitarnya.

"Saat ku tenggelam dalam sendu, waktupun enggan untuk berlalu.."

"Ali!" Seru seorang cewek dari luar kamarnya. "Cepetan keluar! Gue mau ngomong sama lo!"

Ali meletakkan gitarnya ke atas kasur dan segera berjalan keluar kamar. Kakak perempuannya--Alya Avivah--berdiri di depan Ali dengan berkacak pinggang.

"Lo nggak dateng ke blind date yang udah susah-susah gue aturin buat lo?!" Semprot Alya--atau Kaia.

"Siapa suruh aturin blind date buat gue. Gue gak minat sama yang begituan." Jawab Ali acuh.

Kaia mencubit lengan Ali sampai cowok itu meringis kesakitan.

"Sakit woy!" Seru Ali.

"Biarin! Gue tuh kesel banget sama lo! Mau sampe kapan sih lo jomblo? Udah SMA juga, masih aja jomblo!" Seru Kaia.

"Gue mau jomblo ato enggak, bukan urusan lo, tau." Ali menyentil hidung Kaia.

"Ish!"

"Lagian," Ali meregangkan badannya. "Gue masih lama nikahnya. Ngapain cepet-cepet cari pacar."

"Gue kan pengen liat lo punya pacar, bego!"

Ali menggelengkan kepalanya. Kadang-kadang ia bingung; sebenarnya yang jadi kakak itu dirinya atau Kaia?

"Tapi gue nggak ngebet pengen pacaran."

"Apaan sih ribut-ribut?! Gue gak bisa konsen nih!" Suara seorang cewek membuat Ali dan Kaia menoleh ke sumber suara.

"Ini nih, si Ali. Nggak dateng ke blind date yang udah susah-susah gue aturin. Ngeselin gak, tuh?"

Cewek tadi--Jessica Mila atau Mila--adalah kakak tertua Ali dan Kaia.

"Yaelah." Mila mendengus. "Lo juga, Li. Udah tau si Kaia susah-susah ngaturin blind date buat lo, eh, malah lo nya nggak dateng."

"Lah? Kok gue?"

"Iya, pokoknya lo yang salah!" Seru Kaia sambil menjewer kuping Ali.

"Sakit banget woy!"

***
Note:
Haihai! Oke, gue tau kalo cerita gue yang "Chasing You" belom kelar. Tapi gue dapet ide buat bikin cerita ini. Genrenya romance. Tanpa fantasi hehe:p

Gimana? Suka gak? Tinggalin jejak setelah baca, jangan lupa vote and comments! Gue tunggu tanggapan dari kalian tentang cerita gue ini. Semoga suka, ya

To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang