Dua hari sudah, Miyeon tak bertemu atau melihat Rio, ia sengaja pura-pura ke toilet, padahal asli nya, untuk melihat ke toko ahjuma Oh, apakah Rio disana, tapi nihil, Miyeon malah melihat pria asing yang sekilas mirip Rio dari perawakan nya.
Tapi Miyeon tak menyadari kemiripan itu, mungkin karena tak ada pembanding.
"Sudah ganti sales rupa nya, mungkin Rio pindah ke tempat lain" batin nya kecewa, Miyeon pun kembali ke toko Kang, sambil menggenggam ponsel nya, ragu apakah ia harus mengirim pesan pada Rio atau tidak, iya dia malu, tidak dia rindu.
Setengah hari lama nya, Miyeon masih berpikir, tapi akhir nya, ia membuang jauh gengsi nya, dan memilih untuk mengirim pesan pada pemuda itu.
To Rio:
Hey, aku tak melihat mu ke toko ahjuma Oh beberapa hari ini, apa kamu sudah pindah?From Rio:
Miyeon-ie, aku sakitTo Rio:
Hah? Sakit apa? Bagaimana bisa? Bukan kah terakhir kita bertemu kamu baik-baik saja?Tanpa sadar, Miyeon menunjukan rasa khawatir dan perhatian nya pada Rio, tapi pemuda itu juga tak tahu jika gadis yang sedang berkirim pesan dengan nya itu tengah mencemaskan nya.
From Rio:
Hanya demam biasaTo Rio:
Sudah ke dokter?From Rio:
Tidak, aku benci dokterTo Rio:
Biar cepat sembuhFrom Rio:
Hyung sudah membelikan ku obatTo Rio:
Sudah di minum?From Rio:
SudahTo Rio:
Sudah makan?From Rio:
HhmmMiyeon tak lagu membalas pesan Rio, karena ia kini semakin khawatir, ingin ke rumah nya, tak tahu alamatnya dimana, tidak ke sana ia penasaran dengan keadaan Rio.
Sepulang bekerja, Miyeon berjalan menuju ke rumah nya dengan pikiran yang tertuju pada Rio, ia tak dijemput sang ayah karena masih belum seratus persen sembuh, dan setiba di rumah.
"Miyeon-ie, sudah pulang nak? Cepat mandi, lalu kita makan, dongsseng mu sudah lapar" sambut sang ibu
"Ne eomma" jawab nya.
Saat makan malam sederhana bersama keluarga nya, appa Cho pun bertanya.
"Kemana Rio, appa tak melihat nya lagi mengunjungi mu, Miyeon-ie?" Miyeon gelagapan, karena sebenar nya selama ini, Rio datang ke rumah adalah untuk ayah nya, bukan untuk nya.