Rio terbiasa membagi apa pun yang ahjuma Oh berikan pada nya dengan Miyeon, awal-awal, gadis itu memang sebenarnya tidak mau menerima nya, tapi lama-lama ia terbiasa.
Dan seperti biasa, Rio mengantar barang ke toko mainan ahjuma Oh, kali ini, ia terlewatkan, karena ahjuma sudah selesai makan malam, tapi bukan itu tujuan Rio, ia berencana akan pergi ke tempat ia dan Sean serta Krystal dulu menghabiskan waktu dengan makan malam bersama.
"Kenapa terburu-buru?" Tanya ahjuma Oh.
"Aku ingin jalan-jalan ahjuma, menghabiskan waktu"
"Dengan gadis itu?" Rio tertawa lucu.
"Tidak, sendirian" jawab nya.
"Kenapa tak mengajak nya saja?"
"Aku malu ahjuma"
"Kamu laki-laki, kenapa harus malu?" Rio tak menjawab.
"Aku pergi dulu ahjuma" pamit nya
"Hati-hati"
"Ne"
Rio lalu meninggalkan toko ahjuma, dia kebetulan berpapasan dengan Miyeon yang keluar dari tokonya sambil menangis, dan berlari terburu-buru, Rio pun penasaran, karena belum waktu nya ia pulang, harus nya masih sejam lagi.
"Hey, Miyeon-ie" panggil Rio, tapi gadis itu seolah tuli, ia pun mengejarnya
"Miyeon-ie"
Sret
Rio menahan tangan kiri gadis itu, yang wajah nya sudah basah oleh air mata.
"Mau kemana?" Tanya Rio iba.
"Ke rumah sakit, appa kecelakaan" kata Miyeon terisak.
"Aku antar ayo" Rio menarik tangan Miyeon, dan membawa nya ke parkiran mobil, mereka pun dalam perjalanan menuju ke rumah sakit tempat ayah Miyeon di rawat.
"Jangan menangis, appa mu pasti baik-baik saja" hibur Rio, Miyeon tetap terisak, sesampai di rumah sakit, tangis nya semakin menjadi, melihat sepeda sang ayah rusak parah.
"Ayo kita cari tahu dimana ayah mu dirawat" Rio kembali menarik tangan Miyeon memasuki unit gawat darurat.
"Suster, kami ingin bertanya dimana kamar korban kecelakaan sepeda di rawat?" Tanya Rio karena ia tak tahu nama ayah Miyeon.
"Nama nya?" Tanya sang perawat, Rio bingung, karena tak tahu, hendak bertanya pada Miyeon, gadis itu sedang menangis.
"Marga nya Cho" ucap Miyeon
"Beliau masih ditangani oleh dokter, silakan tunggu" beri tahu sang perawat.
"'Ayo kita duduk, tenangkan diri mu, tarik nafas dalam-dalam, dan hembuskan berlahan" Rio membawa Miyeon duduk di bangku yang telah disediakan, gadis itu pun melakukan nya, tubuh nya gemetar karena saking kaget dan cemas nya memikirkan sang ayah.
Tak lama seorang pria paruh baya keluar dari ruang gawat darurat, dengan luka di pelipis nya, siku kiri dan lengan kanan, celana panjang nya juga robek di bagian bawah dan meninggalkan luka yang harus di jahit.
"Ahjusi Cho" Rio langsung berdiri, dan menghampiri ayah Miyeon itu.
"Appa" Miyeon langsung berlari kecil menyambut sang ayah.
"Kamu pemuda yang waktu itu kan?" Tanya tuan Cho.
"Ya ahjusi Cho, saya Rio" jawab nya membungkuk, menyalami nya.
"Appa, bagaimana bisa terjadi?" Tanya Miyeon cemas.
"Sebaiknya kita pulang saja dulu Miyeon-ie, ahjusi Cho butuh istirahat" ujar Rio agar Miyeon tak banyak bertanya lebih dahulu.