7. Tersiksa

494 100 16
                                    

Rio menutup toko nya lebih awal setelah amarah Irene mereda, ia pulang sambil menggandeng tangan sang kekasih yang masih membisu, Sean menghela nafas melihat sahabat nya tidak baik-baik saja, Krystal sendiri memilih untuk menyendiri di ruangan nya.

Dan keesokan hari nya, Sean menatap kosong toko mainan Rio yang tutup, biasanya ia datang lebih awal dari Sean, tapi hari ini, sudah lebih dari jam sepuluh pagi dan Rio belum terlihat datang, Sean tentu tak enak untuk bertanya, jadi ia membiarkan nya saja, ia lalu melirik ke arah pintu masuk toko baju milik Krystal, rupanya ia sedang mengawasi pegawai nya sambil duduk di meja kasir, wajah nya masih nampak murung.

Dan keesokan hari nya, Sean menatap kosong toko mainan Rio yang tutup, biasanya ia datang lebih awal dari Sean, tapi hari ini, sudah lebih dari jam sepuluh pagi dan Rio belum terlihat datang, Sean tentu tak enak untuk bertanya, jadi ia membiarkan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean menyeberang menuju toko milik Krystal dan berdiri di sana, Miyeon lewat dari toilet.

"'Pagi oppa" sapa nya pada Sean

"Pagi juga Miyeon-ie, mau di bantu?" Canda Sean ingin menggoda Miyeon.

"Boleh oppa, jika tidak merepotkan" balas Miyeon, Sean terbelalak, Miyeon rupa nya tidak paham dengan candaan Sean.

"Tidak, santai saja" Sean lalu mengambil alih ember kecil di tangan Miyeon dan membantu membawa nya ke toko Kang, Krystal tersenyum paksa melihat kelucuan Sean dan Miyeon, sejenak ia dapat mengalihkan pikiran nya tentang Rio.

Sean kembali dari toko Kang sambil mengulum lolipop pemberian Miyeon karena Sean membantu nya, ia berjalan santai, dan beberapa gadis melirik nya sambil tersenyum lucu.

Krystal menghadang langkah Sean, menarik pegangan lolipop di mulut Sean, meminta pemuda itu melepas kuluman nya, Sean pun menurut dan kini Krystal yang mengulum lolipop bekas Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krystal menghadang langkah Sean, menarik pegangan lolipop di mulut Sean, meminta pemuda itu melepas kuluman nya, Sean pun menurut dan kini Krystal yang mengulum lolipop bekas Sean.

"Lolipop ini terlalu berbahaya jika berada di mulut mu" alasan Krystal, Sean menggedikan kedua bahu nya, acuh.

"Menurut mu, apa yang terjadi di antara Rio dan Irene?" Tanya Krystal menatap toko mainan Rio.

"Aku tidak tahu" jawab Sean jujur.

"Rio terlalu takut pada kekasih nya"

"Bukan takut, kadang pria diam untuk menghindari pertengkaran, mereka malas berdebat"

"Apa kamu juga seperti itu?"

"Kenapa malah jadi ke aku?"

"Ayolah, jawab saja aku hanya penasaran"

"Tidak semua pria seperti Rio dan tidak semua pria seperti ku juga"

"Berarti kamu tidak seperti Rio"

"Bukan begitu Krys, aku tipe orang yang harus menyelesaikan masalah saat itu juga, bukan menghindari nya"

"Berarti kamu suka bertengkar?" Itulah perempuan, rasa ingin tahu nya tinggi dan terus berputar-putar, tapi untung Sean adalah pria yang sabar.

"Masalah tidak harus di selesaikan dengan sebuah pertengkaran Krys" gadis itu tersenyum lucu menatap reaksi Sean yang nyaris putus asa.

"Kamu adalah sosok nyaris sempurna, sabar, tampan, mapan, cool, mudah bagimu menakhlukan wanita hanya dengan sekali kedipan mata, tapi kenapa aku tak pernah melihat mu dengan wanita?" Heran Krystal karena sampai sekarang, Sean masih single.

"Tidak semua wanita suka barang mahal" jawab Sean yang memuji diri nya sendiri.

Bug

"Haish. . . " erang Sean sambil tertawa karena Krystal memukul lengan nya.

"Serius Sean, apa kamu sudah pernah berkencan sebelum nya?" Selidik Krystal yang sangat penasaran sebab Sean adalah pribadi yang tertutup.

"Kamu sendiri?"

"Aarrgh. . . Krystal sakit" seru Sean karena rambut nya di jambak oleh Krystal.

"Jawab dulu, baru bertanya, aku kesal setiap kamu di tanya bukan menjawab malah balik bertanya" geram Krystal, Sean terbahak.

"Pernah" jawab Sean singkat

"Seperti apa selera mu?"

"Kamu belum menjawab pertanyaan ku yang tadi" protes Sean

"Pertanyaan yang mana?" Krystal lupa.

"Ck" Sean berdecak kesal

"Kamu sudah pernah berkencan belum?" Ulang nya, Krystal terkekeh.

"Belum" jawab nya

"Nah sekarang jawab pertanyaan ku, seperti apa selera mu?"

"Putih, berambut panjang"

"Pilar" sahut Krystal, Sean menggaruk kepala nya yang tak gatal

"Memang pilar punya rambut?" Kesal nya, Krystal terbahak.

Di hari ketiga, Rio akhir nya membuka kembali toko mainan nya, dia di temani Irene sekarang, entah apa yang terjadi selama tiga hari ini, karena terakhir mereka bertengkar hebat, tapi sekarang tiba-tiba membuka toko berdua, dan sudah kembali mesra.

Krystal kerap kali terlihat menghindar jika Irene berada di luar toko nya, Rio juga mengabaikan Krystal dan tak pernah keluyuran lagi, mungkin karena ada Irene di sana, Sean berdiri diluar toko nya, Rio pun menghampiri dan memberi nya kookies.

"Aku bosan jika Irene ikut ke toko" keluh Rio sambil menikmati kookies coklat nya bersama Sean, sang sahabat terkekeh.

"Wow" gumam Sean menggoda Rio seolah ada gadis sexi yang lewat di depan nya, karena posisi Rio menghadap ke arah Sean

"Sean, jangan membuat ku penasaran" tapi Sean pura-pura tak mendengar dan menatap gadis itu tanpa berkedip, tentu saja Rio tak berani menoleh karena ada Irene yang tengah mengawasi nya.

"Kamu pasti akan menyukai dada nya" goda Sean semakin menjadi.

"Apa kah itu besar?"

"Tidak, tapi seperti nya penuh dan kencang" Sean menggerakan tangan kiri nya seperti meremas

"Ah sial" gumam Rio kesal.

"Pantat nya sangat bulat"

"Sean, jangan membuat ku frustasi" erang Rio putus asa, Sean pun terbahak, antara lucu dan tak tega melihat sahabat nya itu tersiksa.

"Dan yang ini, belahan nya, astaga" gumam Sean, Rio tentu menjadi sangat penasaran jika sahabat nya yang kalem dan pendiam saja sampai berkomentar berarti memang iya, Rio melirik lewat punggung nya, sungguh dress ketat putih selutut membuat ia ingin segera membalikan badan nya sebelum akhir nya. . .

"Rio" panggil Irene dari depan toko nya, yang dipanggil mengepalkan tangan nya kesal, marah, frustasi sambil mengerang  ia pun menghampiri sang kekasih.

"Ya sayang?" Rio berubah manis, dan Sean semakin tak bisa berhenti tertawa.


#TBC

Hati HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang