🌸Temu Kangen Berujung Luka🌸
🌸Seminggu kemudian, Sky baru bisa masuk sekolah lagi. Dia disambut hangat oleh Yuki yang sudah sangat kesepian karena ketidakhadiran Sky di kelas.
"Kata wali kelas, kamu sakit, Kay. Sakit apa? Terus sekarang udah sembuh? Atau masih sakit? Aku khawatir banget, Kay, pas denger kabar kamu sakit. Dunia aku rasanya mau roboh tahu enggak?"
Pertanyaan Yuki yang beruntun hanya dibalas tawa kecil Sky. Sky terharu, dia lantas memeluk Yuki. "Makasih udah khawatirin aku, Ki."
Yuki yang tiba-tiba dipeluk Sky, sedikit terkejut. Lalu Yuki menyunggingkan senyum hingga deretan giginya kelihatan saat Sky melepas pelukannya. "Jangan nangis, dong, Kay. Aku jadi ikutan nangis, nih."
Tertawa bersamaan, keduanya kembali berpelukan.
"Kamu enggak apa-apa, kan, Kay?"
"Enggak apa-apa, Ki. Cuma kangen kamu dan suasana sekolah aja."
"Syukur kalau gituh."
Setelah melepas pelukan, keduanya melepas tawa seraya mengusap air mata masing-masing.
"Yuk!" Yuki merangkul bahu Sky, mengajaknya untuk berjalan menuju kelas.
"Yuk." Sky balas merangkul Yuki.
Dunia pun serasa milik dua orang yang bersahabatan itu.
Saat hampir sampai di kelas, mata Sky dan Levin yang berdiri bersandar di pembatas balkon, sempat berpapasan. Sky mengulas senyum seraya menggerakkan bibirnya berucap terima kasih tanpa suara, lalu dibalas senyuman juga oleh Levin disertai anggukkan.
Tiga hari yang lalu, Levin datang ke rumah Sky karena pesan yang dikirimkan Sky padanya. Yaitu Sky menginginkan seblak. Levin tidak membalas pesan Sky itu, dia hanya membacanya. Namun kurang dari satu jam kemudian, Levin datang ke rumah Sky dan membawakan seblak.
Hari itu pun mereka baikan. Dan dua hari berikutnya Levin selalu datang ke rumah Sky membawakan seblak juga sekaligus memberikan catatan pelajaran selama seminggu pada Sky.
"Oh, iya, Kay," seru Yuki saat sampai di tempat duduknya.
"Apa?" Sekilas Sky melihat ke belakang gedung sebelum menoleh ke Yuki. Ojan dan gengnya tidak ada di sana. Tumben, pikir Sky.
"Kamu bilang aku enggak perlu minjemin kamu catatan pelajaran selama seminggu kamu enggak masuk, emang udah yang ngasih catatan ke kamu?"
"Ada."
"Siapa?"
Sky menggerakkan bola matanya pada Levin yang tengah berjalan menuju tempat duduknya.
Seketika bola mata Yuki seperti akan keluar dari tempatnya. "Levin?"
Sky menggerakkan alis dengan senyum tertahan di bibir sebagai jawaban yang mewakilkan kata 'iya'.
"Demi apa, woi?" Suara Yuki nyaris berteriak dan langsung mendapat peringatan dari Sky.
"Maaf." Yuki segera menutup mulut.
"Demi apa, Kay?" katanya memastikan dengan mengecilkan suara. "Kok, bisa?"
"Panjang ceritanya. Ya intinya ... aku sama dia lagi deket aja."
"Berarti belum jadian?"
"Mama aku enggak ngebolehin aku pacaran, Ki."
"Anak Mama, mah, beda!" sindir Yuki yang dibalas tawa kecil oleh Sky.
"Jadi gimana ceritanya, Kay, masa langsung intinya? Enggak seru, ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Arletta (TAMAT)
Teen FictionPernahkah kalian bertanya, bagaimana kehidupan seorang broken home itu? Kenapa kebanyakan mereka mencari perhatian di luar? Atau bahkan tidak sedikit dari mereka yang merusak dirinya? Sky Arletta adalah siswi SMA yang seketika kehilangan arah karena...