38. Resign(END)

1K 111 10
                                    

Setelah tahu rasa nikmat nya bercinta, Miyeon dan Rio pun sering melakukan nya, sebagai suami istri yang sah, hal itu tentu wajar saja, mereka tak sungkan lagi dalam berperilaku layaknya pasangan pada umum nya.

Seperti hari ini, Sullyoon lah yang mengambilkan air minum untuk oppa nya, karena Miyeon sedang ke pasar bersama sang ibu, dengan sepeda milik appa Cho, Rio sedang menghitung laporan penjualan dari Sullyoon.

"Minum nya oppa"

"Gunawo Sullyoon-ie"

"Ini untuk mu" Rio memberi Sullyoon beberapa lembar uang.

"Gumawo oppa" Sullyoon menerima nya dengan senyum lebar, ia memang akan selalu melaporkan pada Rio apa saja dan berharga berapa mainan yang terjual setiap Minggu nya, dan Rio akan memberi nya uang, dengan dalih sebagai uang saku, ia lantas menyusul sang mertua ke belakang rumah.

"Appa"

"Ya?" Appa Cho menoleh menatap sang menantu.

"Ini untuk appa, untuk Sullyoon, dia juga sudah mendapatkan nya" Rio mengulurkan uang ditangan nya ke genggaman tangan appa Cho

"Rio. . ." Sang mertua tak bisa berkata apa-apa, kehadiran Rio memang tak hanya membahagiakan bagi Miyeon, tapi juga berefek pada perekonomian keluarga Cho, meski hanya pas-pasan, setidaknya itu sudah lebih baik dibanding saat hanya Miyeon yang bekerja dulu.

"Rio tak akan melupakan tanggung jawab Miyeon sebagai anak sulung appa, jangan di tolak, semua yang kami lakukan adalah wujud bakti seorang anak pada orang tua nya" tutur Rio, appa Cho pun terharu.

"Gumawo Rio-ya" jika dulu Rio lebih memilih membelanjakan mertua nya kebutuhan pokok, semenjak ada toko di rumah sang mertua, ia lebih memiluh untuk memberinya dalam bentuk uang, ia lalu kembali masuk ke toko dan melanjutkan pekerjaan nya.

Miyeon pulang dari pasar, setelah memarkirkan sepeda nya, ia lalu menyusul sang suami ke toko, Rio tengah sibuk mencatat mainan apa saja yang stock nya mulai menipis, Miyeon mengambil gelas di meja kasir yang adalah air minum milik suami nya, tanpa ragu ia pun meneguk nya.

"Hey, sudah pulang?" Rio menoleh menatap sang istri.

"Sudah oppa, aku masak dulu ne" Rio mengangguk, sejam berlalu, sudah ada dua orang pembeli, karena di sekitar rumah sang mertua belum ada toko mainan, jadi tak ada pesaing di sana, sekarang juga sudah lengkap ada kertas kado nya jika ada yang membeli untuk hadiah dan mau di bungkus.

Rio menghabiskan air minum nya, dan ia masih haus, Rio pun ke dapur hendak mengambil air.

"Kita makan saja dulu oppa, nanti kalau oppa terlalu banyak minum akan kenyang air" ujar Miyeon, ia mengambil alih gelas di tangan suami nya itu.

"Sullyoon-ie, tolong panggil appa ne, makan siang sudah siap" pinta Miyeon pada dongsaeng nya.

"Ne unnie"

Semenjak Rio dan Miyeon menikah, di rumah keluarga Cho selalu punya stock daging ayam, babi atau pun sapi, karena itu adalah makanan kesukaan Rio, padahal mereka dulu sangat jarang makan dengan lauk daging.

Dan keesokan hari nya, aktivitas di rumah keluarga Kim berjalan seperti biasanya, Rio masih tertidur pulas, tapi sang istri sudah terbangun semenjak subuh, bahkan sebelum Tiffany dan Seohyun terbangun, ia terlihat terus menguras isi perut nya di kamar mandi.

"Miyeon-ie, apa yang terjadi?" Tanya Tiffany khawatir, menyusul sang menantu ke kamar mandi, wajah Miyeon nampak pucat, Seohyun pun buru-buru mengambilkan air minum.

"Eomma, jangan-jangan. . .?" Tebak Seohyun.

"Apa iya ya?" gumam Tiffany, membantu mengurut tengkuk Miyeon.

Hati HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang