Chapter 40 SA

21 3 0
                                    

🌸 MALAM TRAGIS 🌸

🌸Tengah malam, pintu kamar Sky dibuka pelan oleh Rehan. Kening pria itu mengernyit karena tumben pintu kamar Sky tidak dikunci. Lantaran sudah hampir enam bulan ini Sky pasti selalu mengunci pintu kamarnya.

"Kay." Rehan memanggil saat tidak mendapati Sky di atas kasur.

Berjalan pelan, Rehan menuju kamar mandi di ruang itu yang setengah terbuka. "Kay."

Jantung Rehan dibuat mencelos saat tidak mendapati Sky di sana. Berusaha tenang, Rehan berlalu keluar, mengecek dapur, ruang tengah, ruang depan, tidak ada Sky di mana pun.

"Kamu di mana, Kay?" gumam Rehan sembari menghubungi nomor Sky, tidak aktif. Dicoba sekali lagi, nomor Sky masih tidak bisa dihubungi.

Membuang gengsinya, Rehan menelepon mantan istrinya. Pria itu langsung bertanya apakah ada Sky di sana begitu teleponnya diterima Syeril. Rehan memejamkan matanya sejenak karena Sky juga tidak ada di sana.

"Ke mana kamu, Kay?"

Dalam diamnya, Rehan mendadak teringat akan sikap Sky beberapa minggu lalu yang tiba-tiba mengizinkannya menikah lagi.

"Kamu enggak pergi dari rumah kan, Kay?"

Tanpa berpikir lagi, Rehan segera saja keluar untuk mencari putri semata wayangnya.

Khawatir, Rehan sampai harus menghubungi wali kelas Sky untuk meminta nomor teman dekat Sky. Nomor Yuki dan Levin-lah yang diberikan Pak Ramdan pada Rehan.

Setelah mendapatkan kedua nomor itu, pertama Rehan mengubungi nomor Yuki dan mendapat jawaban Sky tidak ada di rumah Yuki. Lalu nomor Levin, hasilnya sama.

Memijat pelipisnya, Rehan mendesis marah. "Kamu ke mana sih, Kay. Kalau enggak setuju Papa nikah ya udah. Enggak gini caranya, Kay ...."

Sementara itu di kediamannya, Levin tergerak untuk ikut mencari Sky begitu mendapat telepon dari Rehan kalau Sky tidak ada di rumah.

Dengan mobilnya, Levin menelusuri jalanan hingga ke pinggiran kota yang minim penerangan.

Satu jam tanpa hasil, Levin menghentikan laju mobilnya di dekat sebuah jembatan. Dia mengamati jembatan itu, khawatir tanpa sepengetahuannya Sky nekat mengakhiri hidup dengan alasan yang tidak dia ketahui.

"Sky enggak mungkin senekat itu, Vin," gumam Levin sebelum kembali melajukan mobilnya lebih pelan ke arah selatan kota. Bersamaan dengan itu, hujan mulai turun.

Sementara Rehan, dia mulai putus asa tak kunjung menemukan anak semata wayangnya yang luput dari perhatian. "Kamu ke mana, Kay?" tanyanya.

Di tempat lain, di jalanan yang sangat sepi dan gelap, seketika Levin menginjak rem saat melihat seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya. Saat ini hujan turun dengan lebat, sehingga sedikit mengaburkan pandangan cowok itu.

Untuk memastikan siapa orang tersebut, Levin menengok ke belakang sebelum memundurkan mobilnya.

"Sky bukan ya?" kata Levin saat mobilnya sejajar dengan langkah seseorang yang mencuri perhatiannya. Wajah orang itu terhalang rambut panjang sepunggungnya yang sudah basah.

Tanpa berdebat dengan dirinya, Levin memutuskan untuk turun, memutari mobil lalu memanggil orang itu. "Hei." Suaranya beradu dengan hujan.

Orang di hadapan Levin terus berjalan sedikit terseret dengan kaki tanpa alas. Levin bisa melihat kalau orang di hadapannya itu sedang kesakitan. Hal itu pun menggerakkan hati Levin untuk segera memberi pertolongan.

Mengamati lama punggung yang tak kunjung menjauh karena langkah yang begitu pelan dari orang di depannya, Levin menyimpulkan bahwa orang itu adalah seseorang yang sedang dicarinya.

Sky Arletta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang