12# Setelahnya

602 88 10
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡








"Hey, bangun !!" Hajun membuka matanya tapi belum menunjukkan pergerakan, dia masih mengingat dimana dia berada. "Hajun, bangun !! Sudah siang, kamu gak sekolah?"

Mendengar suara orang lain membuat Hajun berbalik, tubuhnya sangat pegal semalaman tidur di sofa yang sangat sempit dan keras itu.

"Kamu gak ke sekolah?"

"Lo sakit kanker kan bukan buta? Harusnya lo liat kalo gue gak bawa perbekalan sekolah, jadi yah mana mungkin gue ke sekolah cuma begini?"

Perempuan itu ngegeleng, untungnya dia sudah paham sama ketajaman mulut anak yang numpang diruangannya.

"Ya kamu pulang lah, persiapan buat sekolah."

Hajun ngehela nafas, terus mengalihkan tatapannya kearah jendela kamar rawat.

"Lo, tahu gak sih konsep nya kabur tuh apa?" Tanya Hajun. "Kalo gue pulang, buat apa gue mati-matian keluar rumah tengah malem dan akhirnya terdampar disini?"

"Lagian kenapa sih pake kabur segala? Orangtua kamu pasti khawatir."

Hajun berdecih. "Justru mereka yang bikin gue gak betah dirumah."

"Kamu gak bisa terus lari dari malasah, kamu harus belajar buat nanganin masalah biar gak terus bersikap ke kanakan kayak gini."

Hajun diam, ini kali pertamanya dia merasa kosong. Kayak dunia dan seisinya tuh bener-bener lagi munggungin dia, Hajun sampe lupa caranya bicara untuk beberapa saat.

Tapi tak lama anak SMP itu berdiri, tanpa menatap kearah ranjang rawat, Hajun langsung jalan menuju pintu keluar.

"Kalo emang lo ngerasa ke ganggu sama gue, sorry, gue usahain buat gak ganggu lo lagi." Ujar Hajun, lalu dia membuka pintu.

"Hajun...Hajun tunggu !! Maksud aku gak gitu, Hajun...ish.. Hajun."

Tapi teriakan itu tidak berarti ditelinga Hajun, dia langsung pergi kearah luar rumah sakit.

"Ternyata, tidak ada yang istimewa."
















Sudah sedari pagi Junkyu dan seisi rumah dibuat panik, awalnya mereka kira Hajun hanya mengunci pintu kamar karena tidak ingin diganggu.

Tapi semakin lama Junkyu semakin curiga, akhirnya supaya yakin Junkyu pengen liat ke halaman belakang rumahnya yang langsung nunjukin bagian balkon-balkon kamar anak-anak dia.

Penghuni rumah lainnya udah pada bubar buat kegiatan masing-masing, jadi pas Junkyu ngeliat tali yang ternyata dibuat dari sprei dan selimut terus terjuntai dari balkon kamar Hajun, dia bingung harus gimana.

Saking paniknya Junkyu sampe gak inget buat ngabarin yang lain, lelaki itu langsung bersiap dan tancap gas buat keluar rumah nyari Hajun.

Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang