Dua hari ini, Rio jadi pendiam, tak banyak bicara seperti biasa nya, dan Miyeon yang harus memancing obrolan.
"Kamu tidak lapar?" Tanya Miyeon sambil menyantap kimbab pemberian ahjuma Oh, yang Rio berikan pada Miyeon, gadis itu menyantap nya dalam mobil saat diantar pulang oleh Rio dari tempat nya bekerja.
"Tidak" jawab Rio singkat.
"Apa pun masakan ahjuma Oh, selalu enak, aku menyukai nya"
"Dia sangat perhatian sekali pada mu"
"Uhum"
"Besok apalagi ya yang akan ahjuma bawakan untuk mu? Menurut mu kenapa dia begitu?" Rio menggeleng.
"Wonyoung apa kabar? Aku ingin berkunjung lagi ke rumah mu tapi aku malu"
"Rasanya pasti menyenangkan memiliki keluarga yang seakrab itu, tidak seperti kami, Sullyoon sangat pendiam, aku jadi sungkan untuk mengajak nya bercanda" Rio masih diam, tapi sesekali ia melirik gadis di samping nya itu.
"Aku habiskan ya?" Ijin Miyeon yang menyantap habis kimbab dipangkuan nya itu, setelah menelan nya, ia hendak mengambil botol minum di tas nya.
"Yah, habis" gumam nya, karena ternyata air minum yang ia bawa telah habis tak tersisa, Rio meraih botol minum nya diatas dasbor dan menyerahkan nya pada Miyeon, tanpa menatap gadis itu karena ia masih fokus mengemudi.
"Katakan sesuatu jangan hanya diam saja, dari tadi aku sudah mengajak mu berbicara tapi kamu mengabaikan ku" protes Miyeon, ia lalu membuka tutup botol minuman Rio dan meneguk isi nya.
"Aku ingin menikahi mu"
"Uuhhuuk . . ." Miyeon tersedak mendengar ucapan Rio, pemuda itu menepuk-nepuk punggung Miyeon untuk membantu nya, ia terdiam, lalu tertawa palsu.
"Kamu bisa bercanda juga rupa nya" kekeh Miyeon, tadi nya ia sudah ingin berteriak dengan ucapan Rio, tapi ia sadar diri, pemuda itu tak mungkin serius dengan ucapan nya, di tambah, Rio tak pernah menunjukan ketertarikan nya pada Miyeon, sering menggoda bukan berarti menaruh perasaan lebih.
Rio menepikan mobil nya, Miyeon berdebar, ia takut melihat wajah Rio yang berubah serius, padahal selama ini, ia selalu terlihat penuh senyum dan berimage konyol karena tingkah nya dulu yang mesum, kadang menyebalkan karena suka mencari perhatian.
"Usia ku tak muda lagi, sudah bukan waktu nya untuk bermain-main, aku serius ingin menikahi mu" Rio dan Miyeon pun berbagi tatapan serius, saat ini, usia Rio memang sudah memasuki awal tiga puluhan dan Miyeon berusia dua puluh empat tahun, masih terhitung muda, tapi juga pas untuk membina rumah tangga.
"Aku tak menjanjikan mu kemewahan, tapi aku akan berusaha untuk membahagiakan mu" kata Rio untuk meyakinkan Miyeon, karena dia pun juga bukan berasal dari keluarga kaya, jadi Rio tak bisa menjamin akan membuat Miyeon hidup dalam kemewahan, dan juga, kadang kebahagiaan tidak selalu di ukur dengan materi, Rio yakin akan hal itu.
"Miyeon-ie" suara lembut Rio menyadarkan Miyeon dari lamunan nya.
"Iya aku mau" jawab nya tanpa ragu, pertama, Miyeon memang sudah menyukai Rio semenjak kejadian dimana mereka bertemu Krystal waktu itu, kedua, usia nya masih terlalu muda dan belum berpengalaman jadi saat pria yang disukai nya melamar, ia langsung mengiyakan saja, tanpa bertanya apakah Rio melamar karena mencintai nya atau tidak, Miyeon masih terlalu polos dan lugu, Rio tersenyum palsu, ia menggenggam tangan kiri Miyeon.
"Aku akan membawa keluarga ku ke rumah mu secepat nya" janji Rio, Miyeon mengangguk bahagia.
Tak ada deklarasi cinta, tak ada kata jadian, mereka merasa sudah menjadi calon pasangan suami istri sekarang, Rio selalu menjemput Miyeon setiap pulang bekerja, dan keluarga Cho juga tak ada yang tahu jika Sullyoon menjalani profesi sebagai poter dipasar, hanya Rio yang tahu, tapi setiap Rio mengunjungi pasar itu, ia akan selalu mengajak Sullyoon makan di kedai langganan nya.
Rio sedang menunggu Miyeon di tempat biasa, ia mencari nomor kontak Sean untuk di hubungi.
