Chapter 49 SA

35 3 0
                                    

🌸 JERITAN KESAKITAN 🌸

🌸"Bagaimana kabarmu? Lama kita tidak bertemu, ya? Hampir sebulan." Rehan membuka percakapannya dengan Weny.

"Kabarku baik. Bagaimana dengan kabar putrimu? Apa sudah ada perkembangan?" Weny membalas.

Ada kecanggungan di antara mereka. Ruang tamu yang cukup luas di rumah Weny itu bagai ruangan sempit dengan sedikit oksigen yang berakibat mereka tidak bisa leluasa bergerak. Keduanya duduk di sofa yang sama, tetapi berjauhan.

"Entahlah. Hampir setiap terbangun tengah malam, dia selalu merintih kesakitan di kewanitaannya. Dokter bilang ... Sky terkena penyakit kelamin. Juga ... ada nanah di dalamnya. Setiap hari selalu dibersihkan, tetapi belum mengalami perkembangan yang baik."

Genggaman Weny di gelasnya semakin mengerat mendengar penuturan Rehan tersebut. Sebagai sesama wanita, Weny merasa sangat kasihan pada Sky. Dia merasa bersalah karena sudah menjadi perusak atas rumah tangga orang. Namun, semuanya sudah terjadi. Weny ingin menebus dosanya, tetapi dengan cara apa?

"Kalau begitu bukankah ... sebaiknya kamu tetap di rumah sakit, Mas? Sky pasti membutuhkan keberadaanmu."

"Iya. Tadi ... niatnya cuma cari makanan untuk makan siang nanti, tapi ... tiba-tiba kepikiran kamu yang enggak ada kabar hampir sebulan ini. Jadi sekalian aja aku mampir."

Weny bingung harus menjawab apa. Dalam hatinya dia senang karena Rehan masih memikirkannya, tetapi di sisi lain, dia sangat mengutuk perbuatannya yang sudah merusak rumah tangga pria yang sedang bersamanya saat ini. Hingga perbuatan bodohnya itu membuat gadis tak berdosa harus menderita.

"Euh ... Wen."

Weny melirik, menangkap sesuatu yang berat dari tatapan Rehan.

"Mau bicara tentang hubungan kita?" tebak Weny.

"Ya."

"Kesehatan putrimu yang terpenting. Jadi lakukan saja yang memang harus kamu lakukan."

"Keinginan terbesar Sky adalah ... dia ingin aku dan mamanya rujuk."

Weny tidak terkejut dengan ucapan Rehan, dia sudah bersiap kalau sampai hal ini akan terjadi. Karena dia pun ... menginginkan hal yang sama, Sky sembuh.

"Kalau begitu lakukan. Tunggu apalagi? Sebelum terlambat."

"Kamu ... enggak apa-apa?"

"Sakit, sih. Tapi ... rasanya aku sudah menjadi wanita yang paling jahat di dunia ini, karena demi kebahagiaanku sendiri, ada seorang gadis yang menderita. Jadi bisa dibilang ... aku terpaksa mendukung kembali hubunganmu dengan mantan istrimu demi menebus dosaku pada putrimu. Hampir sebulan ini, aku tidak bisa tidur nyenyak karena kepikiran putrimu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku berada di posisinya, mungkin aku sudah menyerah. Sedangkan anakmu ... dia berbeda. Sky anak yang kuat. Aku doakan untuk kesembuhannya."

"Jadi ... kamu enggak apa-apa kalau ...."

"Ya. Mungkin kita memang ... ditakdirkan untuk tidak bersama. Semoga dengan rujuknya kamu dengan Syeril, bisa menjadi semangat untuk Sky sembuh."

Rehan menatap Weny lama, semakin dalam, lalu mengikis jarak duduknya. Dia memeluk Weny dengan perasaan campur aduk. "Makasih udah mau peduli sama Sky. Dan ... aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa menepati janjiku padamu."

Weny menangis tanpa suara di dalam pelukan Rehan.

"Semoga kamu mendapatkan pria yang lebih baik dari aku."

"Iya. Semoga Sky cepat sembuh, ya?"

Penyesalan. Hal inilah yang sedang dirasakannya keduanya.

***

Sky Arletta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang