Bonus

1K 112 31
                                    

Dae-Ho telah berusia tiga tahun sekarang, ia memiliki banyak mainan tentu nya, dan sangat dimanja, karena di rumah sang mama dia menjadi cucu pertama, sedangkan di rumah sang ayah dia menjadi cucu bungsu laki-laki, sebab sebelum nya sudah ada cucu perempuan yaitu Wonyoung, dan usia mereka terpaut tiga belas tahun.

"Dae-Honie, makan dulu sayang!" Seru Miyeon memanggil putra nya yang sedang mengejar ayam peliharaan sang kakek di belakang rumah.

"Dae-Honie, makan dulu sayang!" Seru Miyeon memanggil putra nya yang sedang mengejar ayam peliharaan sang kakek di belakang rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi bocah itu tak merespon.

"Mama telpon papa ya?" Ancam Miyeon, tak banyak bicara, Dae-Ho pun langsung berlari menghampiri sang mama, sang kakek dan aunty nya pun tertawa, karena Dae-Ho takut dengan sang ayah.

"Nah, buka mulut nya sayang" Miyeon menyuapi putra nya di toko mainan sambil menemani Sullyoon.

Breem . . . Brem . . .

Terdengar suara mobil milik Rio datang dan terparkir di halaman rumah keluarga Cho.

"Papa!" Seru Dae-Ho melihat sang ayah datang, Rio .emang sekarang lebih memilih untuk makan siang di rumah semenjak Dae-Ho lahir, mau di rumah sang mertua atau pun di rumah sendiri, tergantung sedang berada dimana Dae-Ho nya.

"Dae-Honie" Rio pun juga berseru, sambil tersenyum lebar.

Bruk

Sang bocah kecil memeluk kaki ayah nya, seperti lama tak bertemu.

"Dae-Ho sudah makan?" Tanya Rio yang kemudian menggendong nya

"Uhum, Dae-Ho sedang makan papa" jawab nya, Miyeon pun menyusul keluar.

"Biar aku yang melanjutkan nya" Rio mengambil alih piring makanan samg putra dari tangan istri nya, lalu membawa masuk lagi ke toko mainan dan melanjutkan menyuapi di sana, sedangkan Miyeon mengambilkan makan dan minum untuk suami nya.

"Oppa masih harus kembali mengantar barang?" Tanya Miyeon, mengulurkan makan siang untuk suami nya, sedangkan milik Dae-Ho sudah habis.

"Masih, tapi nanti saja sekalian kita pulang" jawab Rio.

"Papa, nanti Dae-Ho beli donat dulu ne?" Pinta nya karena tahu sang ayah akan kembali ke mall.

"Iya boy" jawab sang ayah.

"Yess" girang Dae-Ho, Rio beristirahat di rumah sang mertua, sambil bermain dengan putra semata wayang nya itu.

"Itu di sudut sana Dae-Ho" tunjuk Rio yang rupa nya sedang mengumpulkan telur ayam, ia memegang keranjang, sedangkan Dea-Ho yang mengambil nya.

"Awas, hati-hati Dea-Ho, jangan sampai terinjak" ujar Rio, appa Cho terkekeh melihat tingkah cucu pertama nya itu.

"Ini, kasih pada harabeoji" Rio menyerahkan keranjang kecil berisi tujuh butir telur tadi.

"Harabeoji, ini telur nya" kata Dae-Ho dengan suara cadel nya yang lucu.

"Buat Dae-Ho saja, nanti minta mama untuk memasakan nya ne" ujar sang kakek.

Hati HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang