2. Posesif

1K 134 15
                                    

Dan di toko mainan Rio, Irene membuka lunch box nya, sedangkan Rio menunggu dengan wajah berbinar tak sabar.

"Dari mana kamu tadi?"

"Dari toilet sayang"

"Bukan dari toko gadis genit itu kan?"

"Astaga Irene-ahh, dia punya nama, jangan menuduh Krystal yang tidak-tidak, bukan kah Sean tadi memberitahu mu?"

"Bisa saja kalian bersekongkol, sesama pria, akan selalu begitu kan?" Irene tak percaya begitu saja dengan ucapan kekasih nya.

"Terserah, bahkan orang sebaik Sean saja tidak kamu percaya" kesal Rio, dia langsung memakan nasi nya dalam diam, lalu keluar.

"Aku mau mengambil mainan di tempat hyung" pamit nya, Irene pun merasa bersalah karena telah menuduh Rio yang tidak-tidak, dia memang belum menemukan bukti apa-apa tentang Rio dan Krystal, hanya ia pernah menangkap basah gadis itu tersenyum pada kekasih nya, dan saat Rio tak ada, Irene pun membantu dengan membersihkan showcase serta menyapu dan mengepel lantai nya, yang menjadi tugas dia, toko mainan milik Rio memang tak memiliki pegawai, ia biasanya mengambil barang lewat sales melalui hyung nya yang juga punya toko mainan yang jauh lebih besar di mall lain.

"Aku mau mengambil mainan di tempat hyung" pamit nya, Irene pun merasa bersalah karena telah menuduh Rio yang tidak-tidak, dia memang belum menemukan bukti apa-apa tentang Rio dan Krystal, hanya ia pernah menangkap basah gadis itu tersenyum pada k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan siang, Sean pun kembali menyeberang dan berdiri di depan toko milik Krystal sambil memperhatikan situasi sekitar.

"Sudah makan Sean?" Tanya Krystal yang menghampiri pemuda itu.

"Sudah, aku membeli ramen di restauran Jepang lantai atas tadi" jawab Sean, Krystal menghampiri sambil menggigit donat keju, pemberian atasan nya yang tadi datang mengechek, ia menyodorkan bekas gigitan nya pada Sean, tapi pemuda itu menolak, Krystal tak peduli, ia tetap memaksa Sean yang akhir nya menyerah, menerima suapan Krystal, gadis itu terkekeh menang.

"Dasar gadis genit" batin Irene yang melihat Sean dipaksa oleh Krystal untuk menerima bekas gigitan nya, sama seperti Rio, Sean juga menjaga sendiri toko baju milik nya tanpa mempunyai pegawai.

"Sean!" Teriak Rio dari ujung lorong shopping street, disana lah biasanya Rio dan Sean memarkirkan motor mereka, yang di panggil pun menengok, Sean langsung berlari menghampiri sahabat nya itu, Rio butuh bantuan untuk mengangkat mainan yang baru d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sean!" Teriak Rio dari ujung lorong shopping street, disana lah biasanya Rio dan Sean memarkirkan motor mereka, yang di panggil pun menengok, Sean langsung berlari menghampiri sahabat nya itu, Rio butuh bantuan untuk mengangkat mainan yang baru dia ambil dari toko hyung nya.

"Banyak sekali" ucap Sean membantu Rio.

"Sebentar lagi natal tiba, kamu tahu arti nya itu kan Sean" balas Rio, Irene yang ikut mendengar suara teriakan Rio pun ikut keluar membuka kan pintu.

"Gumawo Sean" kata Rio pada Sean, yang kembali keluar menuju toko nya.

"Baju mu laku lima puluh ribu ₩on" ucap Krystal menyerahkan selembar uang pada Sean yang langsung tersenyum lebar.

"Gumawo Krys" yaa, jika salah satu diantara mereka ada yang sedang pergi atau ada kepentingan, yang lain akan membantu untuk melayani pembeli, tapi itu hanya berlaku untuk toko Rio dan Sean yang tidak punya pegawai saja, ketiga orang ini memang sangat kompak, dan hanya Rio yang memiliki kekasih.

Sore nya Irene baru pulang, karena Rio sibuk menata dan memberi label pada mainan baru nya, begitu juga dengan Sean, ia sibuk dengan toko nya karena ada beberapa pengunjung yang datang, Krystal pun merasa jenuh, ia juga ikut menyibukan diri dengan memeriksa baju-baju di toko nya.

Di lain hari, Rio berjalan di belakang seorang gadis menuju ke arah Krystal yang berdiri bersama pegawai nya di depan toko, sambil menatap Sean yang berdiri di depan toko nya juga, kedua tangan Rio bergerak meremas di depan dada nya sendiri, memberi kode pada sahabat nya bahwa wanita di depan Rio memiliki dada yang besar, Yeri, Joy dan Wendy terpingkal, Krystal tersenyum tipis melirik ke arah Sean, memperhatikan reaksi pemuda itu, tapi Sean hanya tersenyum pada Rio, tak berani menatap gadis yang di maksud oleh sahabat nya itu.

Di lain hari, Rio berjalan di belakang seorang gadis menuju ke arah Krystal yang berdiri bersama pegawai nya di depan toko, sambil menatap Sean yang berdiri di depan toko nya juga, kedua tangan Rio bergerak meremas di depan dada nya sendiri, membe...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio memang sangat mesum, setiap melihat lawan jenis yang ia perhatikan pertama kali adalah dada dan pantat nya, ia akan pura-pura menepuk pantat wanita dari belakang jika ia pikir itu seksi, Sean hanya akan tersenyum dengan tingkah sahabat nya itu.

Sean berjalan cepat menuju ke toko mainan Rio, sahabat nya itu sedang makan siang rupa nya.

"Rio, cepat habiskan makan mu, Miyeon di toilet" beritahu Sean, Rio langsung menjejalkan nasi nya ke dalam mulut, buru-buru ingin menghadang Miyeon yang sedang ke toilet guna mengambil air untuk mengepel toko nya, Sean sendiri menyilangkan tangan nya di depan toko nya sendiri, menunggu Rio beraksi, dan benar saja, Miyeon keluar dari pintu masuk mall yang di lorong nya adalah pintu toilet, di samping toko baju milik Krystal, semua menatap Miyeon yang melangkah acuh, Rio langsung memotong jalan gadis itu, sambil tersenyum mesum.

"Hi Miyeon-ie cantik" sapa nya mencoba sok akrab, Miyeon melirik tajam ke arah Rio, dengan wajah cemberut lalu membuang muka dari pemuda yang sedang mencari perhatian nya itu.

"Jangan diam saja Miyeon-ie, kamu bisa bicara kan?" Goda Rio sambil berjalan ke arah Krystal, karena ia tak berani untuk terus mengejar Miyeon, ia hanya berani jika berada di seputar toko nya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan diam saja Miyeon-ie, kamu bisa bicara kan?" Goda Rio sambil berjalan ke arah Krystal, karena ia tak berani untuk terus mengejar Miyeon, ia hanya berani jika berada di seputar toko nya saja.

Begitu Miyeon berlalu, pecah sudah tawa yang lain, Rio berdiri di depan Krystal masih sambil menatap gadis itu dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Dingin sekali dia" keluh Rio.

"Bukan dingin oppa, tapi dia tahu oppa itu mesum" ejek Yeri.

#TBC

Hati HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang