13. Kekacauan Di Mulai

456 97 20
                                    

Rio akhir nya bisa kembali bertingkah, karena Irene tak lagi ikut ke toko mainan nya, tapi sekarang ia sibuk sebab toko nya ramai hari ini, Sean datang lebih siang dari sebelum nya, berjalan dengan santai nya.

Rio akhir nya bisa kembali bertingkah, karena Irene tak lagi ikut ke toko mainan nya, tapi sekarang ia sibuk sebab toko nya ramai hari ini, Sean datang lebih siang dari sebelum nya, berjalan dengan santai nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krystal, Joy, Yeri dan Wendy pun di buat tertegun dengan penampilan Sean hari ini, ia nampak berbeda sekarang, lebih tampan dan fresh.

"Apa ya yang membuat Sean oppa berbeda ya?" Gumam Yeri yang belum bisa mengalihkan tatapan nya dari pria yang tengah berjalan ke arah nya itu.

"Pagi oppa" sapa Yeri lebih dulu.

"Pagi Yeri, pagi semua" balas Sean, senyum nya mampu membuat para gadis di toko Krystal tertegun.

"Oppa, aku melihat ada yang lain pada mu, apa itu?" Tanya Yeri mendekati Sean yang tengah membuka kunci pintu distro nya, Sean tersenyum lucu.

"Mungkin karena aku habis memangkas rambut" jawab Sean sambil menyisir rambut nya ke belakang dengan tangan kanan nya, Yeri pun terbahak karena baru menyadari nya.

"Ah iya, oppa keren" puji nya.

"Terima kasih"

Rio mulai beraksi, ia melangkah menuju ke toko baju Krystal sambil mengikuti seorang wanita pengunjung mall, dan tak berhenti menatap pantat nya dari belakang.

"Seksi sekali, pasti nikmat rasa nya saat. . ." Gumam Rio di depan Krystal dan anak buah nya, tapi ucapan nya terhenti karena Krystal keburu meraup wajah mesum Rio.

"Kamu tidak pantas berkata seperti itu jika nyali mu masih tertinggal di rumah" ejek nya, Yeri, Joy dan Wendy pun terbahak mendengar nya.

"Ck" dan Rio berdecak kesal.

"Sean juga tak berani menunjukan nya pada mu" balas Rio

"Tapi dia tak semesum kamu" ucap Krystal.

"Lihat siapa yang datang" Joy menunjuk dengan dagu nya me arah belakang Rio.

Irene datang ia hendak berpamitan pada Rio, karena dia akan pergi bersama keluarganya, sebab ada perlu, Krystal masih terdiam di tempat nya berdiri membalas tatapan Irene yang begitu dingin dan menyelidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Irene datang ia hendak berpamitan pada Rio, karena dia akan pergi bersama keluarganya, sebab ada perlu, Krystal masih terdiam di tempat nya berdiri membalas tatapan Irene yang begitu dingin dan menyelidik.

Irene datang ia hendak berpamitan pada Rio, karena dia akan pergi bersama keluarganya, sebab ada perlu, Krystal masih terdiam di tempat nya berdiri membalas tatapan Irene yang begitu dingin dan menyelidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio langsung kembali ke toko nya sambil tertawa garing dan menggaruk kepalanya yang tak gatal, dalam hati tentu ia takut jika Irene akan salah paham karena kecemburuan nya.

"Jadi berangkat?" Tanya Rio menghampiri sang kekasih lalu memeluk pinggangnya, untuk ia bawa masuk ke dalam tokonya.

"Menurutmu aku kemari karena apa? Yang jelas bukan untuk melihat kebersamaan mu dengan gadis centil itu" ketus Irene, Rio menghela nafas, ia malas berdebat, jadi memilih diam, dan merogoh saku nya, mengeluarkan dompet untuk memberi uang saku bagi kekasih nya.

"Awas saja, jika kalian berani bermain di belakang ku" ancam Irene setelah mendapatkan uang saku dari Rio.

"'Iya iya" pasrah Rio, ia lalu melepas kekasih nya itu pergi, dan di waktu bersamaan, Miyeon juga sedang lewat di depan toko Rio menuju ke toilet, gadis itu menjulurkan lidah nya mengejek Rio yang takut pada kekasih nya, tawa Miyeon sangat menyebalkan bagi Rio saat ini.

Rio menggaruk kepala nya dengan gelisah, film dewasa yang ia tonton sangatlah panas, itu sebab nya ia terangsang, ia pun mematikan nya, lalu mengembalikan ponsel milik Joy, dan menghampiri Sean yang tengah berdiri diluar toko baju bersama Krystal.

"Sean" panggil nya.

"Hm?" Sean dan Krystal spontan menoleh ke arah Rio.

"Seperti apa rasa nya bercinta?" Tanya Rio dengan wajah serius dan penasaran nya.

"Seperti saat kamu sedang bermain solo, tapi lebih nikmat dari itu, lebih puas juga rasa nya" beber Sean, Krystal mengerutkan kening nya mendengar jawaban Sean.

"'Kamu pernah melakukan nya?" Selidik Krystal, Sean hanya tersenyum tak menjawab.

"Aku penasaran" gumam Rio

"'Ya sudah, menikah lalu lakukan dengan istri mu" sahut Krystal.

"Belum waktu nya aku menikah" tolak Rio.

"Penakut, takut nikah, takut dengan pasangan" ejek Krystal, Sean terbahak.

"Tutup mulut mu atau ke bungkam dengan bibir ku" kesal Rio mengancam Krystal.

"Lakukan, asal di depan Sean" tantang Krystal, Rio menelan ludah, gugup, dan Sean semakin terbahak.

"DASAR GADIS CENTIL!" hardik Irene yang rupa nya kembali ke toko karena mainan untuk oleh-oleh keponakan yang akan ia kunjungi tertinggal di toko, Sean, Rio dan Krystal pun terperanjat.

Sret

Irene menarik rambut Krystal dengan tangan kiri nya, Rio pun langsung menahan tubuh sang kekasih, Sean menahan tangan kanan Irene yang berusaha mencengkeram dan menarik rambut Krystal untuk ia lepaskan.

"Biar aku beri dia pelajaran, dasar gadis penggoda" teriak Irene marah, mereka menjadi pusat perhatian, Rio mengangkat tubuh Irene dan membawa nya ke toko, ia lalu menutup toko mainan nya karena malu, Krystal terdiam dengan air mata pun mulai membasahi kedua pipi nya, Sean pun memeluk, dan membawa nya pergi.

"Wendy" panggil Sean

"Aku titip toko ku ne" ujar nya.

"Ne oppa" balas Wendy, Sean membawa Krystal pergi dari mall, dan Rio juga menutup toko mainan nya lalu pulang dalam kebisuan bersama Irene.

"Jika aku tak kembali, mungkin kalian sudah berciuman tadi" omel Irene dalam perjalanan pulang dengan Rio sambil memeluk pinggang sang kekasih dari belakang, karena mereka memang mengendarai motor milik Rio.

"Sebenarnya hubungan kita ini serius tidak Rio?" Sang pemuda masih terdiam tak mau menjawab.

"Segera nikahi aku jika kamu serius, jangan permainkan perasaan ku seperti ini, aku selalu merasa was-was saat jauh dari mu, jangan jangan kamu begini kamu begitu, aku selalu merasa ketakutan"

"Tunggu apalagi, toh keluarga kita juga sudah sama-sama merestui" Irene tak bisa berhenti bicara, Rio terus menatap kosong ke depan, tak menggubris omongan kekasih nya.

#TBC

Hati HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang