🌸 BAKAR-BAKAR 🌸
🌸Malam yang berisik bagi Sky, tetapi memberikan kesan baru. Grup baru di salah satu aplikasi chat itu membuat Sky tidak henti-hentinya melepas tawa karena isi pesan dalam grup yang sangat absurd.
Kesibukkan Sky membaca obrolan grup pun terhenti begitu ada telepon dari mamanya. Sky bertelepon cukup lama, seperti biasanya, menanyakan kabar, membicarakan keseharian Sky, lalu keseharian Syeril, dan berakhir Sky disuruh untuk tidur saat jam sudah menunjukkan jam sembilan lebih. Sky menurut, dia tidur.
***
Waktu berlalu nyaris sempurna. Sky menjadi siswa teladan seperti sebelumnya. Dia sering maju ke depan untuk menjawab soal-soal sulit yang tidak bisa dijawab teman-temannya. Lalu terkadang menjadi asisten guru yang terlibat dalam menjelaskan materi pelajaran.
Hingga akhirnya, setelah kesepakatan bersama, hari Sabtu di pilih untuk acara bakar-bakar. Ada anggota baru yang sudah mendapatkan izin untuk bergabung, Levin. Sky yang memaksanya untuk ikut.
Entah karena persaingan untuk mendapatkan hati Sky, donatur terbesar dari acara itu adalah Levin dan Ojan. Sementara yang lain tidak jadi urungan, karena uang dari Ojan dan Levin sudah lebih dari cukup.
Usai mengganti seragam mereka dengan pakaian santai, Yuki dan Sky ikut bergabung dengan yang lain. Semua sibuk dengan tugas masing-masing. Dua teman Ojan tengah sibuk membasuh kembali ikan yang sebenernya sudah dibersihkan saat membeli tadi, dua lagi sibuk membuat bara api, dua lagi sibuk membasuh daging ayam. Sedangkan Ojan yang menurut teman-temannya ahli masak, dipercaya untuk membuat bumbu. Sementara sisanya dilakukan oleh Levin, Yuki, dan Sky, seperti menusuk sosis, bolak-balik ke dapur untuk mengambil wadah, juga membuat minuman.
Dua hari sebelumnya, Sky sudah meminta izin pada Rehan, kalau hari ini akan ada teman-temannya yang mau main ke rumah. Respons Rehan positif. Malah keesokan harinya, Rehan sampai membeli beberapa botol sirup juga makanan ringan lainnya. Juga memberi uang lebih pada Sky untuk pegangan.
Sky merasa heran dengan sikap papanya itu, tetapi dia memilih tidak mempedulikannya.
"Akh!" ringis Ojan seketika menjadi pusat perhatian. Karena tidak hati-hati, sambal yang sedang diuleknya untuk bumbu ikan, menyiprat ke matanya.
"Eh Jan, kena mata, ya? Masuk Jan, bilas pake air di dalam aja," ucap Sky khawatir.
Ojan yang merasa perih dan panas di matanya, menurut saja saat Sky menuntunnya masuk.
"Ada yang panas, tapi bukan api."
"Ada yang retak, tapi bukan kaca."
"Ada yang luka, tapi tak berdarah."
"Jangan didengerin, Vin," kata Blito yang sedang membasuh daging ayam.
"Mulut-mulut syaithon, nih, emang mereka," lanjutnya.
"Suka bener kalo ngomong," celetuk yang lain.
Lalu tak lama, Ojan dan Sky kembali. Mata kiri Ojan terlihat memerah.
"Sharinggannya bangkit, Jan?" tanya salah satu teman Ojan yang mulai mengipasi bara api dengan kipas bambu. "Sama, nih," lanjutnya sembari menunjukkan matanya yang memerah karena perih terkena asap.
"Aku aja deh yang lanjutin, Jan." Sky menawarkan diri, sudah bergerak menuju cobek yang terabaikan.
"Eh, jangan," tahan Ojan.
"Enggak apa-apa, Jan."
"Dibilang jangan, cantik. Jangan bandel, ya?"
"Terus siapa yang nyelesain bikin bumbu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Arletta (TAMAT)
Fiksi RemajaPernahkah kalian bertanya, bagaimana kehidupan seorang broken home itu? Kenapa kebanyakan mereka mencari perhatian di luar? Atau bahkan tidak sedikit dari mereka yang merusak dirinya? Sky Arletta adalah siswi SMA yang seketika kehilangan arah karena...