"Hallo"
"Sean"
"Rio?"
"Ya, kapan datang ke Korea? Cepat lah, aku tak ingin kamu melewatkan acara ku"
"Acara apa?"
"Aku akan menikah Sean"
"Apa? Dengan siapa? Lalu Irene noona?"
"Makanya, cepat lah datang, biar aku ceritakan semua nya"
"Kapan kamu akan menikah?"
"Bulan depan"
"Baiklah, aku akan meminta ijin pada istri ku lebih dulu"
"Aku tunggu Sean"
"Ya ya, jangan menikah dulu jika aku belum sampai di Korea" ancam Sean, Rio terkekeh, ia lalu menutup sambungan telpon nya.
"Oppa menelpon siapa?" Tanya Miyeon yang ternyata sudah keluar dari toko nya, ia memang sekarang memanggil Rio dengan sebutan oppa, karena ia adalah calon suami nya.
"Hey, menghubungi Sean, aku meminta nya datang ke Korea sebelum kita menikah" jawab Rio.
"Ayo pulang, aku ingin bicara dengan ahjusi Cho" ajak Rio, ia lalu berdiri dan menggandeng tangan kanan Miyeon menuju ke parkiran, gadis itu tersenyum bahagia, tak lagi berwajah serius seperti dulu.
Rio mengemudikan mobil nya, menuju ke sebuah supermarket, Miyeon pun dibuat bingung.
"Bukan kah oppa ingin bicara dengan appa, kenapa kita malah kemari?" Heran Miyeon.
"Besok keluarga ku akan mengunjungi rumah mu, dan bertemu dengan ahjusi dan ahjuma Cho, jadi kita belanja dulu untuk besok" kata Rio, Miyeon menatap Rio sendu, tapi juga memuja, karena belum menikah saja, Rio sudah berkorban demi keluarga nya, jika bukan Rio yang mengajak belanja, Miyeon tak tahu apa yang harus keluarga nya hidang kan untuk tamu spesial nya besok, Rio mengambil trolly besar, pertama yang ia ambil adalah beras, lalu meminta Miyeon memilih bumbu dapur dan sayur, Rio memilih daging sapi dan ayam, minuman, buah, dan roti kering.
"Oppa ini terlalu banyak" sungkan Miyeon
"Hyung dan Wonyoung, mereka sangat suka makan" beritahu Rio, Miyeon tersenyum lucu.
"Lalu ini?" Tanya Miyeon pada beberapa snack berukuran besar.
"Untuk Sullyoon" jawab Rio, mereka pun membawa belanjaan nya ke kasir.
"Tiga ratus ribu ₩on" ucap sang kasir, Miyeon terbelalak kaget, mendengar total belanjaan nya yang tak sedikit, ada empat kantong belanjaan, Rio menyerahkan dua kantong yang paling ringan pada Miyeon, sisa nya ia yang membawa nya ke mobil.
Setiba di rumah.
"Sullyoon-ie, tolong bantu unnie ne!" Seru Miyeon dari luar rumah nya.
"Ne unnie" balas Sullyoon yang segera berlari keluar menyambut unnie nya, Rio membuka pintu belakang mobil boxx nya, Sullyoon pun mendekat.
"Ini untuk mu" Rio menyerahkan kantong belanjaan berisi snack tadi untuk Sullyoon, yang langsung mengintip isi nya.
"Woah, gumawo oppa" girang Sullyoon tersenyum lebar, Miyeon pun ikut senang menatap wajah bahagia sang dongsaeng.
"Sama-sama, tolong bawakan ini masuk ne" Rio menyerahkan kantong berisi daging dan bumbu dapur pada Sullyoon, kantong berisi sayuran dan buah pada Miyeon, dan dia membawa beras yang paling berat.
"Apa ini?" Bingung ahjusi Cho melihat anak-anak nya membawa belanjaan ke dapur.
"Ahjusi" sapa Rio
"Hey nak, duduk lah dulu, sudah lama kita tidak bicara" ujar ahjusi Cho
"Ya, Rio juga ingin menyampaikan sesuatu pada ahjusi"
"Apa itu?" Miyeon muncul dari dapur, menyuguhkan minuman untuk Rio dan appa nya.
"Begini ahjusi, besok keluarga Rio ingin berkunjung, ahjusi" appa Cho terkejut, ia tahu apa tujuan keluarga Rio, tapi ia tak tahu jika putri nya ternyata menjalin hubungan dengan Rio.
"Tapi Rio, apa tidak punya sesuatu untuk di hidangkan besok, appa malu"
"Appa jangan khawatir, Miyeon sudah berbelanja tadi" Gadis sulung Cho selalu di buat terkejut dengan ucapan dan perilaku Rio yang tak tertebak, Rio yang sekarang sudah dewasa, tidak seperti lima tahun yang lalu.
#TBC