Nyam
Rio menerima suapan dari Irene sambil menonton film kartun di tablet nya, sang kekasih tentu senang Rio tak banyak berulah sekarang, menurut dan tak pernah menghabiskan waktu dengan Krystal.
"Enak?" Tanya Irene, Rio mengangguk karena mulut nya penuh, Sean keluar dari toko Krystal, menuju ke distro nya sendiri, duduk di sofa sambil mendengarkan musik.
Tink
Pintu distro Sean terbuka, seorang gadis masuk dengan senyum tipis di bibir nya.
"Oppa" sapa Miyeon"Hey" Sean menegakan tubuh nya, menyambut Miyeon
"Ini untuk oppa" gadis itu menyerahkan sebungkus permen coklat, pada Sean.
"Coklat?" Sean menerima nya.
"Iya, Seulgi oppa dari Jepang, dan membawakan oleh-oleh ini" jelas Miyeon
"Lalu kamu?" Sungkan Sean.
"Buat oppa saja" Miyeon lalu keluar dari distro Sean, dan Rio melihat nya, ia pun lantas mendatangi Sean, yang masih berdiri sambil memegangi permen coklat pemberian Miyeon.
"Sean"
"Hm?" Ia menoleh pada Rio
"Coklat?" Rio mengambil alih dari tangan Sean.
"Iya, dari Miyeon"
"Aku buka ya?" Ijin Rio, Sean mengangguk, Rio lah yang pertama memakan nya.
"Enak" gumam nya, Sean pun mengambil alih lagi dan membawa nya ke tempat Krystal, Rio tak berani menyusul karena masih ada Irene di toko nya.
"Apa itu oppa?" Yeri menyambut Sean dan ikut mengambil coklat tadi, begitu juga dengan Joy dan Wendy, semua kebagian satu satu, saat Krystal datang, Sean sudah menggigit coklat terakhir.
"Yah, kalian tidak mengingat ku?" Sungut nya.
"'Siap cepat dia dapat unnie" ejek Joy, Krystal merebut coklat bekas gigitan Sean, dari tangan pemuda itu.
"Krys, aku baru memakan setengah nya" protes Sean
"Aku malah belum sama sekali" balas Krystal, sementara Rio, ia menyuapkan setengah coklat nya tadi pada Irene, gadis itu pun menerima nya.
"Coklat dari mana?" tanya nya sambil mengunyah.
"Sean" jawab Rio singkat, ia lalu bersandar manja pada Irene yang tengah menonton drama di tablet Rio, ia jadi mengabaikan sang kekasih yang kembali melarikan diri keluar dari toko nya, menuju ke toko Krystal, yang manager nya sedang menonton film yadong dengan Sean, Rio nampak celingukan mencari dua sahabat nya itu.
"Kalian tidak mengajak ku?" Protes Rio, ia hendak menyusul tapi Wendy menahan dada nya, dan menunjuk ke balik punggung Rio dengan dagu nya, ia pun menoleh dan mendapati Irene sudah berdiri dengan tatapan tajam, Rio pun tersenyum garing sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, berjalan kembali ke toko mainan nya.
"Aku mencari Sean" alasan nya, sambil tersenyum takut pada sang kekasih.
"Mau apa mencari Sean?"
"Tidak ada, hanya mencari teman bicara"
"Lalu kamu pikir aku bisu sampai mencari orang lain hanya untuk sekedar bicara?" Rio tak menjawab, ia memasuki toko nya karena malas berdebat.
Sean menyerahkan ponsel Joy pada Krystal, ia lalu beranjak dari atas karung " mau kemana?" Tanya Krystal.
"Keluar, Rio pasti butuh teman" jawab nya, tak hanya Krystal, tapi Sean juga memahami Rio, yang tanpa harus mengatakan sesuatu pasti tahu kesulitan yang di hadapi teman nya yang mesum itu, dan benar, Rio tengah memegang kemoceng sambil berdiri di depan toko nya dengan wajah bosan, melihat Sean berjalan ke distro nya, Rio pun menyusul, karena toko mereka bersebelahan.
"Aku bosan" keluh Rio, Sean terkekeh.
"Bukan kah kamu harus nya senang, ada noona, ajak saja dia nonton di ponsel nya Joy" ujar Sean.
"Tidak, bahaya"
"Apa nya?"
"Kalau terjadi hal-hal yang aku ingin kan bagaimana?"
"Lakukan saja dengan noona, kalian pasti sudah pernah melakukan nya bukan" tebak Sean, Rio menggeleng.
"Tidak mungkin" Sean tidak percaya.
"Aku belum pernah menyentuhnya sama sekali Sean" jujur Rio.
"Ya bagus" Sean bingung harus bereaksi seperti apa, dia tahu Rio memang hanya mesum di mulut, dan tidak serius, tapi setidak nya dengan Irene, pasti Rio pernah melakukan sesuatu.
"Selain berpelukan apa yang pernah kalian lakukan?"
"Gandengan tangan" Sean terbelalak.
"Aku serius Sean, otak ku memang kotor, tapi saat bersama Irene, aku takut untuk melakukan nya, bahkan untuk sekedar mencium nya saja tak terpikirkan oleh ku"
"Kenapa? Apa karena dia tidak menarik?"
"Tidak, bukan itu, tapi karena aku ingin menjaga nya sampai dia menjadi milik ku nanti" Sean pun di buat kagum dengan kata-kata Rio.
"Kamu sendiri? Kita sudah tiga tahun berteman tapi aku tak pernah melihat mu bersama yeoja" selidik Rio curiga.
"Jangan bilang kamu jeruk minum jeruk" canda Rio serius, Sean terbahak.
"Gadis di sini tak ada yang sesuai dengan type ideal ku" alasan Sean.
"Selera mu terlalu tinggi"
"Ya memang"
"Apa kamu pernah berkencan sebelum nya?"
"Pernah"
"Berciuman?"
"Pernah"
"Bercinta?" Sean mengangguk, Rio terbelalak lalu menutup mulut nya, dan menatap tak percaya pada Sean, sahabat yang ia kira lugu, cool, dan polos urusan lawan jenis itu malah ternyata pernah bercinta.
"Dengan siapa?"
"Mantan kekasih ku"
"Ternyata kamu brengsek ya Sean" ujar Rio tak menyangka, Sean hanya tersenyum salah tingkah.
"Miyeon seperti nya suka dengan mu" ujar Rio.
"Tidak, kami hanya berteman" elak Sean.
"Karena bukan type mu?"
"Karena aku menyukai orang lain"
"Siapa?"
"Kamu tak harus tahu"
"Itu tidak adil, kamu saja tahu semua tentang ku" protes Rio.
"'Itu salah mu karena bercerita pada ku, sedangkan aku tak ingin bercerita pada mu" jawab Sean sambil terbahak.
Hari-hari terasa membosankan bagi Rio karena selama ada Irene dia tidak bisa bebas beraksi.
#TBC