"Kita sudah lebih dari tiga tahun berkencan, apa lagi yang kamu tunggu?"
"Bahkan teman-teman ku saja, mereka semua sudah menikah, tinggal. . ." Irene terus mendesak sepanjang perjalanan pulang bersama Rio dengan naik motor.
"Iya iya kita akan menikah, puas?!" Teriak Rio marah, kesabaran nya sudah habis karena Irene terus menekan nya sedari tadi, gadis itu langsung terdiam.
Keesokan hari nya
Toko mainan milik Rio tutup, Krystal juga tak masuk kerja, dan Wendy lah yang menggantikan tugas nya, Sean tahu, Krystal butuh waktu untuk menenangkan diri, sedangkan Rio, ia tak tahu alasan nya, Sean juga merasa sungkan jika harus menghubungi Rio, ia lebih memilih untuk menunggu.
Tiga hari, akhir nya Rio dan Krystal sama-sama mulai beraktivitas kembali, tapi Rio berubah, ia lebih banyak diam dan jadi pemurung, Sean berdiri di depan distro nya, ia bingung harus kemana, sebab Krystal tak keluar dan hanya duduk di dalam toko nya, begitu juga dengan Rio, ia memilih berada di toko mainan nya, kedua nya seolah saling mendiamkan, mungkin takut terjadi hal seperti tempo hari.
Sean memilih untuk menghampiri Krystal, gadis itu sedang menyusun laporan penjualan di toko nya, tak banyak bicara, Sean mengambil tempat duduk di samping Krystal.
"Aku sudah makan siang, tapi rasanya mulut ini masih ingin mengunyah" ucap Sean, Krystal pun melirik nya.
"Ayo kita ke toko donat yang baru buka itu" ajak Sean yang mungkin ingin menghibur Krystal, agar tak badmood lagi.
"Kamu yang bayar?" Todong nya, Sean pun mengangguk, Krystal pun menyimpan kertas dan pena nya, lalu berdiri dan mulai berjalan bersama Sean menuju ke gerai donat yang baru buka beberapa minggu yang lalu, dan Rio menatap kedua sahabat nya itu dari depan toko nya.