36# Setelahnya

669 95 12
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡











Keadaan rumah gak seberduka satu bulan kebelakang, sekarang malah kerasa mulai hangat lagi.

Semua orang mulai keliatan nyaman, begitupun Haruto yang sedari pagi ngerasa badannya enteng banget.

Sebelum berangkat kerja, dia ngelakuin kegiatan biasanya. Nyuapin Junkyu dan bantu ngelap badan si manis, tapi yang mengejutkan nya adalah permintaan Junkyu.

Lelaki dengan mata bulat itu minta dibantu untuk keluar kamar, katanya dia pengen liat anak-anaknya pergi sekolah.

Dengan senang hati Haruto langsung memangku Junkyu, dia bantu duduk di sofa ruang keluarga yang emang jadi salah satu jalur keluar-masuk rumah.

Ngeliat Junkyu yang lagi duduk sambil masang senyum manisnya, ngebuat pengisi rumah semakin cerah layaknya cuaca hari ini.

"Waaaaahh Bundaaa." Rowoon langsung ngeburu posisi kosong di samping Junkyu, anak itu memeluk tubuh lemas Bunda nya.

"Owoon, pelan-pelan sayang !!" Tegur Doyoung.

"Hehe, iya maaf ayah." Balas si anak.

Tak kalah semangat, yang lain juga ikut ngedeket ke arah Junkyu.

"Gimana kondisi kamu sekarang?" Tanya Doyoung.

"Baik." Jawab Junkyu pelan banget, sampe semua orang disana harus nahan nafas dulu biar kedengaran.

"Syukurlah, berarti Bunda udah gak bakal dikamar terus kan? Kasian Nay kalo kita sekolah malah gak ada yang nemenin, nanti kalian bisa main bareng." Ujar Eunseo ceria.

Gak tahu kenapa tapi rasanya Eunseo seneng banget, dia akhirnya bisa ngeliat senyum dari Bunda serta adik nya lagi.

Yoshi yang dari tadi diam kemudian melirik jam tangannya, lalu melirik semua orang didepan dia.

"Ayo pamitan sama Bunda dulu !! Gerbang sekolah 20 menit lagi ditutup."

"Yahhhh~" Seru Rowoon kecewa.

"Untung Nay gak sekolah, jadi awasss !!" Nayun nyuruh Rowoon pergi, dia juga mau meluk Bunda nya.

Anak itu emang udah terlihat lebih baik, walaupun tanpa ada yang tahu kalo sesekali Nayun masih nangis kejer kalo kangen sama papai nya.

"Yaudah, kita pamit yah." Ujar Haruto.

Semuanya mengantri untuk memberikan kecupan singkat di kening Junkyu, hingga tiba giliran orang yang terakhir.

Nayun seketika ngelepasin pelukan di tubuh Junkyu, dia langsung nunduk takut.

Junkyu sadar dengan hal itu, dan dia pun tidak bisa untuk mencegah rasa marah dan kecewa putri bungsunya.

Wajar, karena Nayun punya hati dan harga diri. Jadi, Junkyu gak bisa berbuat banyak selain ngelus lembut tangan sang putri.

Sosok didepannya jongkok, dia ikut menangkup dua tangan yang masih bertaut itu.

Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang