24. Love In Silent

492 95 14
                                    

Rio melepaskan pelukan Miyeon, ia lalu pergi begitu saja meninggalkan gadis itu, tapi Miyeon tak tinggal diam, ia mengejar Rio sambil berlari kecil karena langkah kaki nya kalah lebar dengan pemuda itu.

"Rio mau kemana?" Seru nya sambil berlari

"Membeli obat sesak" jawab Rio tanpa menghentikan langkah nya, atau pun menoleh pada gadis di belakang nya.

"Kamu tidak boleh meminum obat sesak, karena kamu habis meminum soju tadi" teriak Miyeon mengingatkan Rio, pria itu mendongak, menahan agar air mata nya tak menetes, tapi gagal, karena ia sudah terlanjur menangis semenjak diseret Miyeon keluar dari kedai tadi.

"Aku tidak sanggup lagi Miyeon-ie, rasanya seperti ada ribuan jarum yang menusuk-nusuk dada ku setiap kali aku menarik nafas" ujar Rio yang kini menghentikan langkah nya, Miyeon pun mendekat, menarik tangan Rio dengan lembut dan membawanya duduk di tepi jalan.

"Terik nafas dalam-dalam melalui hidung, lalu hembuskan berlahan lewat mulut mu" ujar nya, sambil menekan punggung Rio, agar ia duduk tegak sempurna, pemuda itu pun menuruti nya, tapi nafas yang keluar dari mulut Rio adalah nafas yang memburu, tersengal, karena ia mati-matian menahan diri untuk tak terisak.

"Ingin sekali aku memeluk nya, sungguh, lima tahun aku menahan rindu, dan saat rasa ini bertemu dengan pemilik nya, ternyata tak berbalas" ucap Rio, setelah ia merasa lebih tenang.

"Kamu mencintai nya?" Tanya Miyeon, Rio menunduk, memainkan jari-jari tangan nya dengan gelisah, lalu mengangguk lirih.

"Dia tahu perasaan mu pada nya?" Rio menggeleng.

"Kenapa kamu tak mengungkapkan pada nya dulu?"

"Karena aku ada Irene"

"Lepas salah satu"

"Aku tidak mampu"

"Kamu tidak bisa memiliki dua hati sekaligus, siapa yang datang paling akhir, harusnya dia yang kamu pilih"

"Kenapa begitu?"

"Karena jika sudah ada cinta yang kedua, berarti tak ada lagi rasa untuk yang pertama, kamu takut melepas Irene karena tak ingin menyakiti nya bukan? Tapi justru itu jahat, karena kamu diam-diam mencintai gadis lain dibelakang nya" Rio terdiam, dalam hati, ia memang membenarkan kata-kata Miyeon, gadis itu menatap iba wajah samping Rio yang sembab, dalam hatinya mulai di serang desiran aneh setiap menatap wajah pemuda itu.

"Karena jika sudah ada cinta yang kedua, berarti tak ada lagi rasa untuk yang pertama, kamu takut melepas Irene karena tak ingin menyakiti nya bukan? Tapi justru itu jahat, karena kamu diam-diam mencintai gadis lain dibelakang nya" Rio terdiam, da...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf jika aku terlalu cengeng di hadapan mu"

"Yaa, harus nya kamu malu dengan umur mu" ejek Miyeon ingin menghibur Rio.

"Yaa, kamu berani menggoda ku sekarang" Rio pura-pura marah, ia mendorong lengan Miyeon sampai gadis itu nyaris terjatuh dari duduk nya.

"Yaa, kamu sudah tua, lihat lah wajah sembab mu itu" Miyeon semakin menjadi, ia lalu berdiri dan berlari menjauhi Rio sambil tertawa terpingkal, Rio pun mengejar nya.

"Apa kata mu? Coba ulangi sekali lagi!" Teriak nya sambil mengejar Miyeon ke tempat dimana ia memarkirkan mobil nya tadi.

"Kamu jelek" ejek Miyeon menjawab tantangan Rio tadi, gadis itu menoleh dam ternyata Rio sudah tepat berada di belakang nya.

Bruk

Rio berhasil menangkap Miyeon yang tawanya kian renyah terdengar di telinga Rio, ia terdiam menatap wajah Miyeon, yang sedari dulu belum pernah ia lihat sedekat ini.

"Kamu cantik saat tertawa seperti ini" gumam Rio tanpa sadar, tawa Miyeon langsung terhenti, ia mendorong dada Rio untuk melepaskan diri dari lengan pemuda itu yang melingkar di pinggang nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu cantik saat tertawa seperti ini" gumam Rio tanpa sadar, tawa Miyeon langsung terhenti, ia mendorong dada Rio untuk melepaskan diri dari lengan pemuda itu yang melingkar di pinggang nya.

"Ayo pulang, sudah malam" ketus nya untuk menutupi rasa malu karena pujian Rio, wajar Miyeon salah tingkah, karena selama ini, belum pernah ada namja yang memuji nya, Rio lah yang pertama, di dalam mobil, saat perjalanan pulang, Miyeon sengaja menatap keluar jendela mobil box Rio, agar pemuda itu tak melihat wajah merona nya yang sedari tadi senyum-senyum tak jelas.

Keesokan hari nya, Rio jatuh sakit, ia demam, dan terpaksa tidak bekerja, Tiffany memasang koyo pereda panas di kening si bungsu, sambil menyuapi nya bubur, Rio hanya pasrah, duduk dengan hidung memerah dan mata berkaca-kaca efek dari suhu tubuhnya yang terlalu tinggi.

"Kamu jarang sakit, tapi sekali nya sakit, membuat orang rumah khawatir" gumam Tiffany, Yoong datang setelah mengantar sang putri ke sekolah bersama sang istri, ia membelikan obat untuk Rio.

"Eomma, ini obat nya" ujar Seohyun sang menantu.

"Ne Hyunie, gumawo"

"Kami berangkat dulu eomma, cepat sembuh Rio-yaa"

"Ne, hati-hati"

"Gumawo noona"

Rio melanjutkan makan nya, dan Taeyeon pun datang sambil membawa sesuatu, minyak herbal, ia duduk di hadapan Rio yang bersandar pada headbed nya, menarik kaki kanan putra bungsu nya.

"Kaki mu dingin sekali" ujar nya, dan mulai mengurut nya dengan minyak herbal tadi, Rio memang jarang sakit, tapi jika sudah sakit, akan lama sembuh nya dan membuat orang rumah cemas karena dia hanya bisa terus mengerang dan tak sanggup beraktivitas.

Miyeon nampak menatap keluar jendela toko parfum tempat dia bekerja, menunggu Rio lewat yang akan selalu memberi nya sesuatu, entah sepotong buah semangka, mandu atau roti pau, tapi sudah dua hari, pemuda itu tidak lewat dan tak mengunjungi nya, rindu? Tentu, karena ia mulai percaya, nyaman dan menaruh hati pada pemuda itu, tugas Rio di gantikan oleh Yoong, dan baik ia maupun Miyeon tentu tak saling mengenal, gadis itu pun gelisah, dan tak ada yang bisa ia ajak bicara

Miyeon nampak menatap keluar jendela toko parfum tempat dia bekerja, menunggu Rio lewat yang akan selalu memberi nya sesuatu, entah sepotong buah semangka, mandu atau roti pau, tapi sudah dua hari, pemuda itu tidak lewat dan tak mengunjungi nya, r...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#TBC

Hati HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang