Senin dan Selasa adalah hari dimana Rio akan berkeliling untuk mengechek stock mainan di toko pelanggan nya, Rabu dan Kamis ia mengirim barang-barang pesanan, dan Jum'at Sabtu ia pergi mencari barang, Minggu adalah hari libur.
Dan kali ini ia ke COEX mall di hari Selasa, melewati toko parfum Kang begitu saja, karena ia buru-buru dan toko itu juga sedang ramai, mungkin karena tanggal muda, Miyeon tak menyapa Rio, meski ia melihat pria itu melewati nya.
"Akh, kenapa aku jadi penasaran dengan nya" batin Miyeon kesal sendiri.
"Selamat pagi ahjuma" sapa Rio, ahjuma Oh sedang membuka kunci pintu toko nya.
"Biar aku bantu ahjuma" Rio mengambil alih kunci ditangan ahjuma Oh dan membantu membuka toko nya.
"Gumawo Rio, kenapa kamu baik sekali" ucap ahjuma.
"Karena aku juga punya seorang ibu ahjuma" balas nya, wanita tua itu tersenyum hangat pada Rio.
"Ayo temani aku sarapan" ajak ahjuma, Rio tak menolak, meski ia hanya makan mandu kimchi buatan ahjuma yang masih panas, serta teh yang baru saja di seduhkan, ia tak sadar Miyeon sedang memperhatikan nya, gadis itu lewat hendak membeli sarapan untuk Seulgi, tapi malah tanpa sengaja melihat Rio sarapan bersama wanita tua.
"Kenapa tak kau habiskan?" Tanya ahjuma Oh, karena Rio menyisihkan tiga buah mandu pemberian ahjuma Oh.
"Aku ingin membagi nya dengan gadis di depan sana ahjuma" jujur Rio.
"Kamu menyukai gadis itu?" Selidik ahjuma
"Tidak ahjuma, dia teman lama ku" jawab Rio
"Tapi kami tak sedekat itu dulu, sebab aku sering menggoda nya, dan membuat dia kesal ahjuma" cerita Rio pada wanita tua itu yang terkekeh lucu.
"Kamu seperti nya sudah berpengalaman soal meluluhkan hati perempuan" tebak ahjuma, Rio tertawa.
"Aku pergi dulu ahjuma"
"Ya, semoga berhasil, jangan mudah menyerah Rio-ya" pesan ahjuma, Rio pun berjalan pulang melewati toko parfum Kang, ia melihat Miyeon tengah melayani pembeli, ia pun memilih untuk menunggu nya diluar, sambil memperhatikan nya.
Begitu pembeli tadi pergi, Rio pun masuk ke toko parfum Kang, ia membungkuk hormat menyapa Seulgi, yang duduk di bangku kasir.
"Miyeon-ie" sapa Rio menghampiri gadis dingin itu, yang tak menyahut, tapi ia menatap ke arah Rio.
"Ada mandu untuk mu, jika kamu lapar nanti" ujar Rio, ia menyerahkan kotak plastik sekali pakai berisi tiga buah mandu pemberian ahjuma Oh tadi, Miyeon pun menerima nya.
"Minum nya kamu beli sendiri ya" kata Rio sambil tersenyum tak berdosa, ia lalu pergi begitu saja, Miyeon menahan senyum dengan ucapan Rio tadi.
"Seulgi-yaa" Rio menghampiri majikan Miyeon itu, mereka seumuran, jadi Rio memanggil nama saja.
"Ya?" Seulgi menatap ke arah Rio.
"Aku ingin meminta ijin, boleh tidak aku mengajak Miyeon makan siang ke foodcourt?" Tanya Rio langsung pada atasan nya Miyeon.
"Boleh, asal pas sepi dan itu bukan weekend" jawab Seulgi.
"Tapi tunggu dulu, nanti akan ada yang marah tidak? Miyeon sudah seperti dongsaengku Rio, aku tak mau dia mendapatkan masalah seperti Krystal dulu" cemas Seulgi yang tahu jika Irene dan Krystal dulu sering terlibat pertengkaran karena salah paham dan cemburu.
"Tidak Seul, aku sedang tidak menjalin hubungan dengan siapa pun"
"Lalu Irene? Ku dengar dari Sean kalian akan menikah lima tahun yang lalu" kaget Seulgi, Rio menggeleng.
"Kami tidak jadi menikah" jawab Rio tersenyum paksa.
"Mungkin kalian memang belum berjodoh" hibur Seulgi, Ro hanya manggut-manggut.
"Aku dulu sering melihat mu menggoda Miyeon, mungkin dia jodoh mu" goda Seulgi, Rio tertawa lepas, sampai gadis yang ia dan Seulgi bicarakan itu pun menatap ke arah Rio.
"Dia memang cantik, aku suka membuat nya jengkel, tapi tidak, bukan karena aku menyukai nya, tapi memang karena aku sengaja ingin membuat dia marah, rasa nya senang sekali saat melihat reaksi dan ekspresi nya" cerita Rio kenapa ia suka menggoda Miyeon dulu
"Tapi sekarang?"
"Lima tahun aku pergi dari sini, semua telah berubah Seul, ada yang datang dan ada yang pergi, tapi Miyeon, dia satu-satunya yang masih bertahan, jadi ya kamu tahu lah" alasan Rio
"Aku mengerti, tapi seperti nya membangun pertemanan dengan Miyeon itu tidak mudah, semoga kamu berhasil"
"Iya, hanya Sean yang bisa membuat Miyeon luluh" gumam Rio
"Dia pendiam dan tidak banyak tingkah seperti mu" ejek Seulgi, Lagi-lagi Rio hanya bisa tertawa menjadi bahan ejekan Seulgi.
"Kamu kerja apa sekarang? Kenapa tak lagi membuka toko mainan?" Tanya Seulgi.
"Aku menjadi suplayer mainan sekarang, lebih menjanjikan hasil nya, dari pada buka toko mainan sendiri yang harus memikirkan uang sewa ruko tiap tahun nya, dan juga suasana disini sudah tak seperti dulu, aku malas"
"Tapi Yoong hyung masih di bisnis yang sama kan?"
"Iya, toko nya masih ada di Hyundai mall"
"Bagus, aku senang kamu berkembang sekarang, ku pikir kamu dulu adalah orang yang tak memikirkan masa depan, karena di toko mu hanya bercanda dan jalan-jalan saja yang aku lihat"
"Wah kamu perhatian sekali dengan ku" balas Rio mengejek.
"Karena ku pikir kamu menyukai pegawai ku, jadi harus aku selediki"
"Dan sumpah, jika aku menjadi Miyeon aku juga akan marah dengan kejahilan mu, tingkah mesum mu, aku tahu semua itu Rio" ujar Seulgi sambil menunjuk mata nya sendiri lalu ke arah Rio, sebagai kode jika ia dulu mengawasi nya, Rio kembali tertawa.
"Rupanya ada detektiv yang mengawasiku selama ini" pingkal Rio.
Setengah jam lebih Rio mengobrol dan bercanda dengan Seulgi, setelah itu, ia pun berpamitan untuk kembali melanjutkan pekerjaan nya.
Dan seperti biasa, Miyeon di jemput sang ayah pulang dengan sepeda nya, ia tersenyum dibalik punggung sang ayah, mengingat suara tawa Rio yang terdengar renyah tadi saat berbincang dengan Seulgi.
#TBC