🌸 DIJEBAK DETA 🌸
🌸Ujian akhir semester sudah memasuki hari terakhir. Wajah-wajah serius yang jarang diperlihatkan siswa-siswi saat kegiatan belajar, kini begitu tampak. Mereka begitu serius mengerjakan soal-soal ujian.
Di kelas yang di isi sekitar dua puluh orang dengan masing-masing meja diisi satu orang, ruangan itu begitu tenang, nyaris senyap. Hanya ada bunyi ketukan sepatu dari pengawas yang berkeliling.
Yuki yang berada di belakang meja Sky, mendesis kecil memanggil Sky begitu pengawas sudah jauh melewati meja mereka.
Memastikan keberadaan pengawas, Sky langsung saja melempar kertas yang berisi jawaban pada Yuki begitu pengawas tidak melihat ke arahnya.
"Makasih." Yuki berkata sangat pelan.
Tanpa berpikir dua kali, Yuki segera saja menyalin jawaban dari Sky. Lalu setelah selesai, dia melempar ke arah siswa lain yang mendesis meminta contekkan.
Yuki menghela napas lega karena kertas jawaban yang tadinya masih banyak yang kosong, sudah terisi penuh. Karena waktu masih lama, Yuki pura-pura membaca soal ujian. Pun juga dengan Sky.
Lima belas menit kemudian, kelas menjadi riuh karena bel tanda waktu mengerjakan soal ujian sudah habis.
"Waktu selesai. Silakan kumpulkan kertas jawabannya sesuai barisan. Lalu silakan ambil tas kalian lagi, kemudian berdoa dan kalian boleh keluar," perintah guru pengawas yang langsung dituruti semua siswa.
Salah satu siswa memimpin doa, kelas kembali hening beberapa saat, lalu kembali riuh saat mereka diperbolehkan keluar. Satu per satu menyalami guru sebelum beranjak keluar.
Ucapan terima kasih banyak didapat Sky seiring langkahnya bersama Yuki menuruni tangga.
"Makasih banget, loh, Kay. Enggak tahu deh, kalo enggak ada kamu. Padahal aku udah belajar, tapi tadi otak kayak buntu aja. Kayanya gara-gara enggak sarapan."
Sky hanya menanggapi dengan senyuman.
***
Waktu berlalu sangat cepat, setelah beberapa hari diadakan perlombaan antar kelas untuk menunggu hasil akhir nilai belajar selama satu semester, kini tiba waktunya pembagian raport. Sky sekali lagi berhasil mempertahankan peringkat.
Gadis itu langsung saja pamit pada Yuki dan Levin yang sedang bersamanya saat Rehan berjalan ke arahnya. "Duluan, ya?" pamitnya.
"Sampai ketemu setelah liburan, Kay," kata Yuki.
"Sip."
Sementara Levin hanya memberi satu anggukkan kecil saat Sky pamit sekali lagi padanya.
"Anak Papa kok pinter banget, sih? Padahal dulu Papa jarang banget dapet peringkat," puji Rehan, lalu mengusap kepala Sky. Ada senyum indah yang terbit di wajah pria itu, bangga dengan prestasi anaknya.
"Berarti ikut Mama. Papa masih inget, enggak? Mama pernah cerita, kalau dulunya Mama sering masuk lima besar."
"Papa inget." Rehan merangkul bahu Sky. "Jadi mau hadiah apa dari Papa?"
"Uhm ...." Sky berpikir lama. "Enggak tahu, belum kepikiran."
"Ya udah, nanti kalo udah ketemu mau apa dari Papa, kamu bilang sama Papa, ya?"
"Kalau minta Papa sama Mama balikan, boleh enggak?"
"Kay ...."
"Bercanda, Pa."
***
Usai mengantar Sky pulang, Rehan langsung berangkat kerja. Ditinggal sendirian lagi, Sky memanfaatkannya seperti biasa, merokok. Dia membelinya setelah mengganti pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Arletta (TAMAT)
Fiksi RemajaPernahkah kalian bertanya, bagaimana kehidupan seorang broken home itu? Kenapa kebanyakan mereka mencari perhatian di luar? Atau bahkan tidak sedikit dari mereka yang merusak dirinya? Sky Arletta adalah siswi SMA yang seketika kehilangan arah karena...