Chapter 24 SA

18 3 0
                                    

🌸 KENANGAN 🌸

🌸Sepuluh tahun lalu.

Keluarga kecil yang terlihat begitu bahagia, baru saja memasuki rumah sederhana mereka yang tidak terlalu kecil maupun besar. Pas saja untuk mereka bertiga.

Rehan menyamakan tingginya dengan Sky yang baru menginjak usia tujuh tahun. "Karena Sky jadi juara di kelas, Sky mau dapat hadiah apa dari Papa?"

Sky tampak berpikir lama. "Boleh minta apa aja?"

"Iya. Selama Papa bisa beliin, Papa kasih."

"Kalau gituh ... Sky mau es krim rasa coklat lima, es krim rasa vanila lima, es krim strawberry lima, teruuuus, buku cerita bergambar lima. Udah."

Rehan sampai dibuat melongo karena permintaan Sky. Dia mengerjap sebelum mendongak ke arah Syeril yang melepas tawa kecil.

"Salah sendiri nawarin," kata Syeril seolah tidak ingin ikut campur.

"Oh, iya. Sama ... aku juga mau makan ayam crispy yang banyak, Pa."

Menghela napas, Rehan berucap, "Ada lagi?"

Sky menggeleng. Detik berikutnya dia memekik, "Oh, iya. Kalau Sky jadi juara di kelas dapat hadiah, terus kalau Sky enggak jadi juara di kelas, apa Sky dapat hukuman, Pa?"

Syeril ikut menyamakan tingginya dengan Sky yang memang saat itu masih memiliki tinggi lebih rendah dibandingkan dari anak-anak lain yang seusia dengannya. "Tentu saja enggak dong, sayang," ucap Syeril penuh kelembutan. "Yang penting kamu udah berusaha maksimal, mau kamu jadi juara atau enggak di kelas, kamu tetap jadi juara di hati Mama sama Papa. Iya, kan, Pa?"

Rehan menimpali setuju. "Iya, sayang. Enggak juara di kelas juga enggak apa-apa. Asal kamu udah berusaha dulu, udah rajin belajar dulu, kalau tetap enggak jadi juara kelas, ya berarti besoknya harus lebih rajin."

"Oke. Terus kita kapan beli es krimnya?"

Rehan dan Syeril bertukar pandang sejenak, ada senyum yang menyelinap di bibir keduanya.

"Sekarang juga boleh. Sky ganti baju dulu, ya? Tapi enggak boleh dibantuin sama Mama," jawab Rehan.

"Siapa takut."

Lima belas menit kemudian, Sky keluar dengan seragam sekolah yang sudah digantikan pakaian biasa. Sky memakai celana jeans, serta baju lengan panjang berwarna pink.

Di tempat duduknya, Syeril tertawa karena melihat rambut Sky yang urakan. Lalu tawa itu menular pada Rehan.

Mencegah Sky merajuk, Syeril buru-buru berucap, "Rambutnya mau digerai aja atau dikucir, sayang?"

"Uhm ... Sky lebih cantik rambut dikucir atau digerai?"

"Dua-duanya cantik."

"Ya udah, terserah Mama aja."

Syeril tersenyum lembut, lalu menuntun Sky masuk kamar. Detik berikutnya terdengar teriakan Syeril yang menggelegar. Kaget dengar suaranya, Rehan lantas menyusul masuk kamar Sky. Rehan sampai tertawa terpingkal-pingkal lantaran banyak baju berserakan di atas kasur putrinya. Beberapa pakaian malah sampai ada yang jatuh ke lantai.

"Gara-gara Papa, nih. Pokoknya Mama enggak mau tahu, Papa yang harus ngerapihin." Wajah Syeril tampak marah bercampur kesal.

"Iya-iya, nanti Papa rapihin," jawab Rehan masih dengan sisa tawanya.

"Sekarang!"

Rehan seketika menghentikan tawanya. "Iya, Ma. Sekarang."

"Ayo, Sky, bantuin Papa ngerapihin baju kamu. Habis itu kita keluar jalan-jalan sampai malam," ajaknya pada Sky dengan rayuan.

Sky Arletta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang