Joy, Wendy, dan Yeri masih tak percaya menatap kepergian Rio, yang memilih untuk tidak memperpanjang kontrak sewa toko nya, entah pekerjaan apa yang akan ia lakukan nanti, pindah ke mall lain mungkin, tak ada yang tahu, ketiga gadis itu berdiri di belakang Krystal yang menangis dipelukan Sean, mereka tak berani berkata apa-apa, dan memilih kembali masuk ke toko, dengan wajah tak bersemangat.
"Tempat ini akan sepi tanpa Rio oppa" ujar Joy
"Pasti rasanya akan membosankan" imbuh Yeri, Rio memang mesum, seenak nya, menyebalkan, pelit pada mereka karena tidak pernah mentraktir apa-apa, beda dengan Sean, tapi justru itu yang membuat ia disayangi orang-orang di sekitar nya.
Sean membawa Krystal ke distro nya, dan memberikan segelas coklat hangat buatan Sean sendiri, di toko mereka memang ada perlengkapan makan, persediaan minuman instan, camilan dan ramen instan, serta alat memasak air bertenaga listrik, untuk berjaga-jaga jika lapar atau haus dan malas keluar, Sean kemudian duduk disamping kanan Krystal.
"Rio bercerita pada ku, jika ia akan menikah dengan Irene, itulah kenapa ia menutup toko mainan nya, karena mungkin ia akan pindah ke Daegu mengikuti istri nya dan membuka usaha nya disana" jelas Sean, Krystal terdiam, wajah nya masih sembab sisa air mata.
"Kita sebagai sahabat harus mendukung keputusan nya bukan?" Krystal mengangguk, ia mulai menyesap coklat buatan Sean.
Hari pun berganti, sudah lima hari pasca kepergian Rio, hanya ada Sean yang masih setia menemani gadis-gadis pegawai di toko Krystal.
Ia tengah berdiri di depan toko Krystal, bersama Yeri, lalu datang lah Miyeon, yang hendak ke toilet.
"Oppa, kemana teman mu yang menyebalkan itu?" Sapa Miyeon pada Sean, yang disapa hanya tersenyum, belum sempat Sean menjawabnya, Yeri sudah menyahut.
"Dia sudah tak membuka toko nya disini Miyeon-ie, kamu merindukan nya ya?" Goda Yeri, Miyeon langsung memasang wajah masam.
"Tidak, dia bukan selera ku" balas nya ketus, Yeri terkekeh lucu dan Miyeon pun berlalu.
"Sepi ya oppa" gumam Yeri pada Sean.
"Iya, mungkin karena belum pada gajian" tebak Sean, Joy menyusul bersama Wendy.
"Aku rindu Rio oppa" imbuh Joy
"Jahil nya, mesum nya, konyol nya, justru itu yang membuat suasana di sini begitu hidup" gumam Wendy, ketiga nya menatap kosong toko Rio yang sudah tutup, Krystal ikut bergabung, ia menyandarkan dagu nya di bahu kiri Sean dari belakang.
"Dia sudah menikah dengan Irene" beritahu Krystal.
"Serius unnie?"
"Unnie bercanda"
"Aku tidak percaya" ketiga pegawai Krystal mengira Krystal bercanda.
"Aku tahu dari Sean" jelas Krystal, ketiga gadis itu pun menatap Sean penuh tanya.
"Iya, Rio sendiri yang mengatakan nya pada ku, jika ia akan menikah dengan Irene noona"
"Tapi kenapa dia tidak memberitahu unnie?" Tanya Wendy
"Tidak, aku malah senang dia tidak memberitahu ku" ujar Krystal.
"Kamu takut akan berbuat nekat?" Tebak Sean, Krystal terdiam dengan wajah sendu nya
"Jika aku tahu isi hati nya, aku akan memikirkan nya, tapi, akan percuma jika aku ingin merebut nya sedangkan dia tak ada perasaan padaku"
"Aku mencintai nya, entah padahal untuk gadis lain, mungkin Rio sangat menyebalkan, karena dia mesum, mata keranjang, semau nya, pelit, egois, jahil, semua sifat buruk namja hampir semua ada pada nya, tapi justru itu adalah daya tarik nya, dan aku tahu dia tidak seperti itu sepenuh nya, mulut nya bisa berkata sekotor apa pun, tapi hanya sebatas sampai di bibir, tak sampai ke otak nya, bahkan dengan Irene saja dia tak berbuat hal-hal yang aneh, bukti bahwa dia sesungguh nya menjaga perempuan yang dia sayangi bukan? Irene beruntung bisa memiliki Rio, dan aku iri, aku cemburu" jujur Krystal lirih, ia kembali menangis.
"Unnie, jangan membuat ku sedih" Joy ikut meneteskan air mata nya melihat Krystal menangis setelah mengungkapkan isi hati nya yang ternyata ia mencintai Rio dalam diam selama ini, semua terdiam saking kaget nya, kecuali Sean, karena ia sudah bisa menebak bahasa tubuh Krystal ke Rio, sebab mereka bertiga lebih sering menghabiskan waktu bersama, Joy, Wendy dan Yeri pun memeluk Krystal yang masih menopangkan dagu nya di bahu Sean dari belakang.
Siapa yang tak iba menyadari jika Krystal tersiksa saat Rio di kunjungi Irene kekasih nya, menahan cemburu yang tak ada seorang pun yang tahu, dua kali dipermalukan Irene hanya karena salah paham, bisa saja Krystal membalas Irene dengan sengaja memanasi nya memanfaatkan Rio yang polos, tapi dia tak mau, sebagai sesama wanita, ia tak ingin menyakiti hati Irene, sebaik itu ternyata seorang Krystal, yang Irene anggap centil, padahal bukan itu yang terjadi, bukan Krystal yang centil, dia sedang menahan diri untuk tidak lepas kendali pada Rio, padahal kesempatan begitu banyak.
"Unnie, masih banyak namja lain, Sean oppa misalkan" Hibur Joy, Krystal tertawa paksa, ia mengusap kasar air mata nya sendiri.
"Aku bukan selera nya Joy" balas Krystal bercanda menanggapi ucapan pegawai nya
"Tapi masih lumayan unnie, ada Sean oppa, yang selalu membuat kita semangat untuk berangkat bekerja" kekeh Yeri.
"Haish, kalian ini" protes Sean, ia kembali ke distro nya, karena ada sepasang yeoja dan namja yang masuk.
#TBC