#19 Setelahnya

531 96 24
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









"Junkyu."

Tatapan basah itu tertuju pada pintu ruangan, ternyata Junghwan sampai dengan cepat.

Lelaki tegap itu segera mendekati Junkyu dan putrinya, Junghwan memeluk Junkyu yang sekarang menangis lebih kencang. Tangannya mengelus kepala Junkyu yang bersandar pada perut dia, sedangkan manik sendunya menatap sedih si buah hati.

Bisa dibilang ini patah hati terbesar buat Junghwan, dia pernah merasakan perasaan sakit yang sama saat tahu jika dirinya bukan putra kandungan keluarga Park dulu.

Kali ini hatinya kembali direcah tanpa ampun, putri yang selalu dia utamakan sekarang tengah terbaring lemah dengan infusan dan beberapa luka lebam diwajah cantik si anak.

"Hwan..."

"Udah beres kok, kamu tenang aja !!" Seru Junghwan menenangkan.

Junkyu cuma ngangguk, dia akhirnya meminta agar Junghwan membalas semua yang menimpa sang putri, tapi tanpa Junkyu ketahui semuanya sudah beres ditangan dua putranya.

Junghwan bahkan tidak menyentuh apapun, yang lelaki itu pastikan hanya kebersihan lokasi agar anak-anak nya tidak memiliki bukti keterlibatan dalam kasus ini kedepannya.

Untuk sekarang Junghwan akan menyimpan kebenarannya sebagai rahasia, dia tidak sanggup jika menjadikan kabar itu sebagai luka atau tekanan baru bagi Junkyu. Tak apa, cukup dia saja yang menanggung semua dosa anak-anaknya.

"Ju.. aku minta maaf." Lirih Junkyu.

"Untuk apa? Kamu gak ada salah kok."

"Aku gagal jaga Nay."

"Syuttt, kamu udah jadi Bunda terhebat buat anak-anak. Jangan pernah ngomong gitu lagi !! Kalo Nay denger pasti sedih, kamu gak perlu minta maaf buat semua yang terjadi oke !!" Junkyu ngangguk.

"Aku mau cuci muka dulu."

"Mau aku antar?" Tawar Junghwan.

"Tidak usah, temani putrimu saja !!" Junghwan cuma ngangguk, di tahu jika Junkyu ingin memberikan ruang bagi dirinya.

"Terimakasih sayang."

"Sama-sama." Balas Junkyu dibonusi senyum termanis nya.

Seperginya Junkyu, Junghwan langsung duduk dikusi samping putrinya.

"Nay, sayang. Ini papai, maafyah papai telat." Ujar Junghwan sambil menggenggam tangan kecil sang putri.

"Bangun yah !! Gak usah malu ataupun takut, kamu masih punya papai dan Bunda. Kita bisa saling bahagia bersama, jangan pernah berpikiran buat ninggalin papai sama Bunda yah !!"

Junghwan mengecup lengan yang banyak luka lebam dan goresan, dia mengusapnya pelan.

"Pasti sakit banget, kamu takut banget tadi. Maaf yah, maaf papai gak bisa jagain kamu seutuhnya." Lelehan mulai membanjiri pipinya.

Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang