...
"Levin?" pekik Sky sembari berdiri.
"Pulang," kata Levin dengan sorot dingin.
Sky mendengkus. "Jangan ngatur-ngatur hidup aku deh, Vin. Urus aja hidup kamu sendiri."
Levin semakin dalam menatap Sky, lalu sekilas melihat cowok di belakang gadis itu.
"Aku antar kamu pulang." Levin tanpa izin langsung menarik lengan Sky yang tertutup lengan hoodie pinknya.
Sky langsung menepisnya. "Apaan sih, Vin. Jangan maksa, deh. Tanpa kamu suruh pun, nanti juga aku bakal pulang."
"Ini bukan tempat yang baik buat kamu, Kay."
"Asal kamu tau aja, Vin," balas Sky, cepat. "Semenjak orang tua aku pisah, semua tempat sama aja bagi aku. Hanya ada kekosongan. Jadi stop, ngurus hidup orang!"
Mengabaikan perkataan Sky, Levin kembali menarik tangan Sky. Namun kembali dihempaskan oleh Sky.
"Kay ...." Ada permohonan dari suara Levin kali ini agar Sky mau ikut dengannya.
Sayangnya ...
"Woi!" seru Deta.
... belum sempat Sky membalas, seruan Deta itu mengalihkan perhatian keduanya.
Deta melangkahi bangku yang tadi didudukinya, lalu mengikis jaraknya dengan Levin. "Kalau pacar kamu belum mau balik, ya, temeninlah. Bukannya maksa kayak gini. Dia cewek, bro!" Deta menunjuk-nunjuk dada Levin yang kemudian ditepis kasar oleh Levin.
"Nanti kalau kamu udah jadi suaminya, nah, baru tuh, kamu boleh ngekang dia. Kalau masih pacaran mah, bebasin aja."
"Enggak usah ikut campur," balas Levin masih dengan sorot dingin.
Deta makin mendekatkan jaraknya dengan Levin. "Bukan ikut campur, bro! Tapi aku enggak suka aja liat cewek yang dikasarin kayak gituh sama cowok. Meskipun kamu cowoknya, tetep aja kamu enggak berhak kasar sama dia."
Levin tersenyum miring. "Jadi begini, ya, cara para buaya untuk ngedapetin hati cewek?"
Alis Deta terangkat satu. "Maksud?"
Levin menarik kerah seragam Deta, mendekatkan wajahnya. "Jangan pernah sentuh dia, kecuali kamu mau mati di tanganku."
"Kalau dia mau?" Deta menunjukkan senyum penuh maksud.
"Brengs*k!" umpat Levin seraya mendorong tubuh Deta hingga terjengkang. Lalu ditindihnya tubuh Deta oleh Levin seraya memukul wajah Deta.
"Levin, cukup!" teriak Sky memperingatkan.
Detik itu juga, tangan Levin terhenti di udara dengan napasnya yang tertahan. Sorot matanya masih berkilat marah.
"Ayo kita pulang," ajak Sky yang berubah pikiran.
Memejamkan mata sejenak untuk meredam emosinya yang masih bergejolak, Levin kemudian bangkit berdiri. Tanpa berbicara lebih dulu pada Sky, Levin langsung beranjak pergi.
Tidak enak hati, Sky lantas mengulurkan tangannya pada Deta, membantu cowok itu berdiri.
"Maaf, ya, gara-gara aku, kamu jadi kena pukul," kata Sky pada Deta.
"Enggak apa-apa."
"Ya udah, aku balik."
"Iya."
Saat Sky sudah mengambil langkah pergi, Deta memanggilnya. Sky terhenti dengan sorot bertanya pada cowok itu.
"Nama kamu?"
"Sky."
"Nama yang cantik, seperti orangnya."
"Makasih. Ya udah, duluan."
"Kapan-kapan ketemu lagi di sini."
Ingin gegas pergi, Sky memberi anggukkan cepat. Lalu dia menyusul Levin dengan mengikuti arah perginya cowok itu. Sky sempat celingak-celinguk untuk mencari keberadaan Levin sebelum akhirnya ketemu di warung tenda paling ujung.
Tanpa bicara, Sky langsung naik ke motor Levin yang cukup menyulitkannya karena pakai rok. Menyadari sesuatu yang membuat Sky tidak nyaman, Levin melepas hoodie coklatnya dan mengulurkannya pada Sky.
Mengerti maksud Levin, Sky menerimanya lalu dia gunakan untuk menutupi sebagian pahanya yang sedikit terekspos.
"Mau langsung pulang?"
"Ya?" Sky menyahut ragu karena kurang jelas dengan apa yang Levin katakan.
"Mau langsung pulang atau mau ke tempat lain?"
Sky menjadi bingung dengan sikap Levin yang semenjak cowok itu mengungkapkan perasaan pada Sky, Levin jadi jauh lebih perhatian.
"Kay," ujar Levin lagi yang menunggu jawaban dari Sky.
"Terserah."
***
Cewek kalo dah jawab terserah ... au ah, kagak paham.😴
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Arletta (TAMAT)
Ficțiune adolescențiPernahkah kalian bertanya, bagaimana kehidupan seorang broken home itu? Kenapa kebanyakan mereka mencari perhatian di luar? Atau bahkan tidak sedikit dari mereka yang merusak dirinya? Sky Arletta adalah siswi SMA yang seketika kehilangan arah karena...