Selamat membaca!
***
-ALI-
Gue berjalan bersisian dengan Digo menuju ke kantin. Tampaknya semua siswa di sini merhatiin gue yang jalan sama 'pangeran' dan 'putri'.Man, gue berasa pembokat mereka.
Saat melewati lorong kelas sebelas yang terletak di lantai dua, gue mendengar seseorang sedang berseru kaget.
"Yaampun! Kenapa bisa sampe kayak gini sih?! Tolongin gue bawa dia ke UKS, cepetan!"
Gue melirik ke dalam dan cukup kaget. Dua orang cowok membawa... Tunggu dulu. Prilly?!
Gue segera berjalan menghampiri mereka, meninggalkan Digo dan Sisi yang menatap gue sambil mengerutkan dahi.
"Prilly kenapa nih?" Tanya gue.
"Nggak tau, kak. Tiba-tiba dia pingsan." Jelas seorang cowok berkacamata.
"Pingsan?" Ulang gue.
"Kenapa pada berhenti di depan, sih?!" Seorang cewek tiba-tiba keluar.
"Biar gue yang bawa dia ke UKS." Gue menggendong Prilly dan meninggalkan tempat itu. Sayup-sayup gue denger cewek tadi berbicara dengan kedua temannya.
"Bukannya itu kak Ali, ya?"
"Iya, itu Kak Ali, kelas XII - Bahasa."
"Kok dia bisa kenal sama Prilly?"
Gue menatap wajah cewek ini. Yaampun. Lo tuh makanya, jangan macem-macem. Kenapa bisa sampe pingsan, sih?
Sesampainya di UKS, gue segera meletakkan Prilly di atas kasur dan menghanpiri Bu Indah, penjaga UKS yang menatap gue bingung karena masuk secara tiba-tiba.
"Bu, kalo orang pingsan di kasi apaan, ya?" Tanya gue.
Bu Indah yang tadinya masih bingung segera sadar dan menyerahkan minyak kayu putih ke arah gue.
"Arahin ini ke hidungnya. Mungkin bisa cepet sadar." Katanya. Gue mengangguk dan kembali menghampiri Prilly.
Gue melakukan apa yang dikatakan sama Bu Indah sambil meletakkan tangan gue ke dahi cewek ini.
Demam enggak. Terus kenapa dia bisa sampe pingsan?
Syukurlah, nggak lama kemudian, Prilly sadar.
"Duh.." Gumamnya.
"Lo kenapa bisa sampe pingsan, sih?" Tanya gue.
Prilly memegangi kepalanya sambil duduk. "Gue nggak sarapan."
Gue berdecak. "Makanya, kalo pagi tuh makan. Gausah sok-sokan kuat deh."
"Gue juga maunya sarapa, bego!" Dengus Prilly.
"Terus?"
"Tadi pagi gue telat bangun. Makanya gak sempet sarapan."
Gue menarik hidungnya. "Lain kali bangun tuh jangan siang-siang, oon."
"Ali! Suka banget sih narik-narik hidung gue?!" Prilly memukul bahu gue dengan ganas.
"Gila lo! Belum makan tenaganya masih tenaga gajah aja!" Kata gue sambil mengusap-usap bekas kejahatan Prilly.
"Abisnya lo ngeselin banget!" Kata Prilly. "Daripada lo narikin hidung gue, mending traktir gue mie ayamnya Mang Usup. Gue laper nih."
"Ayok, gue traktir." Kata gue sambil berjalan keluar UKS.
"Eh-eh! Gue cuman bercanda, kali!" Kata Prilly sambil turun dari atas kasur dan berjalan mengikuti gue.
"Bercanda ato enggak, gue pengen traktir lo," Kata gue. "Harusnya lo bersyukur ada kakak kelas yang baik banget kayak gue, mau traktir adik kelasnya yang oon."
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be With You
General Fiction"Karena jatuh cinta padamu adalah hal terindah di dalam hidupku." Hidup bersama dua orang kakak laki-laki yang overprotektif bukanlah sebuah hal yang menyenangkan bagi Prilly. Padahal cewek itu ingin sekali merasakan jatuh cinta. Semua cowok yang m...