Epilog

817 103 6
                                    

Miyeon hanya menjadi ibu rumah tangga sekarang, membantu mertua nya mengurus rumah, dan suami nya, perut nya juga kian membesar, ia pun jadi merasa cepat lelah.

"Miyeon-ie, duduk saja sayang, biar eomma yang menyelesaikan nya" ujar Tiffany, ia tak tega karena sebentar lagi menantu nya itu akan melahirkan, jadi sudah kepayahan dalam melakukan aktivitas nya, Miyeon pun duduk sambil mengusap kening nya sendiri yang berpeluh, Rio pun keluar dari kamar, melihat sang istri kelelahan, ia pun mengambilkan nya segelas air putih.

"Minum lah" ia membantu Miyeon meneguk air minum nya.

"Gumawo oppa" lega Miyeon, Rio pun tersenyum, ia lalu menghabiskan sisa nya, kemudian membantu sang eomma, sebagai ganti nya, ia tak banyak bepergian akhir-akhir ini, karena kelahiran anak pertama nya tinggal menunggu hari.

Dan benar, pagi dini hari jam tiga, Miyeon membangunkan sang suami.

"Oppa" lirih nya.

"Hm?" Rio yang terlelap sambil memeluk perut besar sang istri dari belakang pun langsung merespon.

"Perutku mulas" adu Miyeon, Rio langsung membuka kedua mata nya, dan segera membawa sang istri ke rumah sakit.

Sesampai di rumah sakit, Miyeon di baringkan diatas ranjang, ia terus meringis menahan sakit, saat kontraksi menyerang nya, Rio langsung menghubungi keluarga nya dan keluarga sang istri, karena hasil pemeriksaan sang dokter, pembukaan Miyeon masih lama.

"Oppa" Miyeon meremas kaos Rio yang berdiri cemas di samping ranjang, ia pun mengusap kepala sang istri.

"Iya sayang, aku disini" jawab Rio khawatir, Tiffany, Taeyeon, Yoong, Seo dan Wonyoung pun datang.

"Bagaimana boy?" Tanya Tiffany.

"Baru pembukaan dua eomma" jawab Rio

"Miyeon-ie, kamu kuat berjalan tidak?" Tanya Seohyun, Miyeon mengangguk.

"Turun ya? Jalan-jalan, agar proses pembukaan nya lebih cepat" bujuk Seohyun, Miyeon membali mengangguk.

"Iya unnie" jawab nya.

"Rio, temani dan bantu istri mu" ujar Seohyun, Rio pun lantas membantu Miyeon turun dari bangsal, dan menuntun istri nya jalan-jalan dilorong rumah sakit, sesekali Miyeon berhenti, meringis menahan sakit sambil meremas kuat-kuat kedua tangan Rio yang menuntun nya, sang suami tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

"Bagaimana tuan?" Tanya appa Cho pada Taeyeon, ia bersama sang istri dan Sullyoon baru saja tiba dengan menaiki taksi.

"Menunggu pembukaan Miyeon dulu" jawab Taeyeon.

"Appa Cho, duduk saja dulu, semua baik-baik saja" Yoong meyakinkan mertua sang dongsaeng, semua menatap cemas dan khawatir ke arah pasangan Rio dan Miyeon yang kini posisi nya sang istri menyandarkan tubuh belakang nya ke tubuh suami nya, sambil meringis sakit dan meremas kedua telapak tangan Rio.

"Oppa aku sudah tidak kuat" adu Miyeon.

"Baiklah, kita minta perawat untuk memeriksa nya dulu" jawab Rio, kembali menuntun Miyeon ke kamar nya dengan tertatih.

Saat Rio memanggil perawat, Tiffany, eomma Cho dan Seohyun pun menemani Miyeon.

"Jangan banyak bergerak ne, agar nanti jahitan mu tidak banyak" pesan Tiffany sambil mengusap peluh sang menantu, eomma Cho sudah hampir menangis menyaksikan putri pertama nya kesakitan, Rio datang bersama seorang perawat, yang langsung mengechek nya.

"Sudah pembukaan enam, kami siapkan ruang bersalin dulu" ujar sang perawat, karena biasanya, jika sudah melewati pembukaan lima, enam, tujuh dan seterus nya sampai sepuluh itu proses nya tidak lah lama, setengah jam kemudian, dua orang perawat datang menjemput Miyeon, mendorong bangsal nya menuju ruang bersalin.

Hati HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang